Bonus chapter

82 8 1
                                    

"Kau yakin akan membawa Jihoon bertemu Yoongi Hyung" Jihyun menghentikan aktivitasnya--menggulung kimbab,saat Namjoon bertanya. Pria tinggi semampai itu memeluknya dari belakang meletakkan dagunya di pundak kanannya.

"Jangan khawatir Jihoon akan baik-baik saja Yoongi ingin melewati akhir pekan bersama Jihoon sebelum ia pergi meninggalkan Korea dua hari lagi"ucapnya meyakinkan Namjoon.

"Baiklah kalau begitu biarkan aku yang mengantarkan kalian" ucapnya sedikit mencuri kecupan di pipi Jihyun--sontak membuat ibu satu anak ini merona.

Tanpa mereka sadari aksi dua orang dewasa itu disaksikan oleh sepasang mata bulat nan lucu. Menutup mulut dan berusaha menahan tawanya nyatanya Jihoon terbatuk tanpa sengaja. Dan membuat ibu dan calon ayah sambungnya menoleh bersamaan.

"Jihoon-na sejak kapan kau ada disitu" Jihyun menghampiri putranya dengan wajah pura-pura tak suka. Betapa lucunya lelaki berusia lima tahun ini--bagaimana Namjoon tidak gemas melihatnya.

"Paman lain kali jangan mencium saat aku masih dirumah,itu tidak baik untuk mataku" cicitnya lucu.

Ya Tuhan bagaimana bisa Jihoon sepintar ini,sikapnya yang sok dewasa menasehati dirinya sangat lucu--begitu polos.

"Baiklah maafkan paman Jihoon-na,berarti saat kau tidak ada paman boleh mencium ibumu sepuasnya kan?" Namjoon melirik Jihyun sekilas namun dibalas tatapan mata tajam.

"Ayo kalian cepatlah duduk makan siang sudah siap" ucapnya mengalihkan rasa gugup karena tatapan seduktif Namjoon.
-----------------

Jihoon sudah berada di apartemen sang ayah--mereka akan menghabiskan akhir pekan ke taman hiburan.

"Jadi aku akan punya adik,tapi perut ibu tidak membesar ayah" tanya Jihoon bingung.

"Adiknya dari bibi Sujin" jelas Yoongi tersenyum ke arah Sujin.

"Bibi adiknya laki-laki atau perempuan" tanya Jihoon lagi.

Sujin duduk di samping Jihoon "kau ingin yang mana?"

"Yang mana saja aku suka" ucapnya dengan tangan mengelus lembut perut buncit Sujin.

Hati siapa yang takkan terenyuh melihat betapa tulus dan polosnya Jihoon. Seketika Sujin merasa sangat bersalah telah memisahkan seorang anak dari ayahnya.
-------------

Jihoon begitu gembira menaiki wahana permainan di taman hiburan sore ini--mereka hanya pergi berdua saja. Menikmati moment ayah dan anak sepuasnya,sebelum ia akan menetap di Kanada.

"Kau senang hari ini" Yoongi duduk di sebelah Jihoon sedikit mengatur nafas tampaknya sang putra belum merasa lelah sedikit pun. Benar-benar anak yang sangat aktif.

"Ayah.. Ayah tidak akan melupakanku kan"

Pertanyaan Jihoon sontak membuat Yoongi tertegun,putranya benar-benar polos. "Bagaimana bisa ayah melupakanmu,kau tetap putra ayah meski ayah memiliki anak dari bibi Sujin kasih sayang ayah tak berkurang untukmu" Yoongi memeluk Jihoon menahan airmatanya,ia tak ingin menangis di depan putranya.
---------------------

Yoongi dan Namjoon berpelukan sesaat--ia menemani Jihyun dan Jihoon mengantar Yoongi ke bandara. "Hyung,jaga dirimu" ucapnya menepuk pundak Yoongi.

"Kau juga--jaga Jihoon untukku dan Jihyun aku percaya kau bisa membahagiakannya" ucap Yoongi sekilas melihat Jihyun yang sedang memeluk Sujin.

"Tenang saja hyung,kupastikan dia bahagia bersamaku "ucap Namjoon penuh keyakinan.

"Jihoon-na sampai jumpa" Yoongi memeluknya erat rasanya berat harus berpisah dengan putranya,tapi ini memang sudah seharusnya.

"Baik-baik disana ayah,aku pasti merindukanmu" ucapnya sambil mengecup kedua pipi Yoongi bergantian.

Yoongi dan Sujin bergegas saat mendengar pemberitahuan pesawat mereka akan segera berangkat. Namjoon,Jihyun dan Jihoon melambaikan tangan bersamaan tanda perpisahan terakhir mereka.
----------------

Namjoon menggenggam erat tangan Jihyun--tangan halus itu begitu dingin. "Apa yang kau pikirkan,hm?".

"Tidak ada hanya waktu terasa begitu cepat berjalan" Jihyun menyandarkan kepalanya dibahu pria disebelahnya.

"Namjoon?"

"Ada apa?"

"Mengenai lamaranmu minggu lalu,beri aku waktu sebentar lagi"

Pria berlesung pipi itu tersenyum simpul mendengar ucapan Jihyun. Baginya Jihyun menerima atau masih memikirkannya pun ia tak keberatan semua tergantung dari keyakinan dan perasaannya. Namjoon tidak ingin Jihyun merasa terbebani.

"Aku mengerti dan aku tidak memaksamu untuk menjawabnya sekarang--aku tunggu kapan pun kau siap" ucapnya menenangkan.
------------------

"Jihoon kau sudah siap" panggil sang ibu.

Hari ini hari pertama Jihoon masuk sekolah bahkan semalam ia meminta diantar Namjoon. Sikap lembut dan penyayang Namjoon membuat Jihoon sangat dekat bahkan putranya tak ragu memanggilnya dengan sebutan "appa".

"Ibu aku sudah siap" Jihoon menghampiri ibunya. "Wah tampan sekali anak ibu" Jihyun merapikan kemeja dan dasi sekolah putranya. "Ayo habiskan dulu sarapanmu sebelum Namjoon appamu datang.
-------------

"Namjoon appa,kapan kita belajar bahasa inggris?" ucap Jihoon menagih janjinya pada Namjoon.

"Oh appa kira kau lupa" "hm,bagaimana kalau minggu depan" ucap Namjoon menegaskan lagi.

"Baiklah di rumahku saja nanti biar ibu buatkan sup pangsit kesukaan appa"

Namjoon tertawa kecil mendengar kata-kata polos dari bibir bocah laki-laki yang sudah ia anggap seperti putranya sendiri. Sekilas obrolan singkat saat ia mengantarkan Jihoon ke sekolah.
-------------

Les bahasa inggris singkat dari Namjoon ditutup lima belas menit yang lalu--dikarenakan Jihoon mengantuk. Namjoon membawa Jihoon ke kamarnya menidurkannya diranjang begitu hati-hati penuh kelembutan seorang ayah. Jihyun yang memperhatikan di dekat pintu tersenyum hangat,memang benar Namjoon sosok ayah pengganti yang tepat untuk Jihoon selain Yoongi ayah kandungnya.

"Ji aku sudah menidurkan Jihoon,kau sebaiknya istirahatlah--aku ada urusan di kantor sebentar" ucap Namjoon.

Jihyun mendekat tanpa sepatah kata ia langsung memeluk pria tinggi dihadapannya. Tentu saja Namjoon bingung akan sikap Jihyun saat ini. "Biarkan seperti ini,sebentar saja" ucapnya lirih.

Jihyunnya dalam mode manja dan Namjoon mengerti--suasana menjadi hening namun degupan jantungnya semakin kencang ia rasakan saat Jihyun berucap singkat dan itu sangat jelas ia dengar.

"Namjoon,aku menerima lamaranmu" <>
----------------

Ga tw bakal lanjut apa ngga

Yang jelas pengen aja bwt ini

Takut hilang dari kepala 😉

Oneshoot Story (Divorce) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang