Present.

3.4K 139 11
                                    

“Ngeliatin aja.”

Seokmin terkekeh, lalu mengusak surai coklat milik keponakannya. Yap, siapa lagi kalau bukan Joshua.

“Cuma diliatin, adek manis sih.”

Seokmin dan kebiasaan lamanya. Dua orang itu memanggil satu sama lain dengan panggilan 'Kakak-Adek' bukan dengan 'Om' atau embel-embel lainnya.

“Manisan coklat, nih.”

Joshua melempar sebuah biskuit berlumer coklat kearah Seokmin, membuat baju pria itu kotor akan noda coklat. Mata Seokmin membulat, terkejut akan perilaku Joshua yang tidak semanis wajahnya.

“Joshie.”

Sang empunya nama berdecak. “Sorry.” balasnya singkat. Tidak diterima ditegur hanya karena alasan spele begitu. Seokmin hanya bisa menghela nafasnya perlahan. Joshua itu lebih keras kepala, jadi dia harus mengalah.

Sebuah usapan hangat diberikan oleh Seokmin, “Its okay.”

Tangan Seokmin bergerak menepuk pahanya sendiri, memberi isyarat pada Joshua untuk duduk disana. Joshua dengan senang hati beranjak dari tempatnya dan duduk diatas pangkuan Seokmin.

“Mau tau sesuatu ga?”

“Apa?”

“Kamu itu beneran lebih manis dari apapun, termasuk coklat.”

Pipi Joshua merona. Tangannya bergerak memukul dada Seokmin dengan sedikit kasar.

“Gembel.”

cup.

Sebuah kecupan manis diberikan pada bibir tipis milik Joshua. Yang penting kamu sayang.

“Cinta.

“Haha, iya maaf salah. Cinta maksudnya.”

Joshua mengangguk, lalu mengusalkan wajahnya pada dada bidang milik pamannya itu. Bersandar nyaman disana sambil memejamkan matanya.

Yap, mereka berdua sepasang kekasih. Ambisi Seokmin kecil berhasil membuat Joshua semasa SMA mencintainya hingga kini.

“Kak—”

“Hm?”

“A-aih.. Awas ga?!”

Tangan Seokmin bergerilya dibawah sana. Meremas bongkahan kenyal milik Joshua. Kini tangannya bergerak masuk ke dalam celana Joshua. Mengusap lubang ketat didalam sana dengan sensual.

“Joshua mau punya anak ngga?”

“Hmm? Mau..”

“Anak dari aku?”

“Dari orang.”

Seokmin berhenti menggerakan jarinya, membuat Joshua bangun dan menatap wajah datar Seokmin.

“Joshie.”

“Kakak orang kan? Aku sih mau aja hamil anak kakak.”

Joshua ini, mulutnya, benar-benar licin.

“Kalau gitu, ayo kita bikin kamu hamil.”

Seokmin menyeringai, membuat Joshua sedikit memundurkan tubuhnya. Tangan Seokmin mencengkram kuat dagu milik Joshua, membuat sang empu meringis kesakitan. Netra miliknya menatap tajam netra coklat milik Joshua.

“Kakak-ku hamil kamu. Dan kamu akan hamil anakku.”

Hmphh—

kid. ( 18+ ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang