Prolog

2 2 0
                                    

Aku menatap gundukan tanah itu dengan tatapan kosong. Hawa dingin dan rintikan hujan yang deras tidak membuat ku beranjak dari tempat ku berpijak.

Hari ini, tepat didepan mata ku sendiri. Kekasih ku dikuburkan dengan tenang.

Sangat tenang, hingga aku tidak bisa mendengar suara isak tangis yang sangat memekikkan dari orang-orang disekitar ku. Seakan telinga ku tidak berfungsi ketika mendengar semua itu. Bahkan untuk mendengarkan mami berbicara saja, aku tidak bisa.

Iya, aku tidak bisa menerima.

"Dek, Rinjani udah ga ada"

Omongan yang ku harap dusta itu membuat ku tertawa saat mendengarnya.

Hai, ayolah Mi

Aku sedang memakai jas pernikahan ku, aku akan menikah besok dan bahkan semua sudah siap.

Mami tidak boleh bercanda seperti itu.

Canda, yang ku harap hanya lelucon belaka malah membuat hati ku seperti terhantam batu keras saat itu juga.

Rinjani

Tubuhnya kaku bersimbah darah.

Bahkan, aku sudah tidak sadar ketika tubuhku langsung memeluk tubuhnya yang penuh darah,mengakibatkan jas pernikahan yang seharusnya ku pakai besok untuk menikah harus kotor karena darahnya.

Rinjani ku

Sudah tidak bernapas

Dan saat itu aku benar-benar kehilangan fungsi dari segala organ tubuh ku

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang