Semalam Kyungsoo menginap di kerajaan Baekhyun bersama putra mahkota lainnya. Benar kata Baekhyun, saat malam tiba, kerajaan Light begitu cantik. Cahaya dari lampu berkelap-kelip indah. Saat pagi menjelang, Kyungsoo sudah disambut sosok Chanyeol yang sedang bermain api di samping tempat tidurnya.
“Astaga, kau mengagetkanku hyung,” gerutu Kyungsoo. Ia bersandar pada tempat tidurnya.
“Aku tidak sabar menghabiskan waktu bersamamu. Entah mengapa aku merasa setiap detik begitu berharga. Kau tidak akan pergi kan Kyung?” tanya Chanyeol. Kyungsoo hanya tersenyum. Ia mengajak Chanyeol untuk keluar kamar dan bergabung dengan para putra mahkota.“Jadi kalian akan pergi berdua?” tanya Baekhyun. Kyungsoo dan Chanyeol serempak mengangguk.
“Wae?” imbuh Chen.
“Kalian pasti sibuk menyiapkan diri untuk menghadapi pertarungan besok, jadi aku hanya mengajak Chanyeol hyung,” jawab Kyungsoo.
“Kami lebih mengkhawatirkan apa yang akan terjadi nanti malam hyung,” ucap Kai.
“Kalian tidak perlu cemas, semuanya akan baik-baik saja,” balas Kyungsoo mencoba menenangkan suasana yang sempat menegang. Ini terkait dengan dirinya.
“Apapun yang terjadi nanti, aku harap kalian menerimanya. Ah, terlalu cepat untuk membahas ini. Kajja Chanyeol hyung,” ucap Kyungsoo berusaha menghindari tatapan sendu dari hyung juga dongsaengnya. Chanyeol mengangguk, ia menyusul Kyungsoo yang sudah berjalan terlebih dahulu.
“Aku jadi ragu, siapa yang akan tetap bersama kita?” tanya Sehun.
“Entahlah,” balas Suho.
Sesampainya di kerajaan Fire. Kyungsoo malah termenung. Ia duduk di pinggir kawah gunung berapi. Tidak ada rasa takut yang menghampiri karena kebimbangannya lebih mendominasi. Bahkan Kyungsoo hanya menatap Chanyeol yang berbaring di tengah kawah yang terus mengeluarkan uap panas. Kyungsoo baik-baik saja, Chanyeol sudah memberinya mantel khusus jadi ia tak merasa panas.
“Apa yang kau pikirkan Kyung?” tanya Chanyeol.
“Hyung, jangan bicara dari sana. Kemarilah,” balas Kyungsoo. Chanyeol tersenyum lantas beranjak bangun. Seluruh tubuhnya diselimuti api.
“Kau tidak takut jika gunung ini tiba-tiba meletus?” Kyungsoo menggeleng pelan.
“Aku lebih takut meninggalkan kalian semua....” lirih Kyungsoo. Beruntung suaranya tidak sampai di telinga Chanyeol.
“Sepertinya kau tidak menikmati tourku,” sedih Chanyeol. Ia menghampiri Kyungsoo yang sedari tadi bermuka masam.
“Aniya, ehmm.. bisakah aku melihat gunung meletus?” pinta Kyungsoo, sembarang memilih kalimat.
“Mwo? Kau ingin melihatnya?” tanya Chanyeol memastikan. Kyungsoo tersentak, ia salah bicara.
“Ah, ani.. mianhae hyung,” balas Kyungsoo merasa bersalah.
“Gwenchana,” timpal Chanyeol. Ia mengajak Kyungsoo menuruni lereng gunung. Berbahaya jika Kyungsoo terus disini.
“Apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Chanyeol. Kyungsoo terdiam sebentar.
“Hyung-aa, aku akan menyerahkan tubuhmu pada Dio,” jawaban Kyungsoo membuat Chanyeol menghentikan langkahnya. Dadanya terasa sesak, hatinya terluka.
“Kau yakin?” Kyungsoo mengangguk ragu, ia menatap Chanyeol dengan tatapan yang sulit diartikan. Chanyeol mendekat dan memeluk tubuh Kyungsoo. Tanah yang mereka pijaki sedikit bergetar.
“Gunung ini akan meletus jika aku menangis,” ucap Chanyeol. Kyungsoo tidak peduli, ia kini sudah menangis.
“Aku tidak ingin kehilanganmu Kyungsoo,”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power Of Miracle ✔
FantasyKehidupan Kyungsoo yang cukup menderita di perlakukan kasar oleh ibu tirinya perlahan berubah saat ia bertemu dengan makhluk asing... walau sempat ragu dan tak percaya tapi Kyungsoo merasa kalau mereka itu baik, tak jarang mereka menyelamatkan Kyung...