Chapter 2

27 3 1
                                    

Sekarang sudah jam istirahat. Simon, Lio dan juga Darel bahkan sudah menikmati jatah makan mereka masing-masing.

Untung bagi Lio ia sudah mengambil kartu pelajarnya kemarin ketika berkunjung mengelilingi sekolahnya itu

Jadi peraturan disekolah ini apabila ingin mendapatkan jatah makan ataupun meminjam buku di perpustakaaan harus menggunakan atau men-tap-kan kartu pelajar mereka.

Namun, biasanya ibu penjaga kantin tidak terlalu mempermasalahkan tentang kartu pelajar, asalkan wajah kalian sudah ia kenali dengan baik..

"So, jadi apa alasan lo pindah sekolah? Apalagi  ini udah pertengahan semester, gk biasa-biasanya ada murid pindahan" tanya Simon

"Nahhh baru mau gue tanyain. Emang gue sama elo tuh sehati banget ya Mon hahaha. Oh ya, kalo dilihat pun kayaknya lo bukan tipe-tipe berandal yang dikeluarin dari sekolah deh. Jadi...why gitu?" tambah Darel

Lio menatap kedua teman barunya itu lalu memasukkan suapan terakhir pada nampan makanannya sebelum menjawab pertanyaan dari Simon dan juga Darel

"Gue pindah karena ortu gue punya project kerjaan, sebelumnya pun gue juga sering pindah-pindah sekolah kayak gini. Cuman untuk sekolah kali ini gue lebih milih tinggal di sekolah asrama aja.Toh buat apa juga gue dirumah kalau ujung-ujungnya bakal sendirian juga? Mending gue di asrama, ketemu orang baru, suasana baru-"

Lio meminum jus strawberry yang ia pesan tadi sebelum kenbali melanjutkan ucapannya

"-dan lagi gue emang gk seberandal itu, tapi bukan berarti gue se suci yang kalian pikirin. Gue juga suka bolos kok, walau gk sering" tambah Lio

"Ohhh gituu" ucap Simon dan Darel bersamaan. Lio yang melihat itu hanya terkekeh lucu

"Kalian udah temenan dari lama?" tanya Lio

Simon dan Darel saling bertatapan sejenak kemudian Darel menjawab

"Yahh nyokap gue sama Simon tuh udah sahabatan dari zaman mereka kecil, bahkan rumah gue sama Simon aja bisa dibilang gk nyampe 10 langkah udah nyampe. Jadi bisa dibilang kita temenan dari orok ye Mon?"

"Yup, bahkan mungkin dari pas kita dalam perut nyokap kita masing-masing kali" ucap Simon dan Lio hanya ber-oh-ria

"Eh ngomong-ngomong kamar lo dilantai berapa Li?" tanya Simon

"Nahh gue aja belom tau tuh. Gue baru banget datang tadi pagi ke gedung asrama. Bahkan koper-koper sama barang-barang gue yang lain aja masih ada di lobby" balas Lio

Dan percakapan ringan pun berlanjut hingga tiba-tiba Simon berkata

"Btw lo kan udah sekolah disini, gue saranin nih yaa jangan pernah nyari gara-gara sama yang namanya Leon Basudewa" -Simon

"Hm? Emangnya kenapa?" tanya Lio penasaran

"Duh Liii pokoknya jangan deh. Ntu cowok misterius banget, apalagi ditambah sikapnya yang sedingin es. Hiihhh. Bahkan roommate aja dia gk punya, rumornya sihh dia rada-rada psikopat sadis gitu" tambah Darel sedangkan Lio hanya terkekeh mendengar cerita dari kedua teman barunya itu

"Hahaha kalian ini. Mana ada psikopat yang sekolah di sekolah elite kayak gini. Ngaco!" ucap Lio

"Dih kampret ni bocah. Dikasih tau ngeyel. Kalo lo sekamar sama dia gue gamau ya ngasih tumpangan kamar buat lo. Biar tau rasa lo" hardik Darel

"Hahaha iyaiya sorii. Emang Leon Leon itu dikelas mana sih?" tampaknya Lio mulai penasaran

"Dia dikelas 11 MIPA 1, sumpah untung dia gk masuk kelas kita. Bersyukur banget gue" ucap Darel

GeschlossenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang