Hmm

95 14 10
                                    

Musim Semi 2014

Suasana di Seoul benar-benar ramai di musim semi ini, semua memulai sesuatu dari setelah diterpa musim hujan dan salju yang menghentikan kegiatan mereka.

Termasuk para pelajar & mahasiswa, hari ini mereka akan memulai kembali kegiatan PBM.


.
.
.
.
.
.
.


'Ngenggggg..."

Jalan memang tak terlalu ramai, namun suara kendaraan masih menguasai keheningan jalan.

Dari ujung jalan terlihat sebuah motor sport melaju dengan kecepatan lumayan tinggi.

Sedangkan di persimpangan ada seorang namja berhodie coklat menggunakan handset.

Namja yang mengendarai motor sport itu bisa kita panggil Jimin. Ia baru saja pulang dari pasar membeli sayuran untuk bahan-bahan toko sang nenek.

Awalnya, semua berjalan lancar, kecepatan kendaraan Jimin masih stabil walau sudah tergolong ngebut. Namun tiba-tiba Jimin dikejutkan oleh seorang namja yang menyebrang tanpa melihat kanan kiri, alhasil ia terpaksa mengerem mendadak,dan menyebabkannya terjatuh akibat ulahnya sendiri. Sayuran yg ia bawa berserakan,untung tak ada kendaraan yg lewat sehingga barang belanjaan nya yg berserakan masih bisa dipakai.

Kalian bertanya nasib pria berhodie,
ia terkejut dengan apa terjadi sehingga ia melepas aer Phone nya. Jimin menunjuk menggunakan raut wajahnya sesiung bawang Bombay yang berada dekat dengan kaki namja itu, seolah memberi isyarat untuk memberikan nya.

Bukan nya menolong, namja itu malah menginjak bawang itu hingga hancur dan tak layak konsumsi.

''Ya!! Br*ngs*k apa kau tahu aku bekerja mati-matian untuk membeli satu buah bawang itu" teriak Jimin kesal.

Bagaimana tidak, semua belanjaan nya sudah berserakan ditambah lagi  manusia itu  bukan nolong malah nyusahin.

Dengan wajah marah mau tak mau Jimin mengumpulkan belanjaan nya dan mendorong motor sport nya yang mati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

'Aisss , huf isss hiks hiks" tangis lirih itu menguasai pagi yg hening didalam sebuah toko.

''Aigoo ~urie Jimin apa yang kau lakukan hah. Kau tidak sekolah hmm" seorang wanita yang sudah tua keluar dari kamar nya setelah mendengar isakan dari seseorang.

Yap,tak lain adalah Jimin.Cucu semata wayangnya, belahan jiwa nya yang menangis karena memotong bawang.

Jimin, Park Jimin dia seorang anak yang dibesarkan oleh nenek nya. Yang ia tahu ayah nya pergi meninggalkan nya saat ia masih di dalam kandungan dan ibu nya meninggal kan nya saat ia berusia dua tahun.Anak yang harus bekerja keras demi hidup.

''Hehehe, aku hanya tak tega melihat Halmoeni menangis jadi biar aku yang mengupas nya" ucap Jimin sembari cengar-cengir.

''Ya sudah sekarang kau pergilah sekolah hom, biar Halmoeni yang mengerjakan nya" ucap sang nenek sembari melepas helm sang cucu dan mendorong nya pelan.

Yap, asal kalian tahu Jimin pakai helm untuk motong bawang. Katanya biar air mata gak keluar, tapi nyatanya sama aja.😂😂

''Cepatlah nanti kau terlambat" ucap Nyonya. Park kepada cucunya itu.

Namun Jimin masih belum pergi, ia mengangkat tangan nya, sang nenek sudah tahu apa maksud dari ni anak. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikan nya pada Jimin.

BROTHER (Why should it be her ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang