BAB V

1.6K 210 7
                                    

Kediaman keluarga Orlando

Pintu kamar Richard tiba – tiba terbuka, Menampakan sesosok gadis dengan rambut coklat dengan penampilan khas pulang sekolah. Seragam acak acakan, rambut yang sudah tidak rapih dan tasnya yang sudah diseret. 

Rose memasuki kamar kakaknya dan langsung berjalan menuju kasur lalu menjatuhkan dirinya di atas Kasur.

"Heh, Lo halu? Salah kamar? Maen nyelonong masuk aja nih bocah?" Tanya Richard yang kaget tiba-tiba melihat sang adik nyelonong masuk kamarnya tanpa permisi dan langsung tiduran dikasur.

"Gue sebel banget sama Papa. Masak gue dijodohin. Kenapa ngga lo aja? Lo kan lebih tua seharusnya lo dong. Masa gue? Yang harusnya nikah duluan kan lo bukan gue. Gue masih muda ya. Gamau nikah duluan" Omel Rose kesal pada Kakaknya tersebut.

"Ya ngapain lo ngomelin gue congek! Gue bukan Papa ya. Dan menurut gue ikutin aja dulu kenapa sih? Daripada lo ngga boleh balapan lagi? Mending ikutin dulu aja. Toh lo belom tentu nikah duluan. Papa ngga sekolot itu pikirannya. Papa masih mau lo kuliah" Balas Richard

"Ya terus kenapa harus gue gitu? Kenapa ngga lo aja yang dijodohin. Terus kenapa yang dikasih hukuman sekarang cuma gue? Sedangkan Papa tau lo juga sering clubbing?" Timpal rose kembali pada Kakaknya

"Ya karena anak temen Papa cowok Rose. Ngga mungkin dijodohin sama gue. Dan kayaknya gue tahu hukuman gue apaan?" Balas Richard. Richard mempunyai feeling hukuman yang akan Ia hadapi bersangkutan dengan pekerjaan karena Ia sekarang telah berada di dalam tahap akhir skripsi.

"Hah? Apaan emang hukuman lo?" Tanya Rose penasaran apa hukuman untuk Kakaknya dan bagaimana lelaki ini mengetahuinya

"Kayaknya gue bakal disuruh ngurusin cabang perusahaan yang diluar kota kalau ngga diluar negeri. Gue punya feeling kayak gini karena ngerti kalau sebentar lagi gue lulus. Kalau menurut gue mending lo ikutin aja kata Papa. Selama ini Papa ngga pernah maksa ke lo kalau itu ngga ada hasilnya kan? Gue yakin Papa punya alasan dibalik ini." Ucap Richard menjawab pertanyaan Rose dan juga memberikan Adikknya itu saran

Rose terdiam memikirkan perkataan Kakaknya itu. Benar kata Kakaknya, Selama ini Papa memang jarang meminta sesuatu atau bahkan memaksakan kehendak kepadanya ataupun Kakaknya. Papa dan Mamanya memang sibuk tapi mereka masih perhatian kepada anaknya, Papa dan Mamanya pun bukan orang yang suka mengambil tindakan tanpa alasan. Pasti ada alasan dibalik itu semua, Termasuk alasan Papanya tidak menyukai Juna sedangkan sepengetahuan Rose, Papanya belum pernah bertemu dengan Juna. Rose sedikit curiga tentang hal tersebut.

"Ya terus lo mau sampek kapan disini?" Sebuah suara menyadarkan Rose dari lamunanya.

"Eh Bang" Panggil Rose kepada Kakaknya tersebut

"Apaan lagi sih! Lo tuh daritadi masuk masuk maen nyelonong terus ngamuk - ngamuk ke gue terus ngelamun. Maksud lo apasih? Kalah kan game gue gara - gara lo." Omel Richard. Disaat sedang enak bermain game, tiba-tiba adiknya masuk dan marah-marah lalu melamun. Konsentrasinya jadi terpecah dan alhasil game yang Ia mainkan kalah.

"Kalau lo ngurus cabang diluar kota kalau ngga keluar negeri, ngga ada yang bakal nemenin gue disini dong??" Ucap Rose seraya bangkit dari kasur Kakaknya lalu memeluk Kakaknya yang sedang duduk dikursi dan menghadap komputer.

"Apaan sih lo. Ngga jelas banget. Gue tau ya lo bukan masalah nemeninya, masalah lo adalah ngga bakal ada yang jajanin lo lagi. Iya kan?" Jawab Richard sambil melepas paksa pelukan Adiknya.

"Ngerti banget lo. Oiya satu lagi, ngga ada yang bisa gue ajak berantem" Balas Rose sambil menjulurkan lidahnya pada Kakaknya

"BANGSAT YA LO, PERGI DARI KAMAR GUE SEKARANG!!" Amuk Richard sembari berdiri dan mengambil bantal yang akan digunakan melempar ke Adikknya

Opposite AttractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang