🌈

2 0 0
                                    


Jauh hari aku telah menggambarnya

Pelangi dan lengkap dengan pemandangan lainnya

Namun, hanya tiga warna di dalamnya

Hitam, putih, dan abu-abu sebagai pencampuran keduanya


Aku masih saja tidak bisa melupakan, dimana angin menyapu semua warna dalam lukisanku

Semua musim semiku lenyap, terganti dengan musim hujan yang dingin

Benar tebakanmu, itu tanggal 25 Februari 2020 ketika matahari tengah sibuk menerangi belahan bumi lain

Hingga kini aku masih berharap seseorang akan memberikan arna disetiap lukisanku

Entah itu orang lain, atau kamu sebagai pengharapan terbesarku

Walaupun kurasa itu mustahil terjadi kembali


Seseorang disana telah menghampiriku

Namun ia hanya memberi saran warna-warna indah di lukisanku, tanpa berniat mewarnai bersamaku

Aku tidak mengharapkannya, hanya menebak saja

Apakah ia jawaban atas doa-doa indahku, atau bukan

Tak ada harapan istimewa dengannya

Ia hanya wadah keluh kesahku bila aku lelah menggambar

Atau lelah menanti seorang pewarna


Terkadang aku lelah dengan penantian ini

Menanti seseorang yang siap mewarnai semua lukisanku

Yang akan menghadirkan kembali musim semiku yang hilang 

Namun aku percaya, Ia telah menuliskan yang terbaik untukku

aku hanya perlu bersiap-siap saja jika tiba giliranku


Inilah aku si dungu

Yang masih berharap kemustahilan

Yang akan terus melukis walaupun hanya monokrom dalam warnanya

Yang telah berusaha keras melupakan, namun masih saja diingatkan. 



25 Juni 2020

-npil-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unspoken WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang