Happy Reading!!!
song recommendations:
In Your Time - Lee Suhyun AKMUSelasa, 20 Juli 2020.
Perempuan dengan turtleneck berwana putih dilapisi coat dengan warna maroon itu berjalan dengan anggun bak seorang putri kerajaan. Sepatu Boots dengan warna senada berhentakan dengan baik ditengah musim dingin yang belum berlalu.
"Ahh Lama banget si, aku udah nunggu 10 menit, tapi kenapa belum dateng juga." Gerutu Jean.
Lee Jean, Seseorang yang selalu menyendiri dan tidak peduli terhadap lingkungan disekitarnya, kecuali ayahnya. Seseorang yang selalu hidup apa adanya, yang berbeda dari gadis lainnya. Dan point' terpenting, gadis yang tidak bisa membantah dari apa yang ayahnya katakan.
Jean kembali menggerutu serta menyumpah serapahi supir bus yang belum juga tiba. Ini sudah hampir telat 10 menit dari jadwal jam bus yang ditunggunya.
"Akhhh bisa telat kalo gini."
Mengacak-ngacak rambutnya yang sudah ia tata dengan rapih. Merasa frustasi karena menunggu bus tiba. Hari ini ia akan ada kuis bersama dosen kesayangannya, dan waktunya hanya tersisa 30 menit saja. Jika dirinya telat, lenyap saja sudah. Dosen kesayangannya itu, jika sudah berkata A maka dia tidak kan menggantinya dengan B.
Tanpa disadari, seorang pria yang berdiri di samping tempat duduk memperhatikannya sejak tadi. Melihat tingkah konyol jean yang menunggu kedatangan bus hari selasa ini.
Tersenyum kecil, bahkan terkekeh tanpa suara. Merasa lucu dengan tingkah gadis yang menggunakan coat berwarna maroon itu.
Sembari memegang coffee yang sudah hampir dingin itu. Yang hanya ia genggam sedari tadi, tanpa meminumnya sama sekali.
Memilih untuk membeli coffee dengan rasa yang berbeda. Pria bercoat-kan coklat hazel itu kembali ke kedai di samping halte bus.
"Caramel Macchiato satu." Ucapnya tersenyum dengan sopan.
"Baik, silahkan tunggu." Ucap sang barista.
Sembari menunggu pesanannya, pria berambut senada dengan coatnya itu, kembali memperhatikan sang gadis yang kini sedang menghentak-hentakkan kakinya.
"Dasar Aneh." Kekehnya, tersenyum geli.
Setelah mendapatkan pesanannya, ia kembali ke halte yang masih terisi dengan banyak orang. Menghampiri gadis berambut terurai tanpa ragu.
"Ini." Ucapnya sembari menyodorkan coffee yang baru saja ia beli.
Jean yang merasa aneh dengan pria didepannya hanya memasang raut bingung. Merasa takut dengan orang asing yang tiba-tiba saja memberikan secangkir coffee yang aromanya memikat indra penciumannya.
"Ambil, nanti kamu ketinggalan bus dan malah marah-marah gak jelas lagi." Kekehnya sembari menunjukkan kedatangan bus menggunakan dagunya.
Jean yang sudah menunggu-nunggu kedatangan bus pun mengalihkan perhatiannya.
"Kamu siapa?" Tanya Jean dengan nada jutek dan sinis.
"Siapapun aku, terima dulu coffee ini. Tidak baik menolak." Senyumnya.
"Kalo Kamu orang jahat yang berniat meracuni saya, bagaimana? Tidak, saya tidak mau." Ucap Jean.
"Aku bukan orang jahat, ambil aja. Kalo kamu keracunan karena minum coffee ini, aku akan tanggung jawab. Temui aku besok disini." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity (Oneshoot)
Teen Fiction"Pertemuan yang tak terduga, mengakibatkan perpisahan yang menyakitkan." Murni hasil pemikiran sendiri. ©Beerancz.