Muhammad Chenle Pratama.
Dia, lelaki keturunan China yang sialnya telah membuatku terus memikirkannya. Entah bagaimana tapi yang terlintas dalam benakku hanyalah dia, dengan senyum juga tawanya.
Chenle, begitulah orang-orang memanggilnya.
Dia begitu hangat, baik dan seorang yang taat beragama.
Dia, lelaki paling optimis di dunia yang selalu mengingatkanku untuk selalu bersyukur.
Suatu hari dia pernah berkata sambil tersenyum "bukan kamu tidak bahagia, hanya saja kamu kurang bersyukur."
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan aku akan mengatakan bahwa Chenle adalah lelaki hampir sempurna yang selalu tersenyum di balik beban yang ditanggungnya.
Dia, lelaki manis dengan segala kelemahan tetapi selalu memberiku kekuatan.
Dia selalu mengingatkanku untuk beribadah, meminta apa saja kepada Tuhan, termasuk meminta bahagia.
Dan aku meminta Chenle kepada Tuhanku. Apa aku salah jika meminta Chenle pada Tuhanku? Karena nyatanya, bahagiaku adalah Chenle.
Aku dan Chenle tidak sama, kita berbeda. Dia dengan tasbihnya dan aku dengan rosarioku.
Kata orang cinta itu menyatukan perbedaan, lalu bagaimana dengan aku dan dia yang berbeda perihal iman?
Ketika aku melipat tangan dan dia menengadahkan tangannya, percayalah doa kita adalah untuk saling bahagia.
Tuhan, maaf bukan kehendakku untuk mencintai yang bukan umat-Mu.
Dan kepada Chenle, maaf perempuan sepertiku sudah lancang mencintaimu.
Gimana? Ga gimana-gimana :v
Kalo ada yang minat ya lanjut, kalo gaada ya udah.
Apa lagi ya? Ya aku iseng sih update ini. Harusnya namatin dulu yang Icung tapi masih lama hehe. Jadi aku up ini dah.
Semoga ada yang minat ya :)
"Cerita ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan real life."
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance - Zhong Chenle
FanfictionNCT X YOU Jarak terjauh dari sebuah hubungan adalah restu Tuhan. "Aku selalu marah pada Tuhan, mengapa menempatkan cinta pada kita yang berbeda? Lalu aku sadar, Tuhan tidak jahat hanya saja aku yang memaksa." -Amira Marta Kalani "Bukankah sudah jel...