cerita Panjang & Akhir yang Singkat

81 4 8
                                    

Pagi masih di selimuti kabut yang tebal, dihiasi rintik hujan dan awan yang mendung di langit raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi masih di selimuti kabut yang tebal, dihiasi rintik hujan dan awan yang mendung di langit raya. namun, Entah tidak tahu kenapa rasa nya aku tak ingin berlama-lama di berada dalam bilik kamar ku yang seharusnya menjadi tempat empuk dan hangat untuk menikmati pagi itu. Aku memilih untuk bangun untuk melihat ibu ku, membuat sarapan pagi untuk aku dan juga ayahku. Setelah melihat dan sedikit membantu ibu, aku bergegas keluar duduk di kursi di teras itu sembari menikmati segelas teh hangat kesukaanku.

Aku sempat merenung dan menatap ke langit-langit perihal hujan yang terus menerus merintik hampir semalaman suntuk.
Terkadang Hujan begitu deras, sehingga membuat atap rumah ku seolah-olah menjerit karena butiran hujan yang jatuh dari langit yang sangat tinggi. kita saja tidak tau jarak nya dengan bumi, ya mungkin kitanya sebegitu jauh pula perasaan aku jika kelak ada seseorang yang datang dalam kehidupan ku, itu yang ada dalam pikiranku. Hmmmmm. . . .aku sempat terseyum, membayangkan pikiran itu.

Tak lama berselang hari semakin mereda, aku masih saja duduk di teras itu. Tiba-tiba aku mendengar hantaman yang cukup keras terdengar di samping rumah ku.
Sontak saja aku langsung melihat ke arah suara itu, dan aku bergegas pergi ke tempat itu. Sebelum nya aku tak mengetahui kejadian apa yang sebenarnya menimbulkan suara itu. Setelah cukup dekat baru lah aku lihat bahwa ada seorang laki-laki yang terjatuh sambil berkendaraan.
Tanpa berpikir panjang, aku meminta nya untuk beristirahat dulu ditempat ku karena hari masih saja menurun kan rintik nya.
Aku cukup iba melihat keadaannya yang kotor karna terkena lumpur dan air. Lalu ayah dan ibu ku menanyai nya perihal asal usul nya.

Awal nya aku hanya sebatas cuek, karna pada dasarnya aku sama sekali belum mengerti tentang perasaan. Setelah dia bercerita panjang lebar ternyata dia salah satu mahasiswa yang baru tahun ini memulai studi nya di kota kami. Hari pun mulai reda, ayah dan ibu ku terus saja berbincang hangat dengan pria itu. Sesekali ku lihat pria itu memandangku, seolah-olah ingin bertanya. Tapi tak sepatah kata pun dia lontar kan kepadaku, mungkin dia malu karena disitu ada ayah dan ibu ku.

Aku juga tak begitu merespon nya karena itu hal biasa menurutku. Tidak lama kemudian, pria itu berpamitan kepada kedua orang tua ku sembari bersalaman, ya tentu juga bersalaman dengan ku.
Waktu bersalaman ku rasa sesuatu hal yang berbeda dalam diri ku. Jantung ku berdebar cukup kencang dan perasaan ku tiba-tiba tersipuh malu. Apa lagi ketika pria itu tersenyum kepada ku, sontak saja hati ku seolah-olah meraung-raung dan bergejolak gembira. Ha. . . .hahaha....
Untuk kali kedua nya aku dibuat tersenyum sendiri oleh alusinasi perasaanku. pria itu pun pulang, aku melihat nya sampai dia takterlihat lagi dari pandanganku.
Entah tak tahu mengapa, hati ini rasanya bergejolak. Mungkin saja, aku jatuh hati.
Aku bergegas masuk ke ruangan favorit ku guna menghayal lebih jauh. Tapi belum sempat ku berhayal ternyata aku baru ingat ternyata belum menanyai namanya.
Ya. . . .
Rasa kesal pun menghantui ku hari itu,
Sesekali aku memejamkan mata ku sembari berharap kelak aku bisa di pertemukan lagi dengan nya atau sekedar melihat nya dari kejauhan. . . .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Panjang dengan Akhir Yang SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang