2. FEELING'S

3 2 0
                                    

SORRY FOR TYPO

ENJOY IT.

.

.

.

Lala tengah berjalan menuju kelasnya. Ia tersenyum manis membalas sapaan orang-orang yang kenal dengannya.

"Lala." Lala berbalik.

'Njir, nyesel gue nengok.' Iya, Jeno yang manggil Lala. Dia jalan ngedeket.

"Pulang sekolah tungguin gue di parkiran." Setelahnya Jeno meninggalkan Lala. Lala cengo sampai seseorang menepuk bahunya.

"Kak Jeno ngapain nyamperin loe?"

"Nggak papa, masuk kelas yuk." Nara mengangguk. Keduanya memang mengambil jurusan yang sama. Selesai dengan semua mata kuliahnya mereka memutuskan untuk langsung pulang.

"Ampun bisa meledak nih otak gue."

"Lebay deh, Cuma gitu doang juga."

"Juanara Lee adeknya Mark Lee ketua BEM yang ganteng, loe tuh nggak tau gimana tersiksanya otak kalo tiap hari di ajak berpikir terus, loe tu----bla bla bla." Nara muter bola matanya malas. Dia jitak dahi Lala.

"Diem bego, malu diliatin orang."

"Woy kampret buru napa lama amat di tungguin." Teriak Mark nggak jauh dari mereka.

"Iya sabar napa sih." Nara mendengus kesal. "Loe bareng gue atau gimana?"

"Bareng aja deh, gue nggak ada jemputan."

"Yaudah ayok, keburu si Markus ngamuk." Keduanya hendak melangkah namun seseorang menarik tas Lala dari belakang.

"Eh,,,eh,,,eh,,, apaan nih?" Lala berbalik dan mendapati Jeno dengan wajah datarnya.

"Apaan sih Kak? Gue mau balik nih lepasin."

"Ra loe balik aja duluan, biar Lala bareng sama gue." Nara mengangguk kaku bingung sebenarnya.

"Oh,,, o,,oke." Jeno menarik Lala ke arah mobilnya.

"Lepasin woy gue bukan kucing, elah." Jeno membukakan pintu mobilnya untuk Lala.

"Masuk."

"Kasar banget sih Kak sama cewek."

"Hmm? Nggak yakin gue kalo loe cewek." Lala melotot.

"Sembarangan aja Kakak pikir gue cewek jadi-jadian." Jeno menatap tajam Lala. Ia mendekatkan tubuhnya, Lala memundurkan tubuhnya. Tangan Jeno terulur Lala memejamkan matanya.

Klik...

"Ngapain loe merem? Ngarep gue cium?" Lala membuka kelopak matanya menatap sebal ke arah Jeno.

"Dih siapa juga yang ngarep amit-amit dah." Lala mengalihkan perhatiannya ke arah jalan.

"Loe nggak mau tanya gitu gue bawa kemana?"

"Nggak, udah tau."

"Kemana?"

"Fitting." Jawab Lala lirih. Hening menyelimuti keduanya sampai di butik milik Mama Jeno. Mereka turun kemudian masuk ke dalam. Jeno terus melangkah menuju lantai 2 yang memang dikhususkan untuk gaun dan tuxedo pernikahan. Mamanya telah menunggu selagi melayani pelanggan yang datang.

"Mama." Deane menoleh, ia tersenyum.

"Eh, udah dateng?" Jeno mencium tangan Deane yang diikuti oleh Lala.

"Siang Tante."

"Ih kok panggilnya Tante sih? Mama dong."

"Hehehe, iya Ma."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY DREAM; YOU AND ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang