1.senja yang ku nantikan

39 3 4
                                    

Namaku camilyna putri asyifa , sebuah nama pemberian dari eyangku. Aku tak tahu pasti mengapa eyang memberiku nama ini yang pasti dia bilang, agar aku bisa menjadi obat seperti namaku .

Aku seorang gadis keturunan jawa yang mana adat nya masih begitu kental .ibukulah perempuan yang berdarah bangsawan .ayah dan ibunya asli penduduk jawa tepatnya di yogyakarta . sedangkan ayahku orang jepang campuran indonesia(katanya). Tapi aku masih tidak mengerti tentang mereka . aku hidup hanya bersama ibu dan eyang ku ,kakekku sudah 7 tahun belakangan ini meninggalkan kami ,tanpa kasih sayang seorang ayah . ibuku bilang ayah meninggal sejak aku berusia 2 tahun.tapi aku tidak tahu seperti apa raut wajahnya ,aku tidak pernah melihatnya sekalipun di dalam album foto pernikahan mereka.

Aku tidak pernah mencari tahu soal ayah karena usiaku belum genap 17 tahun kala itu .aku memang sudah lama sekali ingin mencari tahu tentang ayah. namun aku sudah berjanji akan mencari tahu lebih dalam sampai setidaknya usiaku menginjak angka 17 tahun . dimana di usia itulah aku sudah bisa dikatakan sebagai gadis yang sudah cukup dewasa dan berhak tahu siapa aku lebih dalam lagi,terutama soal ayahku yang sejak dulu pergi entah apa alasan sebenarnya . apakah benar sebab kematian atau kemungkinan lainnya yang masih belum bisa kupastikan kebenaran nya untuk saat ini.Bahkan namaku saja tidak sama sekali berbau jepang atau pun jawa. Tapi tak apa, nama ini adalah nama yang paling cantik .

aku biasa di panggil milly oleh teman temanku .entah kenapa tidak lyna atau asyifa saja? etahlah....mereka bilang panggilan milly itu lebih bagus untukku seperti permen milky candy ,manis seperti wajahku katanya.huh... memang mereka paling pandai memujiku.saat ini aku duduk dibangku sma kelas 1. Di salahsatu sekolah ternama dijakarta . smk N 1 Jakarta . tak mudah bisa menjadi salah satu siswa di sekolah itu.namun aku berhasil mendapatkan beasiswa untuk bersekolah disana . karena hal itu aku diharuskan pindah ke jakarta. aku dan ibu memutuskan untuk pindah ke jakarta dan beliau memilih meninggalkan profesinya sebagai seorang guru di salah satu smp negeri di kota jogja .tapi tidak dengan eyang ,,,, dia tetap memutuskan untuk menetap di jogja entah eyang bilang ia ingin fokus pada berkebun juga berternak dan kufikir udara di jakarta kurang baik untuk se usia eyang . awalnya aku ingin merantau ke jakarta sendiri karena aku ingin menlanjutkan sekolah di sana .... entah seperti suatu kebanggaan tersendiri bagiku bisa bersekolah di luar kota kelahiran ku. Tapi ibu tidak mengizinkan dia khawatir dengan ku . aku selalu di awasi ibu, mungkin karena aku anak semata wayang nya dan aku paham betul seperti apa perasaan ibu...

~------~-----~------~------~-------~--------~
Pagi itu aku dan ibu bergegas untuk pergi kejakarta menaiki kereta . ku tarik koperku perlahan menuju pintu keluar rumah. Sambil melihat sekeliling rumah dimana dirumah inilah aku lahir dan dibesarkan. seketika aku terdiam, mataku terbelalak dan langsung berlinang ketika mendapati eyang yang tengah duduk di bangku teras rumah dengan secangkir teh di atas meja.Eyang kemudian menghampiriku dengan raut wajah sedikit sedih namun tertahan oleh senyumanya .

"nak, jaga diri baik baik di kota orang , jaga ibu mu eyang titip ibu mu, sekolah yang pintar, buat ibu dan eyang bangga dengan prestasi mu ya nak doa ku selalu menyertai kalian .

Aku tak bisa berkata kata tanpa sadar air mata ini menetes perlahan.
Ku peluk eyang begitu erat " iya eyang , pasti " hanya kata itu yang bisa kuucap . hangat... sekali pelukan nya ,aku sayang sekali dengan eyang .tak tega rasanya harus berpisah meskipun aku sudah memastikan ada orang yang menemani eyang . ya, pembantuku sejak kecil ibu sri namanya . ku percayakan semua pada bu sri untuk menjaga eyang beserta tukang kebun kami pak yono yang suda cukup lama bekerja di rumah kami.

Tak membuang waktu lama aku dan ibu segera menaiki mobil. Kami di antar pak edi (supir kami) menuju statiun pemberangkatan .aku dan ibu pun berangkat menuju jakarta dengan membawa sejuta harapan .ku lihat bangku bangku kereta yang terisi penuh di sekelilingku .tapi kemudian

Tak hanya jarak yang meretak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang