Setelah mendengar bahwa aku bakal mengajari zein,aku hanya melamun sampai di rumah.
Apa yang harus aku lakukan jika berhadapan dengan Zein.Yang ada aku bakal terus mengajari Zein belajar sampai dia benar benar pintar."Eta.. dari tadi mama liat kamu ngelamun terus.. kenapa? Nilai ujian kamu rendah?".
Mama sudah banyak bertanya denganku."Tidak kok ma..".Aku meninggalkan mama yang sudah menggelengkan kepalanya melihat tingkah ku.
"Huh.. mimpi apa aku kemarin makanya harus mengajari Zein dengan tingkah laku yang di luar nalar".Aku sudah menggerutu sendiri di dalam kamar.
Tring..
Ku buka ponsel ku yang berdering tanda ada yang mengirimkan pesan.
Vera:Lo tadi ngapain di panggil ke ruang kepala sekolah?
"Mungkin Vera bakal ketawa kalau mendengar cerita ku".
Me:di suruh ngajarin siswa bandel.
Ku balas pesannya dan aku pun kembali menundukkan kepalaku.
Vera:Cie yang jadi guru...
Ku read saja pesan dari Vera dan aku pun mulai membenamkan kepalaku di atas bantal.
*
*Aku memang pencinta wanita..
Namun ku bukan buaya..
Yang setia pada seribu gadis..
Ku hanya mencintai dia.."Ganti lagunya kampret!!".
Gue udah gak tahan lagi liat temen temen gue yang terus saja memutar lagu untuk lelaki tersakiti.Kan tugas lelaki nyakitin perasaan cewe.
Gak keren aja gitu loh kalau lelaki yang tersakiti."Gimana nih kita jadi gak balap motornya? Bonyok gue udah di pesawat menuju pulang".
Felix salah satu teman main gue sedang memainkan ponselnya sambil mengisap Vape nya."Gak tau.. Zein gak jelas".Ivan sudah menyentuh pundak gue.
"Huh.. ya udah 5 menit lagi kita mulai".
Gue sudah menginjak puntung rokok gue dan mengambil kunci motor.Akhirnya balapan pun akan di mulai.Kami balapan ini tidak gratis namun ada taruhannya.
"Kalau di pertandingan lo musuh gue ingat itu!".Gue sudah ngacungi jempol gue kebawah untuk si Felix.
Dalam pertandingan kami gak bakal ada yang namanya setia kawan.Semua harus jadi lawan!!
"Semuanya sudah siap kan...".
Kami semuanya mengacungkan jempol kami.3,2,1 bendera turun menyatakan bahwa kami harus jalan.
Sekarang posisi gue di paling depan dan urutan ke 2 ada Felix.Ini nih yang buat gue sama dia bakal gak ada persahabatan sedikit pun.
Garis finis sudah di depan mata dan saat itu juga motor gue terus berjalan secepat kilat.Dan akhirnya gue menang....
"Pertandingan udah selesai.Ingat ya traktirannya".Felix udah mengkode dengan cara menoel tangan gue.Biar apa cobak.
"Kuy ke tempat biasa".Ivan sudah mengajak yang lain.Padahal gue mau menyela tapi si kampret ini yang mendahului gue.
"Semua pesan sebatas isi dompet Zein ingat ya! Jangan ada yang nambah ini itu".
Ivan dari tadi udah menjadikan gue manusia yang tidak bisa bicara."Emangnya isi dompet lo tinggal warna apa aja?".Dimas sudah bertanya dengan wajah tidak yakin.
"Bawel lo kek nyokap gue,udah pesan aja.Ntar kalau uang gue gak cukup Ivan yang nanggung".
Gue udah senyum jahat untuk Ivan yang sedang membaca buku menu."Fucek Lo!".Kami semua ketawa hanya karena Ivan memasang wajah dongkolnya.
Ini yang gue mau, menghilangkan semua penat dan rasa gaduh gue hanya dengan berkumpul dengan teman-teman.
Sejujurnya pulang dari sekolah gue terus saja memasang wajah tidak suka dengan usulan buk yanti.
Bukan gue nggak suka belajar hanya saja gue tidak suka berdekatan dengan perempuan untuk saat ini.Apalagi dengan cewe itu siapa tadi namanya,ah gue aja lupa namanya.Sebenarnya Alvin suka sama cewe itu dari kelas 1 SMP cuman karena dia pindah sekolah jadi dia gak bisa jumpa sama cewe itu.
Ya gue tau karena Alvin terus saja bercerita tentang si cewe itu.Bukan gue gak mau di ajari bareng tuh cewe.Hanya saja gue takut tu cewe bakal capek sendiri liat sikap gue yang kayak gini.
Semoga ini cepat berlalu dan gue bisa bebas lagi.•
•
•
Siapa yang nunggu aku update...
Ooh gak ada ya :(Di komen part kali ini 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWETA STORY
Teen FictionAku mulai menyukai pria yang sudah membuat hatiku merasa hangat jika dia melakukan hal yang tidak pernah aku liat. Namun dia juga yang membuat aku patah hati dan merasakan kehilangan semuanya seperti sekarang ini. -- -- Hanya karena perintah guru un...