Hard for me

26 3 0
                                    

'saya berharap kalian tau bagaimana menghargai penulis'

Jangan sungkan menekan bintang dibawah ya teman-teman. Cerita ini hanya fanfiction, tapi real dari pikiranku sendiri. Jadi aku benar-benar berharap kalian menyukainya.

Sebelumnya saya mau bilang kalau cerita ini one shoot yaa. Jadi cuma ada satu bagian tapi sangat panjang, semoga saja para pembaca tidak bosan^^

Baiklah selamat membaca, semoga suka^^

~~~

Kringggg kringggg

Bel tanda masuk telah berbunyi, menandakan seluruh siswa sudah berada pada kelasnya masing-amasing. Aku berjalan dengan cepat tapi mataku fokus pada buku, sehingga...

BRUKK

Suara tabrakan itu terdengar cukup keras, sehingga menghentikan aktivitas beberapa siswa yang ingin masuk ke kelas. Suara itu ditimbulkan oleh ku yang tak sengaja menabrak tubuh seorang laki-laki yang lebih besar dariku. Aku terjatuh dan buku yang ku pegang tadi pun ikut jatuh berserakan. Kemudian orang yang tadi ditabrak oleh ku menoleh ke belakang.

“Lain kali hati-hati!” ucap laki-laki yang ditabrak itu dingin dan berlalu begitu saja setelah mengatakan sepatah kata tadi.

“Maaf” kata ku sambil berusaha merapikan kembali buku-buku yang berserakan, kemudian berlari menuju kelas karena aku sudah terlambat beberapa menit.

Setelah tiba dikelas, ternyata guru telah datang.

“Terlambat lagi kamu Aecha?” tanya Bu Aeri, benar, sekarang aku terlambat lagi.

Sambil membungkukkan badan, “Maaf Bu, saya sudah berusaha lebih pagi”

Dengan penuh penekanan Bu Aeri berkata “Saya kan sudah bilang kamu itu--”

Tok tok tok

“Permisi Bu, ini anak baru yang pindah” ucap Pak Sunhyin.

“Ah, mari masuk! Aecha, sekarang kamu boleh duduk!”

“Kalau begitu saya pergi ya” ucap Pak Sunhyin sambil memundurkan diri.

Hari ini aku tidak mendapat sorakan dari seisi kelas, tetapi hanya sebagian, karena sekarang mereka lebih fokus pada anak pindahan itu.

“Perkenalkan diri terlebih dahulu, silahkan!” perintah dari guru bahasa tersebut.

Anak laki-laki itu membungkukkan badan “Hallo semuanya? Perkenalkan, saya Kim Doyoung”

“Baik Doyoung, sekarang kamu boleh duduk!”

“Terima kasih Bu” ucap lelaki tadi sambil membungkuk, lalu menuju kursi yang kosong di belakang.

Pelajaran bahasa tadi membuat anak-anak mengantuk, dan kebanyakan dari mereka tertidur yang akhirnya di tegur oleh Bu Aeri. Dan setelah guru keluar dari kelas, kelas pun kembali gaduh.

“Eh Cha? Gue saranin nih sama lo, mending lo pindah deh ke kelas bawah tuh ato gausah sekolah sekalian!”

“Iya tuh! Lo tu kalo miskin ya miskin aja. Gosa sekolah ditempat mewah. Kalo ga mampu bayar kan nanti nangis lagi” ejekan itu mengundang tawa seluruh kelas. Dan ejekan itu berasal dari mulut seorang yang populer di sekolah ini.

Aku hanya menunduk mendapat ejekan tersebut. Tak lama Youra mendorong bahu Bitna, lalu berkata “Heh! Lo tuh ya, bisa gak sih sehari aja, tuh mulut ga ngomongin orang?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hard for meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang