Dari cohort preditata tingkat elite, aku diturunkan jadi immunes lagi? Aku sama sekali tidak percaya pada apa yang terjadi dengan diriku saat ini. Ini semua terjadi begitu mendadak dan traumatis untukku hingga aku bahkan sama sekali tidak mengingat alasan Gubernur Harvan mengusirku ke bagian divisi Ranting Kiri, jauh dari Algares, tempat tinggalku.
Saat aku menapakkan kaki di peron stasiun yang kosong dan membawa aroma debu, aku terkejut melihat kereta yang menuju ke Oretsa. Kereta itu memiliki tubuh balok dari besi, tentu saja. Beberapa bagian dari kereta itu agak berkarat, bahkan beberapa bagian jendelanya pecah. Aku bahkan melihat bekas terbakar pada kereta itu, terlebih bagian dalamnya.
Kereta itu memiliki satu gerbong. Kereta yang tidak dibawa oleh siapapun itu, membuatku sejenak berpikir apakah yang aku lihat sekarang adalah kereta hantu.
Seorang perempuan, berpakaian rapih dengan jas hitam, rok ketat agak lebih rendah dari lutut, stocking, dan sepatu high heels nampak keluar dari sana. Suara dari hak sepatunya membuat gema di seluruh peron dan aku sedikit merinding pada matanya kirinya yang hitam, dan sepertinya dia berniat menyembunyikan mata kanannya dengan rambutnya yang panjang.
Konduktris itu mendekatiku dan bertanya dengan suaranya yang lembut, tapi tegas, "Apa kau adalah Chefar? Cheff Hardan?"
"Ya, aku adalah Chefar dari cohort elite preditata—"
"'Mantan' cohort elite."
"Hey, kau tidak perlu membenarkannya. Aku baru saja akan meralat diriku," Adalah apa yang sangat ingin aku katakan. Namun, nampaknya dia takkan peduli, dan sepertinya dia memang tidak peduli. Itu bisa dilihat dari matanya yang terlihat dihiasi kantung gelap.
Jadi, aku berusaha keras menyimpannya di dalam hati, meski itu sangat menyakitkan.
Dia menatapku dari atas ke bawah. Memperhatikan dengan seksama segala yang menghiasi tubuh laki-laki di depannya ini. Itu membuatku melihat lagi lengan baju jas kulit, kaos lengan pendek berwarna putih, dan jeans yang aku kenakan.
Cukup yakin bahwa ini adalah pakaian yang normal, tatapanku beralih padanya lagi dan aku jadi sedikit tidak nyaman. "Ada apa?"
"Tidak ada." Dia berbalik. "Ayo, kereta akan berangkat."
"Hanya aku?" Aku bertanya. Sungguh, di peron ini hanya ada aku seorang, selain dia tentu saja, dan kereta itu nampak sangat mencurigakan. "Hanya aku yang dipindahkan ke Ranting Kiri?"
"Bersyukurlah karena kau dipindahkan, Tuan Chefar." Dia mulai berjalan ke dalam gerbong kereta, lalu menatapku dari dalamnya. "Sekarang, tolong cepat, kalau kau tidak keberatan. Kita akan segera berangkat, sekarang."
Penekanan yang dia lakukan, dan mata hitam yang menusukku sangat dalam itu, membuat tanganku memperbaiki lengan tas yang menggantung di pundak dan berjalan ke arahnya. Waktu di dalam, pintu gerbong langsung ditutupnya, dan aku duduk di kursi terdepan yang tidak terlihat terbakar dibandingkan kursi bagian belakang.
Dia menatapku sejenak. "Tujuan kita hari ini, Farman."
"Farman?" Aku bertanya, "Kita tidak pergi langsung ke Oretsa?"
"Aturan baru yang mencegah kendaraan umum untuk pergi ke Ranting Kiri telah dikeluarkan," dia mengatakannya dengan sedikit sedih, "Sebenarnya aku juga tidak mau pergi ke sana meski Ranting Kiri sendiri adalah tempatku lahir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aaganitree
FantasySaat dirinya tersingkir dan dipaksa bertarung di tempat terjauh dari Pusat, Cheff Hardan menemukan kebenaran yang tersembunyi di dalam negara dengan lima provinsi, Aaganitree, dari seorang anak bernama Fortis. Dengan Manifestasi Kebencian yang semak...