Melawan Hati -Akaashi Keiji

59 5 2
                                    

Hiruk pikuk kota ini masih sama. Masih sama sama berisik. Masih sama berpolusinya seperti yang sudah sudah. Namun kata 'masih' itu tak cocok menggambarkan hubungan dua anak manusia yang saling menatap satu sama lain dengan netra memerah sebab tangis yang tak kunjung reda. Yang tak lain kamu dengan pemuda itu, Akaashi Keiji.

Tak ada kata yang terucap dari mulut kalian. Hanya mata yang saling menatap. Tubuh yang terpaku. Ingin saling mendekap namun sudah merasa tak pantas. Ingin mengecup namun diri merasa sudah terlalu kotor untuk saling menyentuh.

Dengan tangan gemetar Akaashi mencoba memegang tanganmu
"I'm sorry. Don't leave me again, please. Aku butuh kamu,"

"Ini bukan salahmu, kau tahu itu bukan? Ini salahku. Salahku bersama yang lain kala aku masih terikat bersamamu. Aku juga butuh kamu, jujur mungkin aku akan hancur jika tak bersamaimu lagi, Kei- ah maksudku Akaashi,"
Kamu mengalihkan pandanganmu ke arah lain. Air mata kian deras mengalir ke pipinya. Namun kamu berusaha tetap tenang, agar tidak terisak.

"Kalau begitu ini belum terlambat. Kita mulai lagi dari awal oke?"

Kamu menggeleng tegas menandakan hal itu tak bisa dilakukan.
"Tidak bisa. Hubungan ini sudah tak sehat. Aku bahkan tidak bisa menjamin aku bisa berada disisi yang sama terus menerus meski selalu kau abaikan. Aku tak sehebat perempuan lainnya, hati ini lemah. Aku butuh perhatian, aku butuh waktumu, bukan sekadar rindu yang tak berujung atau bualan tak jelas. Mari kita akhiri ini. Aku tak mau terluka lebih dari ini,"

"Haruskah? Apa tidak ada cara lain? Aku masih sangat menyayangimu,"

"Sayangnya tak ada. Mari saling melawan hati, aku juga masih menyayangimu tapi ini yang terbaik. Aku tak ingin terluka, aku juga tak ingin melukaimu lebih dalam. Aku juga tak ingin tenggelam dalam rasa bersalah. Mari kita akhiri sampai sini. Terima kasih 2,5 tahun yang menyenangkan." dengan tenang kamu melepas genggaman tangan pemuda itu Akaashi Keiji. Senyum sendu kamu perlihatkan pada sang mantan terkasih. Semua tahu ini berat untukmu. 2,5 tahun bukan waktu yang singkat tuk mengukir kenangan.

"Aku pergi," setelahnya kamu melangkah menjauh.

"Tunggu,"

"Apa lagi?"

Tak ada balasan Akaashi langsung menerjang dirimu dengan pelukan. "Biar seperti ini sejenak, aku akan merindukan hangat tubuhmu nanti jadi biar aku merasakannya untuk yang terakhir kali,"

"Mungkin tak seharusnya aku kehilanganmu, tapi tak apa mari saling melawan hati. Saling hancur sampai rasa ini lebur dengan sendirinya. Selama ini yang terbaik aku tak apa,"

Kalian sama sama terisak dalam dekap hangat yang terasa menyakitkan. Ya mungkin ini yang terbaik. Hancur bersama berharap suatu saat rasa itu akan lebur seiring berjalannya waktu.

Mungkin memang sudah saatnya kembali menjadi dua orang asing dan menjalani kisah masing-masing. Mulai dari sini kisah yang baru menunggu kalian.

__________________________________________

Selamat datang di buku ini. Bagi kalian yang gak sengaja kepencet atau emang sengaja nyari beginian.

Jujur gak paham nulis apaan tapi ya udahlah daripada imajinasi numpuk di kepala ya 'kan?

Semoga terhibur. Bye bye

Sekian terima gaji tehe~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot Haikyuu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang