ONESHOOT-DYNAMITE

43 3 1
                                    

Dynamite—you give me new live and birth

Dynamite—you give me new live and birth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DYNAMITE

Laki-laki berseragam itu masih menjalani hari-hari seperti biasanya. Hari-hari yang dinilai orang lain suram untuknya, padahal dia merasa nyaman dengan kehidupan yang dia jalani. Tanpa senyuman dan suara. Tanpa berinteraksi layaknya makhluk sosial lainnya. Meski terkadang keinginan untuk berhenti itu muncul kepermukaan dan tak jarang membuat sang pemilik nyaris hilang dari pandangan.

Pagi-pagi sekali ia sudah sampai di sekolah, tempat di mana tiga tahun ia menimba ilmu. Setiap pagi dia langsung meletakkan tas ke kelas dan pergi ke perpustakaan sampai bel masuk berbunyi. Lagi-lagi tanpa senyum dan suara, ia langsung melenggang ke perpustakaan dan memberi hormat pada penjaga perpustakaan dengan membungkuk sebagai tanda hormat. Catat, dengan wajah datar.

Ia mencari buku yang belum diselesaikannya kemarin. Sambil bersenandung pelan, ia mulai duduk dan membaca bukunya. Tentang seni musik dunia. Tak memperhatikan seseorang yang masuk dengan sorot bingung karena tidak ada siapapun yang bisa membantunya.

"Permisi, boleh aku minta bantuan?"

Suara merdu yang menyapa rungunya membuat si empu terkejut dan menegakkan badan. Menoleh. Terkejut sekaligus kecewa. Bukan dia pasti salah lihat.

"Hello? Kamu dengerin aku kan?"

Pemuda itu terkesiap dari pemikirannya. Kemudian menuliskan sesuatu di sticky note yang selalu dibawanya.

"Apa?"

Gadis di depannya ikut duduk dan menerima sodoran kertas warna-warni itu. Keningnya berkerut bingung. "Kamu bisu?"

Ya

Pertanyaan konyol itu tanpa sengaja meluncur dari bibir ranum sang gadis. Meski sedetik kemudian dia menutup mulutnya. "Maaf, aku nggak bermaksud. Ah, lupain aja ya?"

"Kenalin, aku Tiara Somi, biasa dipanggil Somi, Somay, Ara. Kamu mau ngasih panggilan baru juga nggak apa. Tapi jangan 'sayang' kan kita baru kenal. Aku dari Palembang tapi nggak bisa bahasa Palembang, blasteran Korea tapi masih noob bicara Korea. Kamu?"

Pemuda itu menuliskan namanya di sticky note yang tadi diberikannya pada Somi. Ia menuliskan namanya.

"Orion Jayhope Teraba, semoga kamu ingat."

"Ya ingetlah! Pengingatanku masih bagus, nama kamu juga nggak susah amat. Indah lagi."

Jayhope tidak bereaksi apa-apa. Ia hanya menatap Somi dengan padangan biasa. Datar. "Jadi bisa bantu aku? Aku nggak nemu penjaga perpusnya, aku disuruh ambil buku di sini. Ck, orang bangsat itu yang bisanya nyuruh aja tanpa ngasih tahu. Aku kan murid baru!" jengkel menggebu dengan tangannya yang menepuk meja sangat keras. "Aw, sakit ternyata!"

DYNAMITE (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang