Kabar Buruk

13 3 1
                                    

Cerita lama yang di publish kembali xixixi🤭 semoga suka

Happy reading ❣️

***

Gadis dengan rambut hitam sebahu itu sudah terlelap sejak tadi. Tidak ada yang bisa menggangu ketenangan tidurnya sampai sebuah suara menyadarkan nya dari mimpi yang hampir menjemput.

PRANG!!!

Gadis itu terusik dan terbangun dari tidurnya. "Astaga, ada suara ribut apa di bawah? Mama sama Papa kan gak ada di rumah atau jangan-jangan itu maling? Ah, tapi kayaknya gak mungkin kan semua pintu dan jendela udah dikunci rapat." Gadis itu bermonolog sendiri. Tapi, sayup-sayup dia mendengar ada suara saling bersahutan. Seperti orang sedang bertengkar, pikirnya.

Akibat rasa penasarannya lebih tinggi, akhirnya gadis itu membulatkan tekad untuk melihat ke lantai bawah. Baru saja keluar dari kamar gadis itu melihat Mama dan Papa nya sudah ada di rumah. Berniat menuruni tangga dan mendekap kedua orang tuanya tapi ia langsung dikejutkan dengan sebuah kenyataan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

"Dengar ya!! Aku sudah muak sama semua ini. Aku sudah capek hidup sama kamu. Jangan mentang-mentang kamu yang membiayai semua kebutuhan, kamu yang mencari ini itu, dan dengan seenak hati kamu malah sibuk bersenang-senang dengan selingkuhan kamu. Ini sudah terlalu lama dibiarkan, aku selalu diam dan sabar sama semua kelakuan kamu. Tapi, sekarang aku udah gak sanggup lagi! Intan bakal tinggal sama aku. Aku mau kita pisah saat ini juga!!"

Tess..

Bulir air mata yang sedari tadi sudah ditahannya tidak dapat lagi dibendung. Runtuh sudah pertahanan nya. Dia tidak pernah menyangka akan dihadapkan dengan masalah seperti ini. Mengapa harus kabar seperti ini yang dia dapatkan?

"Hikss...apa ini?" Cicit gadis itu sambil menggigit kuat bibir bawah agar suara nya tidak terdengar oleh kedua orang tua nya di bawah sana.

Sudah tidak kuat lagi melihat kelanjutan perdebatan yang terjadi gadis itu langsung berlari masuk ke dalam kamarnya. Menyembunyikan diri dibalik selimut tebalnya. Saat ini yang bisa dia lakukan hanyalah menangis sepuasnya. Menyalurkan segala rasa sesak di dalam hati nya.

Bisa dibayangkan bagaimana hancurnya perasaan seorang anak gadis yang dulu selalu mendapat perhatian dari kedua orang tua dan kini harus mendengar kabar perpisahan mereka. Sungguh rasanya amat menyesakkan, bahkan Intan sendiri pun tidak bisa membayangkan bahwa hal ini akan terjadi. Intan merasa semua ini terlalu cepat untuk dia hadapi.

***

"Hai Intan, kok kamu murung terus sih dari tadi? Sakit ya? Sini aku lihat," ucap seorang gadis yang merupakan teman sebangku sekaligus sahabat Intan.

Intan sebenarnya tidak fokus sedari tadi. Ia tidak mendengar apa yang diucapkan oleh sahabatnya, Amanda. Sedangkan Amel dan Erika yang juga adalah sahabat Intan hanya bisa berdiam menatap dari tempat duduk mereka yang cukup jauh di belakang. Manda merasa tidak ada respon dari Intan memandang ke arah dua sahabatnya sambil mengangkat bahu pertanda tidak tahu. Amel dan Erika yang melihat itu refleks menghela nafas bersamaan.

Tidak lama setelah itu guru mata pelajaran pertama masuk dan mulai menerangkan materi. Bagi Intan ini adalah hari terburuk yang pernah dijalani. Dan ini merupakan kali pertama materi sama sekali tidak singgah di otak pintarnya itu. Kejadian malam tadi benar-benar membuat Intan seperti tidak punya arah tujuan.

"Tan...Intan," panggil Amanda.

"Tan, ini caranya gimana deh? Aku gak ngerti, bisa bantuin gak?" tanya Manda masih memperhatikan penjelasan guru.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang