Waktu itu, untuk kesekian kalinya dia VC denganku, Terlihat dia brsama keluarganya. Memang ini bukan yang pertama, tapi disini terlihat keluarga besarnya membahas masalah pernikahan, irfanpun memperlihatkan padaku segala hal yang telah dia dan keluarganya persiapkan.
Spontan aku diam membeku, aku tidak prcaya itu, apa dia benar-benar serius? meski sudah melihatnya aku masih tidak percaya itu dan mencoba menyadarkan diri dari mimpi yg indah ataukah buruk ini.
Saat kusadari ini memang nyata, spontan tanganku mematikan panggilan itu.
Gelisah sudah pasti, slama ini ku pikir dia brcanda saja, aku bingung harus apa, keluarganya bahkan terlihat sangat semangat sekali mempersiapkan acara itu, bahkan sedetail itu sudah dipersiapkan untuk acara lamaran dan pernikahan, Kufikir-fikir mungkin karna dia anak tunggal di keluarga itu.Hari-hari selanjutnya aku mulai Menjauhinya, takut melihat panggilan darinya, bahkan aku jarang membawa Ponselku kemanapun. Untung saja dia tdk pernah kerumahku fikirku, jadi dia tidak akan tau kemana harus mencariku. Entahlah yang kulakukan ini benar atau salah, yang prtama kali terlintas di fikiranku hanya menjauh dulu darinya.
Sudah beberapa hari aku berhasil menjauh darinya, tidak ada lagi bekas panggilan irfan di ponselku. Semoga saja dia tiba-tiba hilang ingatan dan tidak ingat semua tentangku, pintaku konyol saat Memandangi nomer kontaknya di ponselku.
*****
Hari pertamaku dengan perasaan lega setelah beberapa hari merasa was-was, dengan santai aku menjalankan kuda besiku menuju kampus yang lumayan jauh dari tempat tinggalku.
seperti biasa keadaan jalan yang cukup rame, namun kali ini lebih rame, sepertinya ada razia gabungan di depan sana fikirku, karena semua surat-surat dan hal lainnya Yangg kumiliki kurasa lengkap, jadi aku biasa saja.
Namun entah mataku yang salah lihat atau Bgaimana, aku seperti melihat dia, ya, sepertinya aku memang melihat irfan. Pakai seragam polisi? apa dia polisi? Atau lagi pawai pakai seragam polisi? Pikirku konyol lagi, padahal jalas-jelas disana ada banyak polisi yg tengah bertugas.
Pikiranku campur aduk, Mau puter balik atau trus? Ahirnya setelah fikir-fikir darurat akupun menepi cari tempat aman untuk sembunyi sementara, namun karena sudah terlalu dekat, dan sepertinya salah satu dari mereka telah melihatku, tidak menunggu lama salah satu polisi itupun menghampiriku.
Aku merutuki diri karena ketahuan, aku berusaha dengan cepat menutupi wajahku dengan bagian jilbabku yg ku buat cadar, di tambah lagi dengan helm yang kupakai, semoga saja dia tidak mengenaliku, gerutuku dalam hati, namun untunglah yg menghampiriku bukanlah irfan.
Setelah memeriksa semuanya akupun dipersilahkan melanjutkan perjalananku, di depan aku berpapasan dengan irfan yg tengah bertugas, tidak henti-hentinya aku komat kamit agar tidak di kenalinya.
Sekitar 20 menit kemudian aku sampai di kampus, dengan bernafas lega ahirnya aku bisa lolos tanpa ketahuan olehnya, tapi aku baru tau ternyata dia seorang polisi, berarti aku harus berhati-hati di jalan kalo gini, gerutuku.
Kalo aku nggak mau nikah sama dia, apa aku akan dipenjarakan ya? Aku tertawa mengetahui fikiran konyolku itu lagi. Emangnya menolak adalah suatu kejahatan? Tapi bisa jadi sih aku di penjara, fikirku lagi, tapi penjara hatinya. Haha...lagi-lagi aku tersenyum dan tertawa sendiri di balik monologku.
Next.......
Sudah part 2. Bagaimana kabarnya kawan-kawan smoga baik-baik aja ya😉. Semoga suka ya ceritanya, hehe maaf pendek.

KAMU SEDANG MEMBACA
Datangnya Dibalik Candaku
Cerita PendekBerawal dari obrolan kami yg selalu hanya kuanggap candaan namun tidak dengannya, bahkan segalanya sudah ia dan keluarganya persiapkan tanpa ku ketahui. Mungkin itu aja sedikit deskripsinya. Capcus langsung di baca aja😉