-Destiny-

18 3 1
                                    

Aku terduduk di bangku taman, dengan alunan musik pop yang menenangkan.

Mataku tak lepas memperhatikan seorang pria dewasa dan ke-tiga anak laki-laki menggemaskan sedang menikmati es krim sambil sesekali tertawa karena lelucon yang mereka buat.

Lucu. Ya mereka sangat lucu dan menggemaskan.

Retinaku melirik note book yang sedari tadi ku pangku. Aku mulai membuka lembar demi lembar, memperhatikan foto yang ku ambil lalu iseng ku jadikan hiasan. Serta tulisan-tulisan yang menceritakan kisahku.

Kisah tentang diriku dan pria menyebalkan dengan senyum kotak yang menawan.

Baiklah...

Jika kalian penasaran. Akan ku ceritakan siapa pria itu.

Akan ku ceritakan lembar demi lembar yang akan menghangarkanmu pada kebahagiaaan.

-oo0oo-

"JIRA!!! LO MAKAN LOLIPOP GUE LAGI YA?"

Aku terdiam, kemudian menatap ke arah pemilik suara tersebut. Dia kakakku.

"lo tuh ngabisin permen gue mulu! Heran"

Aku masih diam, sambil menunjukkan senyum termanis yang ku bisa. Aku panik. Aku takut dia marah.

"hih, klo bukan adek udah gue lempar lo ke selokan depan rumah" suara beratnya yang semakin jelas membuatku semakin panik.

"ya maaf kak, tadi pengen yang manis-manis terus ngeliat tu lolipop di atas meja ya gue embat aja"

"huh, kamu tuh kebiasaan gak baik dek, lain kali izin dulu ya sayang. Gak baik ngambil tanpa izin"

"iya kak, maaf" pria tampan dengan senyum yang indah itu mendengus. Kemudian memelukku dengan hangat.

Jika kalian penasaran siapa sebenarnya orang itu. Dia jung hoseok, kakakku.

Dia menawan dan memiliku senyum yang sangat indah. Dia juga matahari dalam hidupku. Ya dia memang tampan tapi tetap saja tidak memiliki pasangan.

Sebentar, biarku ingat-ingat dulu kapan terakhir dia berpacaran. Ah, sudah sekitar 2 tahun yang lalu. Ku harap dia sudah bisa move on.

Dan jika kalian tanyakan apakah diriku memiliki seorang pacar atau tidak maka jawabannya adalah tidak. Jujur aku belum pernah berpacaran.

Aku pun hanya pernah sekali menyukai seseorang ah tidak, aku tidak menyukainya aku hanya mengagumi dirinya yang pemberani.

Heyy, tunggu sebentar aku normal kok. Hanya saja belum menemukan seseorang yang tepat.

"astaga kakak!!adek!! Mama panggil dari tadi gak nyaut ternyata lagi peluk-pelukan"

Aku dan kak hobi menoleh secara bersamaan ke arah belakang. Aku mendapati seorang wanita dengan baju daster sedang menatap tajam ke arah kami.

Ya...dia mamaku.

"maaf mah, gak denger tadi"

Tidak, itu bukan suaraku. Itu suara kak hobi yang ku tak tahu sejak kapan sudah berdiri di dekat mama.

Aku bangkit dan berjalan mendekati mereka berdua.

"maaf ma, tadi bener-bener gak denger"

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang