Tik,
tik,
tik...
Bunyi rintik hujan yang perlahan-lahan menemani sunyinya senja.
Seorang laki-laki yang masih menggunakan pakaian kerjanya lengkap itu menghela napasnya kasar. Dia membuka payungnya dengan santai.
"Kenapa setiap aku datang, hujan ikut datang?!"
"Untung aku sudah siap payung." batin Benjamin.Sudah lama semenjak dia mengunjungi temannya. Tapi, entah kenapa setiap kali dia berkunjung, hujan selalu menemani dia.
"Aku gak pernah bisa ngabisin waktu disini lebih dari 15 menit gara-gara hujan sialan."
"Hmm, baiklah. Aku pamit ya. Mulai sekarang, aku akan lebih sering datang." lanjut Benjamin.
Benjamin berjalan menjauh dari kedua temannya. Dia memasuki mobil sedannya dan menaruh payungnya di bangku belakang.
Dia terdiam sebentar lalu menghela napasnya lembut. Tak lama, pandangan Benjamin menjadi kabur. Air mata berjatuhan membasahi lengannya yang menyilang didepan dada. Derasnya seperti menantang hujan diluar. Mencoba menenangkan dirinya, Benjamin memutar lagu dengan volume yang cukup kencang.
Sesampainya Benjamin di unit apartemen mewah miliknya, dia langsung membersihkan badannya. Setelah itu, dia menyantap pizza yang baru saja datang.
Benjamin tertawa singkat.
"Udah bertahun-tahun, tapi masih saja aku menangisi mereka?"
"Aku benar-benar benci perasaan ini."
"Haruskah aku mengikuti mereka?" batin Benjamin.Setelah dua slice pizza, Benjamin merasa perutnya sudah penuh. Atau mungkin, dianya saja yang tidak nafsu makan.
Benjamin membaringkan badannya di atas kasur lalu mengambil laptopnya. Dia membuka gallery dan melihat foto-foto yang ada didalamnya. Dia terhenti pada satu foto. Fotonya bersama kedua temannya.
Joanna. perempuan berparas cantik yang baik hati tetapi galak. Temannya yang satu ini adalah orang yang tegas dan juga penyayang. Dia pernah mencoba untuk membenarkan segala cara agar bisa bersama laki-laki yang ia cintai. Dan, ya, Joanna adalah perempuan yang Benjamin cintai. Benjamin rela menunggu 6 tahun untuk Joanna. Tetapi semua usahanya, penantiannya, ternyata sia-sia.
Chandra. temannya? musuhnya? Ah, Benjamin juga tidak tahu. Dia tidak pernah menganggap Chandra sebagai musuhnya, tapi sepertinya... Chandra berpikiran seperti itu. Chandra adalah orang yang sangat ceria dan santai. Tapi, dia selalu was-was didekat Benjamin. Mungkin karena Joanna adalah satu-satunya perempuan yang Chandra cintai. Jadi, Chandra merasa ada persaingan di antara mereka. Padahal tidak.
Di foto itu, Benjamin memberikan senyuman paling hangat sedunia. Joanna memberikan senyuman paling bahagia sampai menutup jarak diantara kelopak matanya. Dan Chandra, memberikan senyuman paling tulus yang penuh harapan.
Sekarang, Benjamin akan mengajak kalian untuk mengingat kembali kisah mereka. Karena kedua temannya itu sekarang hanya meninggalkan kenangan, mau tidak mau, Benjaminlah yang akan menyebarkan kisah ini.
black rainbow