Prolog

39 5 2
                                    

Prolog

Aku terbangun dari tidurku. 'Perasaan apa ini?'. Aku merasa seolah ada bayangan seseorang didepanku. Namun bayangan itu seakan-akan semakin dekat. 'Tunggu dulu. Siapa gadis itu? Sepertinya aku pernah bertemu dengannya, tapi dimana.....'

Pikiran-pikiran itu terus menerus menggrogoti otak Yohan. Yohan terdiam memandang gadis mungil itu. Gadis itu tersenyum ramah padanya. Dia memberi Yohan secangkir cokelat panas. Katanya cuaca hari ini sangat tidak bersahabat.

Cuaca di luar sangat dingin, mungkin sebentar lagi akan turun salju. Angin dingin yang menusuk tulang seakan menyuruh Yohan untuk meminum cokelat panas yang telah dihidangkan gadis itu. Yohan meniupnya lalu memasukkannya kedalam tenggorokan. Hangat. Perutnya jadi terasa hangat dan badannya menjadi 'fresh'.

Tapi siapa gadis yang perhatian itu? Kenapa dia mau membantunya? Apa kami punya hubungan? Tapi hubungan seperti apa? Kalau iya benar. Yohan akan berusaha menjadi pasangan yang baik untuknya.

Seandainya ingatannya bisa kembali pulih. Dia ingin mencari tahu siapa gadis baik hati yang merawatnya ini. Kenapa gadis itu ingin membantunya? Mungkin Yohan hanya harus berusaha mengingat kebaikan gadis itu.

Itulah isi pikiran Yohan yang kini dipenuhi oleh gadis itu. Gadis yang membuatnya tenang, tapi samar-samar Yohan pernah melihatnya. Entah dimana. Disuatu tempat yang tampak tidak asing. Tempat dimana mereka biasa bertemu, bercanda, tertawa, bahkan bersedih. Tempat seperti apa itu?

Yohan ingin tahu. Namun ingatannya hanya sebatas sampai disitu saja. Semakin lama ingin mengingat semakin sakit kepalanya. Yohan terus memegangi kepalanya yang terasa seperti tertusuk oleh jarum.

Gadis itu terkejut melihat Yohan memegangi kepalanya sambil kesakitan. Dia memanggil dokter dan mengatakan bahwa kepala Yohan sakit. Setelah dokter memeriksa dan mengobatinya, kepalanya sudah tidak sakit lagi. Dokter dan gadis itu keluar dari ruangan yang Yohan tempati. Dari bilik pintu Yohan bisa melihat bahwa mereka berdua sedang berbincang. Entah obrolan yang seperti apa, dia tidak tahu. Tapi dia mendengar bahwa mereka membicarakannya. Lalu dokter berkata pada gadis itu bahwa Yohan tidak boleh memaksakan ingatannya. Karena itu akan berakibat fatal.

"Tolong, jangan menyuruhnya mengingat kejadian yang telah dialaminya. Biarkan dia tenang dulu, atau bahkan jangan sampai dia mengingatnya" jelas dokter mengingatkannya.

Gadis itu mengangguk. "Aku berjanji"

Lalu obrolan mereka pun selesai. Yohan tidak tahu. Apa yang terjadi padanya? Adakah yang bisa memberitahukannya? Dia merasa putus asa.

Gadis itu kembali keruangan Yohan dan berjalan kearahnya. "Tidurlah, aku akan selalu disini, disampingmu" Suara gadis itu membuat Yohan merasa kembali tenang dan damai. Perlahan dia memejamkan mata. Bayangan gadis itu kini menjadi buram dan gelap. Yohan tertidur. 

Entertainment LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang