Berharap aku bisa terbiasa dengan takdir yang akan datang nantinya.☆ ☆ ☆ ☆ ☆ ☆ ☆ ☆ ☆
" Sarapannya jangan ga di abisin." Ucap Nyonya Park, sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada. Lalu Memijat pelipisnya. Heran, kenapa anak yang berada dihadapannya sangat sulit untuk di ajak makan akhir-akhir ini?
Hana mengangguk, menuruti perintah ibunya dan segera melahapkan makanan yang sudah tersedia untuknya. Setelah makanannya habis, ia segera pamit ke ibunya untuk pergi ke sekolah.
" Ibu, aku pamit dulu ya " Pamit Hana sambil mencium punggung tangan ibunya.
" Iya, hati-hati ya. Yang bener sekolahnya Fokus jangan melamun, gausah mikirin yang udah berlalu. " Ucap nyonya Park mengingatkan sembari mengusap lembut kepala anaknya. Hana mengangguk di iringi dengan senyuman tipisnya, lalu segera berjalan menuju mobilnya. Hana pergi sekolah di antar oleh kakaknya yaitu Park Jisung.
Di sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya menciptakan keheningan, Tidak berniat untuk membuka topik pembicaraan. Hanya terdengar suara alunan musik yang berasal dari radio. Jisung yang sedang menyetir mobilnya sedikit melirik ke arah Hana yang sedang termenung sambil memperhatikan ke arah luar jendela mobil. Jisung tau apa yang menyebabkan adiknya itu terlihat murung belakangan ini.
Sejak sang kepala keluarga yang telah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya, Hana sangat sedih dan begitu terpukul saat kehilangan Ayah yang sangat dicintainya. Itu semua sudah takdir Tuhan, tidak bisa dihindarkan dan mereka harus bisa belajar mengikhlaskan kepergian Ayah kesayangannya itu.. . . . . . . . . . . . .
"Makasih kak udah mau nganterin. " Ucap Hana lalu segera keluar dari mobilnya.
Jisung hanya tersenyum miris, Melihat adiknya yang menurutnya sudah berubah. Tidak seperti sosok Hana yang ia kenal, sekarang Hana terlihat tidak banyak bicara dan memilih untuk menutup dirinya dari lingkungan.
.........
Hana menuju kelasnya dengan muka yang datar dan sedikit lesu. Melihat keadaan Hana seperti ini siapa yang berani mendekatinya? Tentu hanya akan membuatnya terganggu.
" Na, tunggu! " Panggil Seorang Laki-laki yang sedang berlarian menuju ke arah Hana. Hana yang mendengar panggilan suara dari laki-laki tadi hanya menengok, berniat mengabaikannya lalu melanjutkan langkahnya kembali.
" Hosh, kan udah gua bilang tunggu. Gua mau ngomong sama lo Na. " Ucap Seorang Laki-laki sambil mengatur nafasnya kelelahan. Ia menahan tangan Hana agar tidak meninggalkannya lagi.
Hana sudah lelah menanggapi Laki-laki yang sedang berada di hadapannya itu, menghelakan nafas lelah lalu membuka suaranya.
" Mau ngomong apa lagi? "
" Na Jaemin. "
-
TBC
______________________________________
Heyooo, Welcome Back everyone^^
Jika kalian ingin membaca chapter berikutnya, Jangan lupa untuk menekan tombol Vote. Thank you yang sudah vote and see you♡........
Park Hana🌙Park Jisung
Na Jaemin☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan
Teen FictionDunia ini terasa berhenti, ketika aku harus menerima kenyataan pahit yang di berikan Tuhan kepada kita. Ketika dunia menghianati harapan kita, disitu hati terasa hancur. Tapi itu semua terbalaskan dengan senyuman indah yang kau lukisan setiap hari...