Nailah baru saja keluar dari pintu minimarket tempat ia bekerja dan segera menuju jalan pulang.
Gadis bersurai panjang itu sedang berjalan dipinggir trotoar. Kedua telinganya disumbat dengan earphone yang terhubung dengan handphonenya yang berada di saku celana jeans panjang yang sedang dikenakannya. Kemudian dia memasukkan kedua tangannya didalam kantung hoddie putihnya.
Ditengah perjalanan gadis itu melihat pria mengenakan hoddie hitam, celana jeans panjang hitam, masker hitam, juga sepatu hitam. Nailah diam sejenak. Pria asing terlihat mencurigakan dan nampak seperti mengawasi seseorang, tapi gais itu memilih acuh tak acuh, mencoba untuk tidak menghiraukannya. Dan dia melanjutkan perjalanan kulangnya.
Selang 15 menit gadis itu sudah sampai saja dirumah. Dia mencari kunci pintu rumah disaku dan kantung hoddie. Hilang. Kuncinya tidak ada.
"Anying, gimana nih?" Gumamku.
"Permisi."
Terdengar suara berat dari seorang pria yang sumbernya dari luar pagar rumahnya yang pendek. Dengan spontan sang gadispun menoleh kebelakang.
"Apa ini milikmu?" Tanya pria itu sambil menyodorkan sebuah kunci dengan mainan berbentuk hati yang lucu. Itu kunci rumah sang gadis.
"Lah, ini mah abang abang si paling item barusan," batin Nailah.
"Permisi?" tanya pria itu lagi.
"Aduh bang, iya makasih!" ucap Nailah sambil berlari kecil menuju pria itu dan mengambil kunci rumahnya. Dari balik maskernya pria itu terlihat seperti tersenyum. Itu terlihat dari kerut matanya. Tiba-tiba lria itu pergi meninggalkan Nailah yang masih membeku ditempat dengan segala rasa penasaran.
***
Gadis baru saja selesaj mandi. Dia berjalan menuju ranjangnya dan membantingkan tubuhnya keatas kasur. Beberapa saat setelah dia memejamkan mata sejenak, dia duduk, menggosok rambutnya yang basah dengan handuk. Matanya beralih pada jam dinding. Sudah pukul 11 malam.
Dia melempar handuk kesembarang tempat dan segera merebahkan tubuhnya dikasur. Tangannya menarik selimut sampai hampir menutupi seluruh tubuhnya, menyisakan leher hingga ujung kepala saja. Selang 3 menit dia menutup mata, tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu utama.
'Tok tok.'
Gadis tidak menghiraukan suara ketukan itu. Dia kembali menutup mata, namun suara ketukannya kembali terdengar, bahkan lebih banyak dan terkesan memaksa.
'Tok tok tok.'
Seketika emosinya meluap, dia menendang selimutnya dengan kasar dan segera berdiri meski dalam hati dia terus mengumpat.
'Siapa coba jam segini mampir kerumah orang? Ganggu aja.' batinnya.
Dia sedikit mengintip dari jendela dengan perasaan dongkol. Namun dia dikejutkan oleh sosok yang mengetuk pintu. Apa lagi jendela itu tepat bersebelahan dengan pintu utama. Diluar sana tepat didepan pintu terlihat seseorang dengan tubuh tinggi, dia memakai topeng badut yang cukup mengerikan, dia juga membawa pedang di tangan kirinya . Seketika tubuh gadis itu gemetar. Dia membeku ditempat. Dan nafasnya tercekat.
'Tok tok tok.'
Suara ketukannya kembali terdengar. Hingga membuat Nailah spontan meloncat dan menyenggol meja didekatnya.
'Anying! Napa sih gue mesti nabrak? Gimana kalo sesuanu itu sadar kalo gue ngintil? BEGOK ANYING BEGOK!' gadis itu memaki dirinya sendiri.
Untuk beberapa saat suasana menjadi tenang. Namun itu hanya sementara. Beberapa saat kemudian terdengar suara gagang pintu yang dipaksa dibuka.