Sampai lah pangeran Dimas ke kerajaan Timur dan menuju ke kamar putri Cindi.
"Cindi, Cindi,dimana kamu"teriakan pangeran Dimas memanggil putri Cindi
"Aku di sini kak,ada apa? tanya putri Cindi
"Ayok kita pergi dari kerajaan ini"ajak pangeran Dimas
"Kenapa kak?"tanya putri Cindi belum paham
"Sudah ikut saja"ajak pangeran Dimas
"Baiklah"jawab putri Cindi masih belum paham
Mereka berdua pun pergi menuju karajaan selatan,setelah mereka sampai pangeran Dimas pun mengajak putri Cindi pergi menemui raja Selatan yang ternyata adalah ayah kandungnya.
"Ayah aku kembali"ucap Pangeran Dimas dengan suara yang keras
"Mengapa kau memanggil ayah,ayah kan ada di kerajaan Timur kak"ucap putri Cindi semakin tidak paham
"Sebaiknya kau diam dulu"ucap Pangeran Dimas
"Maaf kak"permintaan maaf putri Cindi kepada kakak nya itu
"Ouh,kalian sudah sampai"ucap raja Selatan
"Ayah dimana putri Fiona dan pangeran Kelvin?"tanya pangeran Dimas
"Kami di sini"jawab putri Fiona
"Baiklah kemari kalian semua duduk"ucap raja Selatan
"Baik"ucap mereka bersama
"Jadi dulu setelah Cindi dan Dimas lahir keadaan kami baik baik saja setelah Dimas berumur 5 Tahun dan Cindi berumur 2 Tahun kami sangat membutuhkan uang untuk kalian makan tetapi tidak ada yang bisa meminjamkan uang kepada kami,setelah beberapa lama kemuan ada sepasang raja dan ratu yang datang menghampiri ayah dan ibu mereka apakah kalian membutuh kan uang untuk anak ini?Ucap raja yang menemui ibu dan ayah,dan seakan ayah dan ibu tidak sadar mereka memberikan uang itu dan jita memberikan kalian kepada mereka"penjelasan dari raja Selatan
"Jadi maksudmu Kita adalah anak kandungmu"tanya putri Cindi
"Iya"jawab ratu selatan
Semua berbahagia Putri Cindi dan pangeran Dimas sudah menemui orang tua kandungnya,merekapun hidup bahagia selamanya.
Tamat
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sorry ya gays kalo ceritanya gak nyambung,aku lagi gak ada pikiran, jangan lupa voment ya 💖🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah seorang Putri Dan Pangeran yang ditukar
Short StoryPutri Fiona Clarisa Putri Cindi Oktavia Pangeran Dimas Pratama