📍Author
Meva mematikan alarm dan membuka matanya akibat bunyi alarm yang begitu nyaring. Saat hendak duduk dari tidurnya,Meva merasakan tangan kekar melingkar dipinggangnya erat. Memeluk dirinya dengan sangat possesive.Meva pun memutar otaknya,mengingat kejadian semalam. Ia langsung membulatkan matanya kaget dan berbalik arah,menatap Bryan yang tengah tertidur.
Pemandangan pertama yang disuguhkan pada Meva adalah wajah polos dan damai Bryan saat tidur. Yang dapat menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Tanpa sadar,tangan Meva terangkat mengusap lembut kepala Bryan.
"Aishh,apa yang kulakukan!" batin Meva kemudian menjauhkan tangannya dari kepala Bryan. Belum sempat Meva menjauhkan tangannya dari kepala Bryan,Bryan terlebih dulu menahan tangan Meva. Membuat tubuh Meva menengang.
"K-kau m-mau apa?" tanya Meva kaget+ketakutan. Sedangkan Bryan,ia menaruh kembali tangan Meva ke atas kepalanya. "Teruskan,aku menyukai nya" ucap Bryan yang masih enggan untuk membuka matanya.
Secepat kilat,Meva menarik kembali tangannya. "A-aku harus b-bekerja" ucapnya gugup.
Bryan pun membuka matanya,menatap lekat mata Meva. "Mulai hari ini,kau tidak perlu bekerja lagi" ucapnya enteng.
"Ternyata kau masih belum sadar rupanya" ucap Meva kemudian melepaskan rangkulan Bryan secara paksa. Setelah berhasil,Meva berdiri menghadap Bryan.
"Kau berdirilah,cuci wajahmu lalu pergilah dari sini" ucap Meva mutlak.
"Jangan bercanda,kau tidak boleh ada disini"
"Siapa yang bilang aku tidak boleh disini? Kau milikku dan tempat ini juga milikku" mendengar ucapan Bryan Meva mulai kesal.
"Wah,jinjja,yakk Bryan Henandra Putra bangun sekarang!!" teriak Meva kencang membuat Bryan menutup telinganya.
"Oke,oke,oke aku bangun" ucap Bryan yang dengan terpaksa bangun.
Meva pun mandi terlebih dahulu. Dan setelah itu giliran Bryan. Dan mereka pun akhirnya selesai mandi.
"Pulanglah,dan jangan kembali lagi. Aku tidak mau bertemu dengan orang gila seperti mu lagi!" ucap Meva mengusir Bryan. Bryan yang mendengarnya hanya tertawa tidak jelas. Entah apa yang menurutnya lucu. Kemudian berjalan mendekati Meva "Kau milikku Meva,dan aku akan dtang kesini sesuka ku. Jangan macam macam jika tak ada aku. Atau kau akan mendapatkan hukumannya. Ucap Bryan tepat ditelinga Meva dan diiringi dengan sebuah kecupan. Dan kemudian berlalu meninggalkan Meva. Sedangkan Meva setelah mendengar perkataan Bryan dan menerima kecupan. Ia langsung merinding.
"Wah,sungguh pria gila. Kesalahan apa yang kuperbuat dikehidupan sebelumnya sampai dapat bertemu dengannya dikehidupan sekarang ini" ucap Meva jengkel. Menyesali nasibnya yang harus bertemu dengan pria gila seperti Bryan. Dalam keadaan kesal Meva menutup pintu dengan kasar dan berjalan menuju tempat kerjanya.
**************
Setelah kembali dari kediaman Meva,Bryan mengganti pakaian kerja nya didalam mobil. Dan langsung melajukan mobilnya menuju perusahaannya. Tak butuh waktu lama baginya,ia pun segera memasuki area kantor. Semua orang yang melihatnya membungkuk memberi hormat pada Bryan. Hal itu terus terjadi sampai Bryan masuk keruangannya. Bryan pun merogoh sakunya mengambil sebuah benda mipih dan memencet beberapa digit angka lalu menekan tombol telpon. "Kau terus awasi dia,perhatikan tiap gerak geriknya dan laporkan padaku" ucap Bryan sambil memeriksa map-map laporan yang sudah menumpuk.
"....."
"Baiklah,hanya itu tugasmu. Lakukan sebaik mungkin,jangan sampai kau kehilangannya bahkan dalam sedetikpun. Atau kau akan tau akibatnya" ucap Bryan kemudian menutup teleponnya secara sepihak. Dan kembali fokus pada laporan yang ia periksa.
*********
Bedahalnya jika sore sampai malam Meva bekerja di supermarket. Maka dari pagi sampai sore ia bekerja di sebuah cafe. Pekerjaan demi pekerjaan terus ia kerjakan demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Permisi" ucap seorang pelanggan. Meva yang bertugas melayani pelangganpun datang mengahampirinya yang memanggil Meva.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" ucap Meva sopan.
"Tidak ada,aku hanya ingin melihatmu" Meva pun bingung mendengar ucapan pelanggan ini.
"Maaf tuan,tapi saya tidak mengerti apa yang anda maksud" ucap Meva sambil memandang pelanggan yang memanggilnya ini. Pelanggan yang dilayani Meva memakai masker hitam dan juga topi hitam.
"Kau Meva Pratama Isella bukan?" perkataan pria ini membuat Meva kaget.
"Bagaimana anda tau?" tanya Meva semakin bingung. Tiba-tiba,pria didepan Meva berdiri,lalu membuka maskernya dan menaikkan sedikit topinya sedikit. Betapa kagetnya Meva melihat pelanggannya ini.
"Yakk Immanuel Joshua" ucap Meva senang dan tanpa sadar memeluk pria yang bernama Immanuel Joshua ini. Matanya tanpak berbinar-binar. Meva memeluknya erat. Seakan-akan melimpahkan rindu yang selama ini ia tahan.
"2 menit saja,ah bukan 5 menit saja biarkan aku memelukmu seperti ini" pinta Meva. Immanuel hanya mengangguk membalas pelukan Meva dan tersenyum senang. Ekspresi yang tak kalah senangnya seperti Meva.
Tanpa sadar seseorang tengah memotret dan mengawasinya dari kejauhan.
Bersambung~~
Follow akun ini dan support biar Author nya semangatt yaa💓
Gomawo💜
Tinggalin jejak y kakak2 semuaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boy
Teen Fiction"jika ini kali pertama,mungkin akan sangat sakit. Namun jika ini bukan yg pertama,maka tidak akan terlalu sakit. Kau hanya perlu menahan dan menikmatinya." Bryan