2. Library

0 0 0
                                    

Jangan lupa vote and comment.

Happy reading

🌻🌻🌻

Jam menunjukan pukul 10.00 PM karena adanya self study , berbeda sekali dengan Amerika yang pulangnya jam 06.30 PM. Sekarang gue sudah di dalam mobil dengan supir pribadi gue.

Selama di perjalanan gue sibuk dengan dunia gue sendiri, yaitu gue sibuk menikmati pemandangan kota Seoul ketika malam hati. Indah, itulah yang ada di kepala gue saat ini di tambah pula gue melewati Namsan Tower, walaupun dari jauh setidaknya gue bisa liat dengan jelas.

Entah kenapa gue tertarik untuk mengunjungi salah satu perpustakaan yang letaknya di tengah kota. Sepertinya cukup menarik.

"Pak berhenti di sini."

Gue langsung memerintahkan supir untuk berhenti dan mobil gue berhenti tepat di depan perpustakaan. Dan banyak sekali anak SMA yang berkunjung ke sana.

"Pak pulang aja nanti saya bisa jalan kok."

Gue nyuruh supir pulang karena gue yakin bakal lama di sini, lagi pula jarak dari perpustakaan ke rumah tidak jauh.

"Baik non,hati-hati ya." Gue hanya membalas dengan anggukan, sebelum memasuki perpustakaan gue menunggu mobil gue pergi dulu.

Hening.

Satu kata saat memasuki perpustakaan.

Gue sibuk mengelilingi perpustakaan dan berhenti di salah satu rak, sedikit tertarik dengan sebuah novel yang berjudul '처 사랑' (Cheosarang = First Love). Setalah mendapatkan buku itu gue langsung pergi ke petugas untuk membuat id card khusus pengunjung karena gue yakin gua bakal sering mengunjungi perpustakaan ini.

Gue keluar dari perpustakaan lalu berjalan kaki untuk pulang kerumah, tidak terlalu buruk untuk berjalan kaki di malam seperti ini. Angin kota Seoul dan lampu-lampu menghiasi setiap langkah gue. Saat sedang berjalan gue merasa nyeri di bagian jantung shit! Kenapa selalu seperti ini sih? Gue memeggang dada gue lalu bertumpu pada pohon yang ada di dekat gue sadar kalau obat gue ada di tas but tasnya tingal di mobil :( ceroboh sekali gue.

"Akhh" gue merasa sakit di jantung gue, saat gue hampir jatuh karena tidak sanggup lagi bertumpu pada pohon tiba-tiba ada seseorang yang langsung memegang pundak gue. Hanbin, kini dia berada di hadapan gue. "Lo gapapa?" Satu pertanyaan yang keluar dari bibirnya ketika melihat keadaan gue.

Gue tersenyum menyembunyikan rasa sakit yang gue rasakan, "Gue gapapa bin hehe." Gue balas dengan sedikit cengiran agar Hanbin tidak khawatir dan curiga, gue takut orang-orang kasihan sama gue. Gue paling benci di kasihani. Dengan tidak sopanya Hanbin langsung gendong gue di pundaknya.

"Eh anjir Hanbin turunin asu lo ngapain si njir?" Ngegas? Ya maap gue kaget cuk di giniin sama si Hanbin. "Pegangan jangan di lepas lu jatuh gue ketawa." Yeuh Hanbin bangsat, gue langsung ngalungin tangan di leher Hanbin. Gue gak tau kenapa nyaman berada di gendongan Hanbin berasa kayak apa gitu, dih gua apaan si anjir :).

"Lo makan apaan dah? Ini badan lu ringan beut kea kapas." Ucap Hanbin sedikit tertawa. Gue gak terima di katain kapas langsung ngejambak rambut Hanbin. "Eh woi jangan di jambak entar lu jatuh ga lucu ga ketawa woi." Mendengar Hanbin bicara seperti itu gue cuma bisa ngakak doang "Makanya lu jangan ngatain gue kapas, lu nya aja yang keberatan Hanben."

Hening.

Astaga ini awkard banget :( gue baru sadar ini pertama kali di gendong + di anterin sama cowok ketua kelas + ketos pula. Ganteng juga sih hehehe. Ketika sudah sampai di depan rumah Hanbin langsung nurunin gue. "Thanks ya bin" gak tau kenapa gue jadi malu gini njir :)).
"Iya sama-sama" Hanbin senyum lalu ia pergi. Gue? Setia di depan pager liatin punggung Hanbin yang mulai menjauh. Tiba-tiba saja Hanbin balik bada natap gue sedikit tersenyum lalu berlari kecil kecil ke arah gue.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 11, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Only YouWhere stories live. Discover now