Kenangan Pagi - 2

7 1 0
                                    

Hati yang lesu di pagi yang gelap. Menatap liar ke dalam pesimisme hidup. Hatinya mendeklarasikan kepedihan terhadap takdir tanpa toleransi.

Jari telunjuk Juni sibuk menscroll beranda Instagram di layar HP. Beberapa kali mengetuknya dengan irama. Berwajah datar dengan senyuman tipis memperhatikan layar. Perasaannya telah tertelan suasana lagu indie di earphone yang ia kenakan.

Juni kembali memandang pian-pian kamar miliknya. Instagram di HP-nya dapat terlihat. Beberapa foto yang berisi seorang pria bersama kekasihnya membuat Juni merasa tertampar kenyataan. Namun, pandangan itu justru kembali padanya.

"Bodoh. Bodoh. Lalu, untuk apa aku memberinya kesan." Rintihnya.

Dari luar suasana lagu-lagu indie yang mengalun, aku dapat membayangkan dirinya. Rambut panjang Juni mengurai di ranjang. Lengan kanan gadis itu terangkat menutupi mata yang basah. Menahan rasa sakit di kejauhan hati paling dalam. Tangan kiri itu tetap menggenggam HP yang terasa menertawakan dirinya.

Pandangan mata sang pria dalam foto menghancurkan segalanya bagi Juni. Tangan yang lekat meraih tangan lainnya menyisakan rasa sakit di hati ini. Pilihan yang telah dibuat, keputusan yang sudah pasti, tak akan lagi bisa dirubah. Menemani kerapuhan yang kian merintih di petangnya pagi. Lengkap satu jiwa dengan foto-foto unggahan yang semenjak tadi memperjelas segalanya UNTUKKU maupun untuk JUNI.

Kenangan Juni - Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang