1. Aku, Hidupku, dan asrama

296 46 28
                                    

Namaku Renjun, usiaku 8 tahun. Aku adalah seorang murid di salah satu sekolah. Aku seperti anak-anak yang lain nya, Makan, sekolah, main, tidur, dan lain sebagainya.
Hanya saja aku tidak memiliki banyak teman, bahkan di sekolah, aku sama sekali tidak memiliki teman. Aku beruntung memiliki Lin dan Yue yang selalu menemaniku dari saat aku bangun hingga aku terlelap tidur.
Lin dan Yue adalah teman yang paling mengerti aku, mereka datang kapanpun aku mau, ingin sekali rasanya aku mengunjungi rumah mereka, tapi mereka selalu berkata "Belum saatnya, Renjun."

Sejak aku berteman dengan Lin dan Yue, orangtua ku tak jarang memarahiku, bahkan menganggapku gila. Sepertinya kedua orang tuaku memang tidak menyukai Lin dan Yue. Memang mereka berdua anak yang sangat nakal, suka berlari kesana-kemari, bahkan pernah memecahkan Vas bunga kesayangan ibuku.

Hari ini bibi ku datang dari Amerika, namanya Bibi Yin.
Bibi Yin datang bersama anak laki-lakinya, namanya Charlie yg seusia denganku. Aku bangun pagi-pagi sekali dan memakai baju terbaik yg aku miliki. Aku sangat menantikan kedatangan Charlie, akan kukenalkan dia pada Lin dan Yue nanti.

***

Aku melihat pantulan diriku di cermin, aku sedikit terperanjat saat menyadari ada Lin disampingku.

"Lin?"

"Kau pasti akan bertanya kapan aku datang kerumahmu kan? Ibumu tidak mengunci pintu, jadi aku langsung masuk ke rumahmu?" Lin berbicara padaku sambil berputar-putar memainkan gaun yg dia kenakan.

Aku melirik kearah jendela yg memang letaknya berhadapan dengan pintu gerbang rumahku, kulihat pintu itu terkunci dengan rantai dan gembok yg masih terkatup. Aku sempat  ingin bertanya lewat pintu yang mana Lin masuk kedalam rumahku, tapi Lin memang anak yg nakal, jadi kupikir dia memanjat gerbang rumahku.

"Renjun, apa kau sudah makan?"

Aku menggeleng sambil mendudukkan diriku diatas ranjang

"Kalau begitu ayo makan!"

"Ibuku bilang, aku makan setelah ibuku pulang dari bandara, ibu akan membelikan ku makanan sepulang dari menjemput bibi ku."

"Apa kau tidak lapar?"

"Sangat lapar."

"Kalau begitu pejamkan matamu lalu sebutkan apa yg kau mau, dengan sekejap itu akan ada ditanganmu."

"Benarkah? Biar kucoba."
Aku memejamkan mataku, aku menyebutkan sandwich dalam hatiku. Tak lama aku seperti menggenggam sesuatu ditanganku.
Kubuka mataku perlahan dan kudapati tanganku tengah menggenggam sepotong sandwich. Aku memakan sandwich itu sampai habis, lalu meletakkan bungkusnya di meja samping tempat tidurku.

"Renjun, lakukan itu tiap kau lapar. Itu bukan sihir, tapi kau memang spesial. Do'a mu akan cepat dikabulkan."

Tak lama terdengar suara mobil orang tuaku memasuki halaman rumah, sebuah senyum terukir di wajahku, kutatap Lin yang berdiri membelakangiku, entah kenapa kurasakan hawa dingin merasuk kedalam tubuhku.

"Lin, sepupuku Charlie sudah datang, ayo aku ingin memperkenalkan dia padamu." Ucapku pada Lin yang masih berdiri membelakangiku.

"Jangan pernah lakukan itu, Renjun. Aku tidak menyukai anak itu."

"Kenapa Lin?"

"Sebaiknya jangan kau temui mereka."

"Tidak bisa, itu adalah bibi dan sepupuku."

"Kau akan mengalami hal buruk jika kau bertemu dengan mereka."

"Mereka tidak mungkin berbuat jahat padaku."

"Kalau begitu, temui saja mereka, dan aku tidak akan berteman denganmu lagi."

Aku berbalik ke arah pintu hendak meninggalkan Lin dan menemui bibi Yin dan Charlie, tapi saat aku membuka pintu kamarku, kulihat Yue sedang berdiri disana dengan gaun putih yg penuh bercak tanah, wajahnya sangat pucat, dengan jejak air mata di pipinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEHIND THE GATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang