CHAPTER 1

6 0 0
                                    

Pagi yang cerah dengan matahari yang  mulai menampakkan sinarnya. Dengan udara segar pagi yang menemani. Musim kali ini masuk dalam musim semi. Itu makanya, pagi ini udara nya sangat segar sekali.

Cerah dan menyenangkan. Itu yang dirasakan oleh seorang gadis berusia 17 tahun. Ia baru saja pindah di tanah kelahirannya Busan, Korea Selatan. Sebelumnya ia tinggal di Los Angels, Amerika. Di LA, ia hanya bersama ayah dan kakak laki-laki nya sedangkan ibunya harus tetap berada di Busan untuk menjaga dan merawat nenek gadis itu. 

Kim Nari. Ya, itu nama dari 'seorang gadis' tadi. Ada arti tersendiri dari nama gadis itu dari orang tuanya. Nari sendiri berarti bunga lily yang indah. Ia lahir saat bunga lily yang ada di halaman samping rumah sakit tempat ia lahir bermekaran. Itulah kenapa nama gadis itu Kim Nari.

Alasan mengapa Kim Nari memutuskan kembali ke Busan, karena ia harus ikut ayahnya yang ditugaskan kembali di Busan, Korea Selatan. Perasaan nya senang sekaligus sedih. Senang, ia dapat berkumpul lagi dengan anggota keluarga yang lengkap tanpa harus berpisah dengan jarak yang jauh lagi. Sedih, karena ia harus meninggalkan sahabat dan juga teman-temannya  yang ada di LA. 

.

.

.

Busan, Korea Selatan. 08.00 a.m 

"Akhirnya sampai juga di Busan. Hahhhh...rinduku terbayarkan" kata Kim Nari dengan berjalan keluar menuju pintu exit bandara internasional Busan. Sambil meregangkan tangannya ke atas dan menghirup udara yang ada disekelilingnya itu.

"Hati-hati!...sadar nggak, kalo barusan perutmu habis terekspos dengan sempurnanya?" kata kakaknya sambil mengikatkan jaketnya ke pinggang adeknya itu.

Ya, lelaki yang barusan mengikatkan jaketnya dipinggang Kim Nari itu adalah kakak Kim Nari, Kim Hyeonjun.  Memang sama-sama bermarga Kim, tetapi untuk masalah karakter dan sifat ibaratnya seperti bulan dan matahari. Seakan-akan Kim Hyeonjun yang menjadi bulannya, menerangi dunia saat di malam yang sunyi. Kim Nari yang menjadi matahari, seakan-akan ia lah yang menemani banyak orang dari matahari terbit hingga matahari terbenam dan penuh akan gairah juga semangat di setiap harinya.

Kim Hyeonjun yang mempunyai karakter yang diam-diam perhatian dan pengertian ini, semasa sekolahnya memiliki masa-masa suramnya sendiri. Bagaimana tidak, dia termasuk lelaki populer semasa sekolahnya. Dikenal sebagai laki-laki yang diam dan cuek tetapi sebenarnya ia termasuk laki-laki yang penuh perhatian. Dikenal sebagai laki-laki yang juga tinggi semampai dengan tubuh atletisnya, dimana saat dia memakai seragam sekolahnya, terlihat bahunya yang lebar dan otot-otot lengannya yang menonjol di balik lengan seragam sekolahnya. Membuat sebagian besar siswi perempuan di sekolahnya dulu menaruh perhatian padanya.

"Hehe, maaf kakak. Habis nya aku capek banget. Bayangin aja dah, dari LA ke Busan gimana jauhnya. Duduuk terus. Capek banget gilakk..."

"Emang gue peduli yaa (?)" dengan gaya nya yang biasa, acuk tak acuh meskipun ia sedang berjalan berdua dengan adiknya itu.

"Dasar cuek, makanya nggak ada yang mau sama kakak. Makanya belum punya pacar. Makanya jomblo. Makanya belum NIKAH!!" teriak Kim Nari yang sudah mulai kesal dengan kakak cuek nya itu. Dengan menekankan kata terakhirnya.

"Udah udah. Kalian ini sudah sama-sama dewasanya. Tetep aja tengkar kayak anak kecil. Ini tempat umum, jangan memalukan, bisa kalian?!" kata ayahnya, Kim Suk-Chul. Yang sudah lelah dan hampir menyerah untuk menghadapi kedua anaknya itu.

"Bisa kok yah-/Bisa ayah" jawab Hyeonjun dan Nari bersamaan.

" Ya sudah. Bagus kalian berdua. Sekarang..gimana kalo kita makan..mm gimana kalo ayam goreng aja.."

"huwaaah maauuuu, aku udah lapaar yaah."

"Sama yah, aku juga"

"Yasudah, ayo kita sarapan dulu. Tapi, bukannya kamu sedang diet Nari-ah?"

"Hah???emang kapan aku ngomong gitu yah...aku nggak inget kalo aku diet.."

"Yah, kita jalan duluan aja deh. Tinggalin dia aja. Emang ayah masih nganggep Nari anak ayah?" celoteh Hyeonjun yang sambil menarik tangan ayahnya itu untuk berjalan mendahului Nari.

"Sebenarnya Hyeonjun, sedari dulu ayah tidak menganggap Nari sebagai anak ayah bahkan ayah berencana untuk menghapus namanya dari kartu keluarga kita" jawab ayah nya yang jahil. Dan sudah pastinya menahan ketawa juga. Dengan berjalan beriringan bersama Hyeonjun di depan Nari.

"AYAH SAMA KAKAK JAHAT IIH...NGGAK SUKA!!" jawab Nari sambil berteriak dengan berusaha untuk mengejar kakak dan ayahnya yang sudah berjalan mendahului. Sedangkan ayah dan kakaknya dengan tidak pedulinya, mereka berdua terus jalan menuju restoran yang menjual fried chicken di dekat bandara. (yaa yg diatas kan ayam goreng, anggap ajalaj ayam goreng itu fried chicken ceunaah, xixixi).

.

.

.

Kim Suk-Chul's House. 

"Mamaaa...aku kembali..aku pulaang...Rumah masih tetep sama ya, nggak ada yang berubah. ahh rindunyaa.." kata Nari saat membuka pintu rumahnya itu.

"Oh ya ampun, cucuku sayang sudah pulang. Sudah lama halmeoni tidak melihatmu dan memelukmu. Maafkan halmeoni Nari-ah karena aku harus sakit seperti ini...." kata nenek saat melihat Nari masuk ke dalam rumah. Sebenarnya, selama ini neneknya sakit stroke stadium 3. Butuh 3 tahun lamanya untuk menjalani semua pengobatan nya. Untung saja kakak laki-laki Nari, Hyeonjun dan ayahnya mempunyai jabatan tinggi dan ibunya juga seorang seniman pelukis ternama di Busan. Oleh karena itu, keluarga Nari dapat membiayai biaya pengobatan neneknya itu.

"Oh halmeoni...aku bener-bener kangen banget sama halmeoni. Huwaa neomu bogosipeo halmeonii..." kata Nari sambil memeluk neneknya itu

"Halmeoni, jangan bicara seperti itu. Halmeoni tidak salah. Memang roda kehidupan itu terus berputar." bicara seperti itu dengan tiba-tibanya, membuat halmeoni mereka sontak kaget.

"Aigoo Hyeonjun-ah...kau sudah dewasa dan bijaksana sekarang. Kau juga semakin tampan dan gagah seperti ayahmu saat muda dulu. Tapi sayangnya kau tak membawa seorang perempuan bersamamu saat ini untuk kau kenalkan padaku..."kata neneknya sambil menahan tawanya, karena ia tau cucu laki-laki yang juga ia banggakan dan andalkan itu tidak suka saat ia harus berbicara tentang pasangan dari mulutnya yang kesekian kalinya.

"Pssstt bwuhahah...Aigoo Hyeonjun-ssi...lihat...halmeoni aja bilang gitu..HAHAHA"

"Jangan seperti itu halmeoni. Tolong berhenti halmeoni..ini sudah yang ke-100 halmeoni berbicara perempuan di depanku...tenang, suatu hari nanti aku akan membawanya ke halmeoni...Dan untuk adik perempuanku..."

"hehee..apa kak?hahaa"

"DIAM DAN TUTUP MULUTMU ITU DAN NGGAK USAH IKUT CAMPUR URUSANKU" teriak Hyeonjun sambil melakukan pose yang ingin menjitak kepala adik perempuan nya itu.

Dan pada akhirnya Nari dan kakaknya harus berlarian ke sekeliling rumah, karena ulah Nari yang begitu nakal dan jahil terhadap kakaknya itu. Kejadian membuat penghuni rumah lainnya tersenyum. Begitu juga dengan para pelayan dan penjaga juga ikut tersenyum karena ulah mereka berdua itu. Kejadian ini sudah lama tak terjadi semenjak Nari, Hyeonjun, dan ayahnya pergi ke Los Angels dan neneknya harus memiliki perwatan terhadap penyakitnya yaitu stroke.

------

Tunggu kelanjutan dari cerita ini ya...

Disini aku butuh pendapat kalian buat tokoh utamanya Kim Nari dan Kim Hyeonjun juga tokoh utama lainnya. Kalau bia tokohnya idol kpop yaa:)...

Untuk kalian yang punya pendapat silahkan kirim pesan ke aku atau tinggalin komentar di sini yaa..

Suara terbanyak bakal aku pertimbangkan..😁

SEE YOU NEXT CHAPTER...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

20 (TWENTY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang