Chapter 1 : Book

1K 273 73
                                    

"A-Aduh ma, jangan sekarang dong. Mager nih." Y/n menolak ketika mamanya menyuruhnya pergi ke rumah sang nenek.

Bukan bukan, rumah itu sudah ditinggalkan seminggu yang lalu dikarenakan neneknya meninggal dan kakek ada di luar negeri, dirawat di rumah sakit.

Jadi, rumah itu tidak berpenghuni lagi. Makanya Y/n menolak. Selain mager, ia juga malas kalau harus kembali ke rumah itu yang dimana ketika ia kesana pasti akan teringat lagi tentang neneknya.

Sudah cukup ia menangisi kepergian sang nenek. Ia tidak mau lagi menangis dan membuat matanya bengkak.

"Kamu ini ya banyak banget alesan. Udah cepetan kesana, ambilin koper item di atas lemari kamar nenek. Itu isinya buku-buku penting." Kata sang mama.

"Ma, kenapa sih gak mama aja yang ambil?"

"Kalau mama bisa, mama gak akan nyuruh kamu. Mama sibuk banget. Tolong dong nak, masa gak mau nolongin mama."

"Ish si mama bisa banget bikin aku luluh. Yaudah iya, nanti Y/n kesana."

"Nah gitu dong. Cantik banget deh anaknya mama."

"Sa ae nih, haha."

"Yaudah, nanti mama telepon lagi ya."

"Oke ma."

"Hati-hati, sayang."

"Iyaaaa mamaaaaaa."

Tut

Panggilan terputus, Y/n menghela napas panjang.

"Si mama ada-ada aja." Gumamnya pelan.

Ia beranjak dari kasur menuju kamar mandi.




-----




Sekarang, ia sudah siap dengan celana panjang, kaos hitam polos, mantel, sepatu sneakers putih, dan tas selempang.

Mengunci pintu rumah sebelum bergegas pergi ke rumah nenek.

Udara diluar agak dingin walau matahari tengah bersinar. Y/n merapatkan mantelnya saat angin dingin mulai terasa.

Astaga~ Jika sang mama tidak menyuruh, sudah pasti Y/n sekarang sedang rebahan di kasur. Atau paling tidak menonton film di laptop sembari nyemil.

Sesampainya disana, ia menghela napas. Rumah yang dulunya sangat bersih, kini tampak sedikit berdebu dan tak terawat. Ah, ia jadi merindukan neneknya.

Ceklek

Pintu dibuka pelan. Didalamnya masih ada perabotan dan foto-foto yang terpajang rapi di dinding. Tidak ada perubahan.

Omong-omong, kunci rumah ini memang dipegang oleh mamanya. Disimpan di laci kamar mamanya itu, agar tidak hilang dan mudah dicari.

Y/n menutup pintu, lalu berjalan masuk lebih dalam. Ia naik ke lantai dua, dimana kamar nenek dan kakeknya berada.

Terdapat sebuah koper di atas lemari, persis seperti apa yang mamanya katakan.

Lemari itu terbuat dari bahan kayu berkualitas, dan tinggi juga. Jadi Y/n membutuhkan sebuah kursi untuk membantunya mencapai koper tersebut.

Ia mengambil kursi dekat meja rias, dibawa dan disimpan di depan lemari, kemudian naik ke kursi itu.

Tangannya menggapai koper.

"Ish! Kotor banget sih kopernya." Gumam Y/n agak sebal.

Ketika hendak turun, matanya tak sengaja melihat ke arah buku yang tampak agak usang. Ia mengambil buku itu, dan segera turun dari kursi.

Kopernya ia tiup sampai debu yang diatasnya hilang sebelum dibuka. Berisi buku-buku yang kata mamanya penting.

Y/n tidak tau itu buku apa, tapi ia dapat menyimpulkan bahwa itu seperti buku kedokteran. Hm... Entahlah..

"Nice banget. Sip, tinggal bawa pulang."

Koper kembali ditutup rapat.

"Em... Tapi ini buku apaan ya? Perasaan gue gak pernah liat buku ini di rumah nenek." Ujarnya saat lihat buku yang tadi ia simpan di samping koper.

Tangannya mengambil buku itu. Covernya berwarna biru tua dipadu dengan biru muda. Ada gambar seorang perempuan, namun gambarnya full black.

"Novel kah?"

Bertuliskan "Be An Assassin Girl" di depannya.

Iseng saja, ia membuka buku itu untuk meyakinkan diri bahwa itu adalah novel atau bukan.

Halaman pertama, masih tulisan judul disertai nama si pengarang, Raichaa Yuka.

"Raichaa Yuka? Nama apaan? Aneh banget." Matanya berotasi malas.

Halaman kedua,

Menggantikan posisi Ayse. Bisa pulang ketika cerita sudah tamat.

"Hah?"

Halaman ketiga, cerita dimulai.























Drap

Drap

Drap

Suara langkah kaki terdengar, membuat Y/n mengalihkan perhatian dari buku yang ia pegang.

Disekitarnya, perlahan mulai berubah. Rumah nenek berganti menjadi sebuah ruangan bercat gelap dengan lampu yang redup.

Di depannya, bukan lagi lemari besar milik neneknya, melainkan sebuah pintu besi.

Koper menghilang, tapi tidak dengan buku yang ia pegang.

"Loh? Kok....?"

Y/n melihat ke buku itu. Tulisan baru tiba-tiba muncul.

BAB 1 - ESCAPE FROM PRISON
(Melarikan diri dari penjara)










TBC

Gimana? Masih mau next??

Be An Assassin Girl : You X NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang