keesokan paginya ying terbangun dengan sakit kepala yang mengganggu dan mata yang kabur, mungkin karena terlalu banyak menangis semalam. Dia berbalik di sisi lain tempat tidur dan tersentak ketika dia melihat Wangji menatapnya dengan tatapan mematikan. Ying memberi salam "Selamat Pagi" tetapi salamnya diabaikan oleh pria yang lebih tua justru membalas tatapannya dengan menusuk dan masuk ke kamar mandi setelah meraih handuknya.
Ying yang melihatnya menghilang di dalam kamar mandi mulai menangis dan terisak cukup keras. Ying dibesarkan dari keluarga yang ketaat akan aturan, tidak pernah ada dalam kamus keluarga mereka untuk membenci orang lain. Baik itu musuh atau teman mereka, mereka selalu berdamai dengan keegoisan diri sendiri.
Namun, melihat Wangji tidak menanggapi salamnya sepertinya dirinya telah melakukan kesalahan terbesar. Ying tersadar dan dengan cepat berdiri dari kasurnya dan pergi ke dapur kecil segera membuat telur dadar dan teh untuk memberikannya ke wangji, meskipun ying sadar ini bukan kesalahannya dan bukan yang memulai semuanya, tapi dengan naifnya ying berpikiran bahwa dirinya lah yang menjadi orang yang meminta maaf terlebih dahulu.
Dia menyajikan telur dadar yang dia buat di meja kecil tempat mereka biasanya makan, dia duduk dan menunggu wangji keluar dari kamar mandi.
Setelah wangji keluar dari kamar mandi, ying segera berdiri dan mendekatinya dengan menyembunyikan ketegangannya. "Wangji-gege, Maaf tentang semalam, aku membuat sarapan ini untuk meminta maaf" ..
Ying berkata sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh tangan Wangji, tetapi Wangji dengan cepat menghindari tangannya dan menjauh darinya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun atau bahkan bertindak seperti tidak ada seseorang berbicara dengannya. Dia berdiri di depan lemari pakaiannya, membukanya dan mengeluarkan pakaian dan sepatunya, menatap Ying dengan tegas sekali lagi tanpa mengatakan apa-apa, dia mengenakan pakaiannya, mengambil tas dan kunci sepeda dan meninggalkan ruangan.
Ying berjongkok di lantai dan menangis. Selama dia tinggal dengan Wangji, dia tumbuh untuk melihatnya seperti saudaranya, terutama cara dia memperlakukannya seperti satu sama lain. Dia selalu memasak sarapan mereka setiap pagi dan mereka makan dengan gembira sebelum berpisah satu sama lain untuk pergi ke kuliah mereka. Terkadang wangji akan memberinya tumpangan dengan sepedanya tergantung pada waktu kelasnya dimulai dan juga membawanya kembali ketika mereka selesai dengan kelas mereka. Melihatnya memberinya tatapan dan punggung yang dingin seperti ini sangat menyakitkan baginya. Memang benar dia tidak bisa memberikan apa yang di minta darinya, tetapi itu tidak berarti wangji dapat berhenti berbicara dengannya atau mengabaikannya. Wangji lah yang harus menjadi orang yang meminta maaf kepadanya, bukan sebaliknya.
Ying tidak bisa begitu saja menawarkan tubuhnya, apalagi mengetahui keluarganya sangat menentang homoseksual. Selain itu dirinya bukanlah pelacur atau salah satu dari pacarnya sehingga dia dapat melampiaskan suasana hatinya. Dirinya bukan lah kekasih dan itu tidak akan pernah terjadi, karena dirinya ataupun dia sesama lelaki.
Ying pergi ke kelasnya sendirian, berusaha keras untuk tidak terganggu oleh apa yang baru saja terjadi di asrama dengan teman sekamarnya. Ying melihat dua temannya menunggunya di dekat kelas mereka, dengan cepat berjalan sedikit lebih cepat untuk bertemu dengan mereka sebelum Amy menggigit telinganya dengan keluhan yang seperti biasanya.
"Ying, kami sudah menunggumu hampir satu jam lamanya, apa yang kamu lakukan di kamarmu" Amy mencibir dengan cara yang biasa dilakukan oleh ibu ying saat memarahinya.
"Aku .. aku". Ying tidak dapat menemukan alasan dan di samping itu dia tidak pernah berbohong sebelumnya. Tetapi dia tidak bisa memaksa dirinya untuk memberi tahu mereka apa yang terjadi padanya. "Ying, apakah kamu sudah menangis, apakah brengsek teman sekamarmu itu melakukan sesuatu padamu?" .. Ning bertanya dengan penasaran saat dia melihat betapa bengkaknya mata temannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Destiney (Mpreg) Yizhan
Любовные романы"Bocah lugu yang polos dari kelurga yang taat akan aturan. Di terima di universitas dan dijadikan teman sekamar si bocah nakal yang berasal dari keluarga kaya. Dia mempengaruhi bocah naif dengan tidur bersama dia dan ketika hasil dari apa yang dia l...