Sentana adalah sebuah tradisi yang lahir di kalangan masyarakat Bali, tradisi ini di latar belakangi oleh anggapan bahwa memiliki anak laki-laki adalah sebuah keharusan. Lalu apa itu sentana? Sentana sendiri berarti sebuah pernikahan dua orang manusia, laki-laki dan perempuan. Dimana pihak laki-laki yang ikut kerumah perempuannya, ini dilakukan bila keluarga perempuan tidak punya keturunan seorang laki-laki. Laki-laki dianggap sangat penting di Bali, karna ia yang akan meneruskan garis keturunan keluarganya, mengurus masalah adat istiadat dan menggantikan bapaknya terjun kemasyarakat untuk ngayah (bahu membahu).Aku adalah anak satu satunya dikeluargaku, yup aku seorang perempuan karna kondisi ini aku terpaksa harus menjalani tradisi sentana ini. Aku sudah mengetahui tradisi ini sejak kecil, orangtuaku mewanti wanti agar aku menikah dengan pria yang bisa sentana.
Namun hati ini jatuh pada seorang pria bernama I Made Pradana Putra, seorang yang bisa membuat hatiku bergetar saat pertama kali melihatnya. Kecintaannya pada kesenian Bali membuatku sangat terpana padanya. Pertama kali kami bertemu saat dia sedang pentas drama disebuah 'Pura' ia sebagai pemain gamelan yang handal, badannya yang atletis membuatnya terlihat menarik dimata para perempuan muda.
Saat itu aku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya, yang masih teringat jelas dipikiranku adalah senyum manisnya yang mempesona.
“Hai, boleh kenalan?” tanyaku dengan gugup
“Hai, boleh lah kenapa enggak?gw Made” jawabnya sambil mengulurkan tangannya
“Gw Lala” sambil menjabat tangannya
“Btw lu yang tadi main gamelan ya?Keren deh” kataku yang mulai sok akrab
“Hahhaha iya, kenapa emang?Keren apanya? Biasa aja kok”
“Keren lah artinya lu mau melestarikan budaya kita”
“Kayaknya itu memang kewajiban kita sebagai penerus generasi” katanya sambil berjalan menuju sebuah kursi dan aku hanya terdiam melihatnya.“Ngapain berdiri? Sini duduk” suruhnya
“Hah? oh oke”
“Gw liat lu duduk paling depan tadi, muka lu terpana banget apa gw ganteng?” tanyanya bercanda
“Hahhaha bisa aja lu nggak gitu kok, gw selalu kagum sama orang orang yang mau melestarikan budayanya, karna jujur aja gw nggak bisa, bahasa Bali pun gw nggak bisa” kataku sedikit curhat
“Hah seriusan nggak bisa?belajarlah mulai belajar dari hal hal kecil, atau coba cintai dulu pasti lama lama mau belajar” katanya
“Iya iya semua hal tuh berawal dari cintakan?” tanyaku
“Iya misalnya lu mau belajar gamelan, cintai dulu pemain gamelannya baru belajar.” katanya menggodaku
“Yeee ngaco deh, nggak gitu juga kali” sahutku“Btw nama lu Lala?nggak ada Bali Balinya?” tanyanya
“Itu nama panggilan aja, nama gw Ni Luh Putu Ayu Laras Wangi”
“Buset, udah ayu wangi lagi. kayak orangnya” godanya
“Ih apa sih nggak jelas”
“MADEEEEEE SINI COY” tiba tiba ada yang memangilnya
“Wah gw dipanggil tuh, gw duluan ya. Byee”
“Eh iya byeee”Setelah pertemuan itu aku hanya bisa terus tersenyum sampai apartku. Aku tinggal sendiri disini, mama dan papaku tinggal diAustralia karna bisnis papa ada disana. Aku terbiasa hidup sendiri, keseharianku hanya kekampus dan diapart, aku tak melakukan kegiatan lain kecuali kakak sepupuku mengajak sembahyang disuatu ’Pura’ atau ketika aku bosan aku akan bersolo traveling.
Ting bunyi notif dari hapeku
‘I Made Pradana Putra started following you’~~~~~~
Hai guys ini tulisan pertamaku.
Kalau ada typo comment ya, jangan lupa Like nya supaya aku semangat Update. Trimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentana
Teen FictionTerjebak di situasi saling mencinta tapi tak bisa memiliki.