Maret, 20xx
" Dek? "
" Bangun, jangan tidur disini "
" Dek? bangun! "
" Lo sakit, dek? "
Berisik! Eh tapi, itu suara siapa? Aries segera tersadar. Ia membuka matanya pelan, silau. Mungkin karena efek matahari sudah naik.
" Gue ada dimana? ini bukan kamar kan, " batin Aries dalam hati.
" Eh?! " Setelah mengingat ingat, ia baru sadar akan sesuatu. Dia masih diruang tunggu; di sebuah Hospital. Aries mengingat ingat lagi, sampai—
" Keadaan orangtua saya gimana, dok?! " tanya Aries, volume suaranya naik beberapa oktaf. Pada seorang lelaki yang dari pakaian nya bisa ditebak jika laki laki itu adalah seorang dokter; dokter muda mungkin?
" Orangtua kamu? pasien kecelakaan mobil semalam ya? Tn. Lavendra dan Ny. Rosanne? " tanya si dokter, memastikan.
Aries mengangguk, " Gimana? " ulangnya lagi.
" Masih di UGD, dek. Tapi tadi lagi ditindak sama dokter Jib, kakak saya. " jawab si dokter, ia beralih pandangan ke ruangan UGD yang berada tak jauh dari sana.
" Oh, gosh. " lirih Aries. Pikiran nya mulai terbang kemana mana, mulai menyalahkan diri atas kejadian orangtuanya semalam.
" Ini salah gue, salah gue " gumam Aries menunduk.
" Dek, lo kelihatan pucat, mau sarapan? " ajak si dokter. Aries melirik sang dokter. Ia mengangguk.
☆☆☆Aries berjalan kaki hendak menuju sebuah Toserba. Ia ingin makan sesuatu; apa saja.
Toserba berada di sebelah ST Hospital; tempat orangtuanya "akan" dirawat.
Aries merongoh sakunya, untung saja, ia membawa uang. Ya, walaupun hanya dua puluh ribu.
Omong omong, dokter yang tadi namanya Rid. Dokter magang di ST Hospital. Kakaknya; dokter Jib adalah dokter VIP spesialis neuro; saraf. Dokter Rid tidak bisa ikut. Dia mendapat panggilan dari dokter yang lain. Kantin rumah sakit belum buka, ralat, lebih tepatnya tidak ada makanan. Mungkin, efek masih pagi? Orang jadi malas? i dunno.
" I—itu? " Aries menyipitkan matanya; melihat lebih jelas. Ia pun maju dan mendekat.
" Aiden? With? A girl?! " Aries tak percaya ini, no! nggak mungkin Aiden selingkuh!
Aries pun mendekat ke sebuah meja; tempat Aiden, kekasihnya. Yang sedang duduk, berdua. Dengan seorang gadis.
" Gue nggak pernah liat cewek itu! " batin nya. Untuk pertama kali, ia merasa kecewa dengan Aiden.
BRAK!
Aries menggebrak meja. Sontak Aiden dan si gadis langsung menatapnya. Bahkan beberapa pelanggan di meja lain pun ikut meliriknya, sinis.
" A—Aries? " See? Bahkan Aiden menggagu ketika bicara dengan nya. Ini efek kaget gue gebrak atau efek kaget karena gue cyduk?
" Apa? KITA PUTUS! " ucap Aries menekan dua kata terakhir. Bahkan sejujurnya ia tak mengerti mengapa ia tak bisa menahan diri agar dua kata itu tak keluar. Refleks, dan spontan.
" Ha? Nggak, nggak boleh putus! Lo harus denger penjelasan gue, Sa. " kata Aiden, ia berdiri; menahan lengan Aries, untuk jangan pergi.
" NGGAK! " Aries menepis tangan Aiden yang menahan nya, dan segera beranjak dari tempat itu. Oh, bahkan Aries lupa dengan sarapan nya.
" Aiden sialan! Toserba sialan! " batin nya tak suka.
Pelanggan di Toserba itu hanya menonton, melirik, dan ada juga yang tak peduli. Namun Aries, lebih tidak peduli dari mereka semua.
" Sialan, " gumam Aiden.
" Wow, daebak, semacam Ftv pagi ya? Tapi di real—life. " komen Kanya; si gadis yang sedari tadi menjadi penonton setia drama antara Aiden dan Aries.
" Bacot, Ini semua gara gara lo. " ucap Aiden, menatap tajam Kanya. Kanya hanya mengangkat bahu tak acuh, ia tak peduli.
☆☆☆
Hai guys! new story again! setarsdeiy mah, kapan nggak new story? kea nya ngga bakal ada cerita setarsdeiy yang tamat. Ya, gimana coba, author nya move on mulu :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
Teen Fiction" There's nothing. Just i'm stuck with you. "- Ariesa Anindia. " No. We stuck with each other, Sa. " - Raiden Alvaro. Ariesa Anindia as Aries Raiden Alvaro as Aiden 22.02pm. 𝚃𝚞𝚎𝚜𝚍𝚊𝚢, 𝟸𝟾 𝙹𝚞𝚕𝚢 , 𝟸𝟶𝟸𝟶