entitas

207 67 204
                                    

Meski hampir tertinggal pesawat, namun kami berhasil lepas landas. Dua jam lagi, kami seharusnya tiba. Namun, bencana memang selalu diluar rencana selama empat puluh menit, pesawat yang kami tumpangi terjebak dalam badai.

Hujan badai membuat pilot tidak berani mengambil resiko untuk tinggal landas. Sungguh, itu menjadi empat puluh menit terlama dalam hidupku.

Petir dan guncangan terus menemani para penumpang do'a demi do'a terpanjatkan.

Pilot memutuskan untuk transit sejenak. mengisi bahan bakar, lalu kembali melesat ke angkasa kala cuaca sudah sedikit bersahabat. Di luar dugaan, hujan masih saja deras dan awan rendah tetap menghalau pandangan.

Pesawat lagi-lagi kesulitan mendarat. Kami harus berputar-putar diangkasa selama satu jam. Petir terus bersahutan, membakar langit yang sedang gulita.

Tanpa bisa menyalahkan ponsel, tanpa bisa mengabari siapapun. Aku tiba pada sebuah rasa takut yang paling mencekam bagaimana jika ini akhir hidupku?

Tapi, apa itu hidup?

Apakah tokoh-tokoh dalam game yang kau mainkan sadar bahwa mereka hanyalah tokoh game? Misalkan, mereka ternyata diprogram untuk berpikir, apakah mereka akan tahu bahwa hidup mereka telah diatur oleh kita?

Lantas, bagaimana dengan hidup kita. Manusia? Bagaimana jika semua ini hanya simulasi? Bagaimana jika kita hanyalah tokoh yang sudah diprogram untuk melakukan ini, itu. Dan kita tidak pernah menyadarinya?

Kita merasa terlalu pandai, hingga menganggap apa-apa yang masih sebatas teori adalah kenyataan mutlak. Lantas, kita memaksakan apa yang kita percaya, kita lupa bertanya tentang apakah kenyataan benar-benar nyata.

Bukankah kita seringkali merasa ada banyak sekali rangkaian kebetulan yang seolah memang di tunjukan untuk kita?

Mungkin saja sebetulnya kita sendiri yang membuat plot cerita ini, lalu setelah kita mati, kita akan terbangun dalam sebuah realitas yang lebih besar, dengan seseorang yang menjabat tangan kita seraya berkata, " akhirnya kamu bangun juga."

Menakjubkan sekaligus menakutkan bukan? Ketika kita melihat jam tangan, kita cuma melihat jarum jam yang berdetik. tapi, kita tidak tahu bagaimana mekanisme jam tangan tersebut berkerja.

Seperti hidup ini, kita hanya melihat apa yang bisa kita lihat dengan mata kita, namun tidak pernah tahu rahasia dan keajaiban apa yang tersimpan di baliknya.

Garis batas antara kehidupan dengan kematian sangat tipis. Begitu tipisnya hingga siapa saja yang hari ini sedang bersenda gurau, bisa menjadi yang berpulang esok hari.

Dan sungguh mengerikan jika kita pergi tanpa pernah sempat mengutarakan perasaan pada orang-orang yang kita sayangi.

Pesawat akhirnya menepi setelah terlambat lebih dari empat jam. Beberapa penumpang bertepuk tangan tatkala situasi dramatis berakhir sementara yang lainnya menghela nafas lega.

Konsep awal dan akhir tidak pernah pasti yang mampu kita pahami adalah: hidup merupakan perjalanan yang tidak pernah kita kehendaki untuk dimulai, dan tidak pernah kita ketahui kapan dimana akan berakhir.

Diluar dari itu, mungkin sebaiknya tak perlu kita jadikan ajang perdebatan. Dan cukup kita syukuri: kita masih diberi nafas untuk melakukan hal-hal baru terlepas dari siapa dan apa diri kita.

                           *****

TERIMAKASI SUDAH MEMBACA CATATAN JUANG

             SEMOGA TERINPIRASI💙

CATATAN JUANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang