BAB I: The Black Death

331 19 1
                                    

David Alexander William adalah seorang Pria dengan kekuasaan tertinggi di Benua Amerika. Dari Amerika Serikat hingga Jamaika, semua perusahaan yang terdiri atas bidang-bidang tertentu tersebar hingga menembus ke seluruh dunia. Selain dia menjadi CEO, Dia juga menjadi ketua Mafia tertinggi dari mafia-mafia yang lainnya. Pasar gelap yang dia jalankan yaitu pengiriman senjata illegal dan narkotika itupun menjadi banyak incaran bagi para badan keamanan negara-negara yang lain.

Tapi bukan David namanya kalau tidak bisa lolos dari jebakan-jebakan yang dibuat badan keamanan. Ia mempunyai mata-mata yang tersebar di seluruh benua Amerika, seperangkat alat hacker dan penghackernya, serta beribu-ribu anak buah yang setia dan siap ditembak mati jika tidak setia. Sehingga setiap kali dia melakukan transaksi itu, dia juga dengan mudah lolos dari kejaran aparat.

Kehidupan David berubah saat Ayahnya, George William meninggal akibat ulah Ibu tirinya, Aretta Agnesia Gustav. Ibunya tidak setuju jika semua warisan dan kekuasaan termasuk Aset William Corp diserahkan kepada David. Sedangkan anaknya, Liliana Frosetta William, tidak mendapat apa-apa. Alasannya pun sebenernya cukup akurat, karena Ana masih berumur 17 tahun, dengan usia tersebut, Ana masih belum diperbolehkan memegang aset perusahaan. Akan tetapi Reta tetap tidak mau dan tetap bersikeras ingin memasukkan nama Ana kedalam pembagian warisan tersebut. Hingga terjadilah pertengkaran, sampai membuat keseimbangan George terganggu dan jatuh keluar dari jendela kamar.

Akibat kejadian itu, David sangat membenci Reta. Dan dengan ambisinya dia berusaha untuk mengagalkan aksi Reta merebut semua warisan yang dimilikinya. Dia berubah menjadi Pria yang dingin, kejam dan tidak berperasaan. Bahkan tidak segan-segan untuk membunuh musuh-musuh dan semua orang yang tidak patuh terhadapnya.

Selain sisi kegelapannya yang muncul, hobi baru David pun bermunculan, yaitu bermabuk-mabukan dan bermain dengan para jalang one night stand setiap harinya. Meskipun mabuk, David tetap bisa mengendalikan semua kekuasaannya dan hampir tidak mengalami kegagalan. Hal itulah yang membuat David dikenal sebagai “The Black Death” yang tangguh, tegas dan tidak berperikemanusiaan

*****************************************

*****************************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hei you whatsaap bro. Sendirian aja disini? Tumben ga main sama jalang cantik disana,” Sapa Jayden.

“Gua lagi males main. Semakin hari rasanya jalang disini semakin ga enak. Terlalu banyak pencucukan sehingga gak kerasa lagi pas gua main,”

“Yaelah kalau lo bosen ya pindah aja ke tempat lain. Lagian lo betah banget setiap hari kesini, mentang-mentang lo pemilik tempat ini, jadi ga mau nyicipin temoat lain.” Timpal Jayden.

Sambil menyesap bir nya David menjawab, “Halah bacot lu. Udah ad gua mau keluar dulu. Tuh ruang VVIP udah ada mangsa belum gua sentuh, sana gih puasin tuh mangsa.”

“Beneran? Okedeh siap brooo. Makasih yaa lu memang sohib ter the best guaa.”

“Iya-iya dah gua mo keluar.” Jawabnya sambil berlalu.

Setelah sampai di lobby, David masuk ke mobil sportnya dan melaju dengan kencang menuju Club Angel's, Club dari rekan kerjasama nya di bidang proyek kilang minyak di Indonesia. Sesampainya disana, Ia langsung disambut oleh sang pemiliki club itu, Budianto.

"Selamat Malam, Tuan. Selamat datang di club kami. Apa ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Sapa Budi.

"Saya hanya ingin berkunjung ke tempat ini. Apa ada yang salah?" Datarnya.

"Tentu tidak, Tuan. Silahkan masuk, saya akan mendampingi anda keliling club ini,"

"Tidak usah, tolong antar saja saya ke bar dan beri saya pelayanan terbaik di sana."

"Siap, Tuan." Jawab Budi.

Mereka berdua masuk ke dalam club menuju ke area bar. Disana banyak sekali berbagai jenis minuman keras. Disamping bar terdapat area dance dan juga DJ untuk menari-nari menikmati indahnya malam itu.

"Ini tempatnya, Tuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini tempatnya, Tuan. Apakah ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Sudah. Silahkan pergi." Titahnya.

"Baik, Tuan. Saya Permisi". Jawabnya dengan hormat, kemudian pergi meninggalkan David sendirian. Beberapa wanita sudah menghampiri David dan mulai menggoda nya, tapi entah mengapa dia tidak selera hari ini.

"Hai tampan, sendirian aja? Mau nikmati malam ini bersamaku?" Goda Zyta.

"Tidak. Terima Kasih." Dinginnya sambil melemparkan uang lembaran seratus ribu ke arah wanita tersebut.

"Okey deh, kalau kamu butuh kesenangan, call me baby." Goda nya sambil berlalu pergi. "Dasar jalang, gak disini gak disitu sama aja. Sama-sama penggila uang." Batin David.

Seketika dia teringat dengan Ayahnya, yang terikat dengan rayuan Ibu tirinya. Dulu Ayahnya menikah lagi karena terbujuk rayuan Reta, karena Reta mengaku dia berkehidupan susah belum lagi menghidupi Ana, sang anak kandung. Iya, Ana bukan Adik Kandung David, Ana adalah anak Reta dari hasil pernikahan sebelumnya. Alih-alih menyelamatkan Reta dari belenggu dunia gemerlap, George malah dimanfaatkan oleh Reta untuk menguras semua kekayaan yang dimiliki George.

"Dasar jalang itu. Dikasih hati malah minta jantung. Lihat saja, akan aku balas semua perbuatanmu, Reta." Gumamnya.

*****************************************

David pulang ke rumah George dini hari. Dia pulang tidak untuk menetap, melainkan untuk mengambil semua berkas-berkas yang berhubungan dengan William Corp. Baru sampai pintu rumah, Reta mencegahnya masuk.

"Mau ngapain kamu di rumah ini? Ingat ya rumah ini milik saya. Dan saya tidak akan mengijinkan kamu menginjakkan kaki di rumah ini." Sergahnya.

"Yakin sekali anda pemilik rumah ini. Sedangkan pemilik rumah yang asli adalah aku, David Alexander William, anak sah dari George William. Anda hanya numpang disini. Ku harap anda segera menyiapkan diri karena tidak lama lagi kalian berdua harus keluar dari rumah ini." Cetus David.

"Dasar kamu anak kurang ajar. Tidak sopan sekali kamu. Dengar ya, aku ini Ibu mu. Sudah sepantasnya kamu hormat sama aku dan membagi warisan itu secara sukarela dengan Ana. Ana adalah adikmu juga."

"Sukarela? Kata macam apa itu? Tidak ada kata Sukarela dalam kamus ku. Dan satu hal yang perlu ditegaskan, anda bukan Ibu ku. Anda hanyalah parasit yang menumpang tinggal hidup mewah bersama Ayah. Keputusan Ayah sudah benar, seluruh hak warisan ini harus diserahkan kepada yang bisa bertanggung jawab dan mempunyai hubungan yang sah dengannya." Geram David sambil berlalu ke kamar kerja Ayahnya.

Reta marah mendengarnya. Kepuasan untuk memiliki semua kekayaan George pun tidak terlaksana hanya karena David si anak sialan itu.

"Kalau bukan karena keputusan Ayahmu yang bodoh itu, Aku tidak akan seperti ini. Salahkan Ayahmu itu, kenapa dia tidak berlaku adil terhadap Anakku juga. Ayah sama Anak sama aja. Sangat sombong dan sok berkuasa" Teriaknya dengan penuh amarah.

David terhenti mendengar perkataan itu, kemudian tersenyum sambil menoleh, "Kamulah yang menjadi penyebab kehancuran ini. Kalau bukan karena ambisimu untuk menguasai kekayaan Ayah, Ayah tidak akan mati bodoh seperti ini." Sinisnya.

Luluhnya Sang MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang