journal.

221 33 104
                                    

ignore timestamps.

gadis itu tengah memisahkan diri dari kerumunan, hendak menemani dirinya sendiri yang tengah dilanda sepi, dengan buku catatan hariannya, atau yang biasa disebut jurnal — yang masih belum tersentuh di pangkuannya.

teman-teman sepantarannya tengah asyik berpesta ria, sementara chaeyeon lebih memilih duduk seorang diri disini — di rumah pohon — sembari bernostalgia, membaca ulang tiap kata yang tertulis di lembaran jurnal hariannya.

daripada harus berdiri di tengah kerumunan, dengan lampu warna-warni yang secara liar menyapu seisi ruangan, chaeyeon lebih suka tempat yang tenang.

ah, membaca ulang tiap lembaran usang ini, membuat chaeyeon teringat masa dimana momen-momen bahagia dan sedihnya tercampur menjadi satu.

◾◾◾

R a b u,
6 Agustus 2020

chaeyeon menghela nafanya lega. sedari tadi, ia berjalan mengendap-endap, kemudian mengintip dari bawah jendela ruang vokal, hanya untuk melihat sang taruna berasma han jisung — sekaligus mendengarkan vokal indah yang keluar dari bibir sang pemuda tupai.

lelaki dengan pipi gembung yang kerap disebut mirip dengan tupai itu tengah memikat hati sang gadis.

namun, sepertinya lelaki yang ditaksir malah tak menyadari bahwa ada seorang gadis sederhana bernama lee chaeyeon di dunia ini. membuat chaeyeon percaya bahwa kenyataan sering kali pahit.

oh iya, chaeyeon baru sadar bahwa dirinya masih mematung di bawah jendela ruang vokal, sementara sang taruna yang tengah ia mata-matai sudah angkat kaki dari ruangan tersebut.

cepat-cepat chaeyeon bangkit dari duduknya, menepuk-nepuk roknya pelan, kemudian berlari sekuat tenaga menuju ruang kelasnya.

◾◾◾

"ba!"

chaeyeon yang tengah menyoret-nyoret asal buku coretannya, lantas terlonjak kaget begitu bahunya ditepuk dari belakang, ditambah dengan suara yang cukup membuat jantung chaeyeon berdegup lebih cepat.

chaeyeon mendengus kesal, kemudian menolehkan pandangannya kepada sang pelaku yang menyapanya secara tidak sopan — tak lain dan tak bukan adalah allen, tetangga sekaligus sahabatnya.

allen juga merupakan teman kecilnya dan juga satu-satunya teman laki-laki yang chaeyeon miliki.

"ngagetin aja sih." gerutu chaeyeon kesal sembari menutup buku coretannya dengan tangan kanannya.

"hehe. ngapain sih? cuman nyoret-nyoret doang juga. ngelamun yaaaa? ngelamunin apa hayoo?" ledek allen sembari menusuk-nusuk pipi chaeyeon dengan telunjuknya.

"apaan sih." balas chaeyeon acuh. kepalanya sedikit menghindar dari telunjuk allen yang sekarang tengah mencubit pipi chaeyeon.

allen terkekeh gemas. jujur saja, ia paling suka memainkan pipi gembung sang teruna yang menurutnya sangat menggemaskan.

"ngelamunin han yaa?" ledek allen lagi.

sontak, mata chaeyeon membulat sempurna, lantas menenggelamkan kepalanya dalam lipatan lengan kanan dan kirinya untuk menutupi pipinya yang sudah semerah tomat.

ya, allen memang mengetahui fakta bahwa sahabat kecilnya ini tengah menaruh hati pada han jisung.

chaeyeon memang tidak mengatakannya secara langsung kepada allen. hanya saja, allen mengenal chaeyeon tak hanya setahun ataupun dua tahun, membuat ia kenal betul sifat sahabatnya itu.

rasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang