Anak Nakal

11 1 0
                                    


*****

"makan apanih" Melva Tirta, orang paling menyebalkan bagi seyna

Datang tanpa aba aba, membuat rusuh sesukanya, sungguh ingin rasanya Seyna memakinya jika dia bukan kakak dari teman baiknya

"Bang apasi, beli kali itu minum gua kebiasaan deh, sebel gua" jengkel Mayang dengan wajah kesal karna kelakuan laki laki menyebalkan itu

"Tau, gamodal" ketus Seyna santai sambil terus memakan dengan tenang

"Minta de, gabole pelit sama Abang sendiri, eh Seyna apa kabar itu mulut makin pedes aja" Melva dengan santau menjawab dan sedikit menyindir Seyna

"Seyna kepedesan, nih minum punya aku kalo kurang" nayra dengan cepat menyodorkan minumnya

"Nay yang punya mata paling beloooo, astaga gatel mulut gua" cecil menahan mulutnya agar tidak berkata kasar pada gadis bodoh itu

" Baik gakaya lo, makin bobrok" Seyna selesai makan dan berdiri meninggalkan meja makan

Belum sampai beberapa langkah, Melva dengan sengaja menarik rambut Seyna dan mengambil ikat rambutnya setelah itu dia langsung berlari dan teriak
"Nene sihir gaada yang di iket rambutnya" lalu tertawa kencang

"MELVAAAAAAAAA" umpatnya ingin sekali mencakar muka laki laki tersebut hingga tak berbentuk

"Sabar ya na, dia emang gitu ga ke lu doang kok, nanti kita bales dia nyampe gabisa ketawa lg oke, sabar" bujuk Mayang meringis, mencoba menenangkan Seyna yang hampir bertanduk

"Abang lu tuh ya may, pingin banget gua bikin dendeng"kesal Seyna sambil meremas roknya kuat menahan marah

"Hai ciwi ciwi, kalian mau makan ya, yuk Abang Eno traktir" Beno Atmaja teman Melva Tirta yang baru datang entah dari mana

"Telattttttt, keburu bubar kalo lu lg ngantri sembako, dasar Bento" ngotot cecil sambil memasang muka sinis ke beno(musuh abadi cecil)

"No, gc keburu masuk" singkat dan jelas Devan Orlando laki laki dingin teman dekan Melva, yang satu ini memang irit bicara

" Kak Devan ganteng banget" gumam nayra yang dapat di dengar pemilik nama yang melirik sekilas acuh

"Yuk nay cil susul Seyna" yang entah sejak kapan sudah pergi entah mengejar Melva atau ke kelas karna kesal

Setibanya Mayang, Cecil dan Nayra di kelas mereka melihat Seyna yaang sudah duduk santai sambil mendengarkan lagu lewat earphonenya, sesekali mengikuti lirik lagu kesukaannya, dan melirik sekilas pada temannya yang baru memasuki kelas dan langsung duduk di dekatnya.
Dan mereka mengobrol entah apa yg mereka bahas hingga mata salah satu temanya nayra berbinar senang sambil tersenyum lebar,namun Seyna cuek dan kembali mendengarkan musiknya sambil menulis di sebuah buku coklat dengan tenang.

Kira kira seperti ini hal yang di tulis Seyna
"Aku senang setidaknya aku masi bisa menikmati senyummu
Tak apa, bila bukan aku alasannya
Karna, ini resiko sebuah rasa namun alih alih melihat senyummu, keberadaanmu saja seperti angin, tak bisa ku lihat tapi kuharap bisa kurasa, mungkin"

Lagi, alunan musik yang tenang membawaku pada sebuah kenangan
Sebuh kilasan tentang seseorang yang pernah sangat berarti bagiku
Seperti nafas, nafas yang selalu aku butuhkan di setiap detik waktu.
Sampai pada akhirnya
Aku lupa, lupa bahwa ia hanya seorang manusia dan akupun sama.
Manusia yang bisa berubah, selayaknya memory yang terkikis oleh waktu begitu juga dia yang bisa kalah oleh hawa nafsu.
Tak pernah puas, sampai lupa bahwasanya yang sempurna hanya milik yang kuasa

"Na, ngapain jangan ngelamun ah kebiasaan" tegur Mayang membuatku kembali pada sebuah realita, aku hanya tersenyum dan menggeleng
Lagi, masi ada mereka yang mampu membuatku tau.
Hidupku tidak terus menerus tentangnya atau bersamanya.



....
Oke, segitu dlu ya gmana menurut kalian, plis kasi tau aku kalo masi ada yang kurang ya
Dan makasih udh luangin waktu buat baca cerita ini, support aku trs ya guys
Jangan lupa vote😂

SEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang