Midnight Walk.

25 2 0
                                    

Hari Jumat, besok hari Sabtu.




Load kerja hari ini engga sebesar biasanya sih, mungkin karena masih awal bulan, jadi tadi masih bisa curi-curi nonton YouTube sebentar. Lumayan, biar engga bosen.


Seharusnya seneng, dong?

Seharusnya.


Tapi karena load kerjaan lagi engga banyak justru bikin aku jadi engga terlalu capek dan jadi engga terasa ngantuk. Padahal, sekarang udah jam 11 malam. Seharusnya aku udah bisa tidur dan mimpi indah.


Serba salah, dasar manusia.

Bengong


Bengong


Tiba-tiba ada notification Line.

Nelson Evano: Udah tidur belum??


Tumben ada baunya ni orang. Padahal udah dua minggu engga ada tanda kalo masih hidup, ternyata masih hidup ya.

: Wah ternyata kamu masih hidup yaa

: HEH. MASIH LAH

: wkwkwkwk kenapaa? Aku belum tidur sih, engga ngantuk juga

: perfect!

: ???

: ganti baju yaa, 10 menit lagi aku sampe depan rumah kamu nih, kita jalan jalan malem sebentar yaa??

: hah? Sekarang banget?

: yes! 10 menit lagi harus udah ready ya!


Dan benar, 10 menit kemudian mobilnya sudah terparkir di depan rumah.

Tanpa banyak tanya, segera ku gembok pagar rumah, dan meloncat masuk ke dalam mobilnya.



Begitu pintu ditutup, aku menoleh ke kanan langsung disambut dengan senyum khas Nelson Evano. Kedua sudut bibir yang tertarik sempurna, dan his crescent moon eyes.

Ah, kangen juga melihat wajah bahagianya.

Nelson mengusap kepala ku.

"Haaii!!"


Aku balas mencubit pipinya yang 11:12 dengan hamsterku yang sudah mati beberapa bulan lalu.

"Wah beneran masih hidup yaa" ucapku.

Saat itu juga hidungku dicubit. Bibirnya membentuk lengkungan keatas.


Aku tertawa, "mau kemana sih malem malem begini?"

"Ssstttt, ikut aja, okay?"

Aku hanya tersenyum.

Siapa yang tahu sih isi kepala seorang Nelson Evano?

.

Setelah sekitar 45 menit perjalanan, akhirnya mobil Nelson berhenti.

"Seriously, Syon? We spent 45 minutes, aku kira cuma akan ke Menteng atau kemana gitu yang engga jauh?"

Aku menahan bicaraku untuk menarik nafas sejenak,

"And now we're here, di Ancol banget?"


Yang diajak bicara hanya tersenyum tanpa dosa. Ia mengenakan topi dan jaketnya,

"Besok Sabtu kan, it's okay lah kalau sekali-sekali ngerasain angin malem di pantai"


Aku menatapnya tidak habis pikir dengan apa yang ada di kepalanya.

"Yuk turun? Lautnya udah manggil-manggil kita tuh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Potongan KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang