PART 1

156 16 6
                                    

Lihat aku, Saat melihatmu, mintalah aku mengakui perasaan dan cinta dalam hatiku, diantara banyaknya pesaing yang ada di sekelilingmu. Suara angin di pagi hari yang membangunkan ku, membentuk harmoni.

Tay terbangun dari tidur nyenyak nya, sekarang dia tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus dimana dia menuntut ilmu bersama dengan kedua sahabatnya.

Hari ini kelasnya berakhir dengan cepat dan sekarang ia bersama yang lain sedang berada di kantin untuk mengisi perutnya yang sedari tadi sudah meminta untuk di kasi makan.

"Huhh... Gue laper banget", ucap New dengan mempout kan bibirnya membuat ku gemas dengan tingkahnya.

"Gak usah sok imut deh lu," seru Off yang merasa eneg melihat tingkah New.

"Iihhh,, Tee lihat tuh si Jumffol", "marahin dia Tee, ucap New dengan nada merajuk.

"Peng, sudah jangan di gangguin Hin nya kasihan", ucap Tay menengahi.

"Manjain aja terus, ucap Off sambil berlagak seperti orang muntah."

"Iyuhhh,, Bilang aja lu cemburu," ayo ngaku gak lu,"

Ogah banget gue cemburu sama lu," seru Off tidak mau kalah.

Tenang Hin sayangnya cuma sama Off kok", seru New dengan pandangan berbinar.

"Deg.. Ya tuhan tolong jangan sekarang," seru Tay sambil meremas dadanya.

"Peng lu kenapa?", Ucap Off yang melihat Tay meremas dadanya.

"Enggak kenapa, btw gue ijin ke toilet dulu ya," seru Tay langsung bergegas menuju toilet.

Sesampainya di toilet dengan segera Tay membongkar semua isi tasnya, "sialan di mana lagi tuh obat," please jangan sekarang".

Sakit yang Tay rasakan semakin menjadi-jadi dengan yang tangan gemetar Tay masih berusaha mencari di mana dia meletakkan obatnya, "Ya tuhan jangan sampai gue tumbang disini," ucapnya sambil terus mencari keberadaan obat tersebut.

"Arghhhhh.. itu obat kemana sih, kenapa tiba-tiba hilang".

Dengan susah payah akhirnya Tay menemukan obat tersebut, dengan segera dia mengambil beberapa butir dan langsung menenggaknya.

Nafasnya tersengal-sengal karena menahan sakit yang teramat di bagian dadanya. Dirinya bahkan kini terduduk lemas di dalam salah satu bilik di toilet tersebut.

Setelah beberapa menit akhirnya sensasi sakit yang Tay rasakan mulai berkurang, dengan perlahan dia bangkit dan keluar dari bilik toilet tersebut sambil merapikan penampilannya. Karena dia tidak mau sahabatnya curiga dengan apa yang menimpa dirinya.

Drtttt..drttttt...

Ponselnya berdering membuat Tay menghentikan langkahnya menuju tempat dimana para sahabatnya berada.

"Hallo Peng, ada apa?"

"Tee ini Hin, nanti kamu langsung pulang aja ya", aku pulangnya sama Off, maaf ya kita ninggalin kamu".

"Oke gak apa, maaf batreku low ucap Tay sambil mematikan ponselnya."

Dengan pikiran yang berkecamuk, dia memandang langit, sambil bergumam
"Mungkin kamu memang tidak di takdirkan berjodoh dengan ku New," ucapnya dalam hati sambil melanjutkan langkahnya menuju parkiran mobil, untung hari ini dirinya membawa mobil sendiri.

Selama perjalanan hanya ada kesunyian di dalam mobil Tay, Mobilnya berhenti saat lampu menunjukkan warna merah, Namun pandangannya kini tertuju kepada dua orang pemuda yang kini tengah tertawa bersama di atas motor.

Ya kedua pemuda tersebut adalah sahabat dan orang yang dia sukai, setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Dengan segera dia mengalihkan pandangannya agar tidak menambah luka di dalam hatinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MIRICLE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang