Tetangga
Pak Damiun tinggal sendirian setelah istrinya meninggal.
Pak Damiun punya anak angkat, tapi sudah berkeluarga dan tinggal diluar pulau.
Pak Damiun tetangga yang biasa-biasa saja.
Dia juga jarang bergaul dengan bapak-bapak tetangga lainnya.
Dia hanya di rumah, menyapu halaman rumahnya, pergi ke mushala.
Kalau kebetulan bertemu tetangga di jalan, dia lebih sering disapa duluan.
Hanya pak Farid yang berusaha dekat dengan Pak Damiun, karena Pak Farid adalah ketua RT dia merasa bertanggung jawab terhadap kerukunan warganya.
Dia tidak lelah menyapa pak Damiun setiap ada kesempatan meskipun kadang-kadang dicuekin.
Pak Farid berbaik sangka, mungkin Pak Damiun lupa membawa kacamata sehingga susah mengenali warga yang berusaha ramah padanya.
Suatu hari pak Damiun sudah tiga hari tidak muncul di mushola.
Pak Farid khawatir. Rumahnya pun gelap gulita, padahal dia tidak melihat pak Damiun keluar rumah.
Pak Farid berinisiatif mendatangi rumahnya.
Dia mengetuk-ngetuk pintu dan bersalam, namun tidak ada jawaban.
Ada apa ya? Pak Damiun mengecek jendela, dan pintu belakang.
Pak Farid tidak enak hati. Telpon pak Damiun juga tidak di angkat.
Diapun berinisiatif mendobrak pintu.
Pintu diterobos, Pak Farid masuk mengajak serta beberapa warganya.
Dan menemukan Pak Damiun tergeletak di depan kamar mandinya.
Mereka segera membopongnya dan membawa ke rumah sakit.
Beruntung Pak Damiun masih bernyawa. Pak Damiun sempat sakit dan terjatuh depan kamar mandi, beruntung dia masih tertolong.
Karena tinggal sendiri, Pak Damiun makan tidak teratur sehingga terserang maag di usianya yang tidak muda.
Dia lemas, dan pingsan di depan kamar mandinya.
Sejak hari itu, Pak Farid dan Pak Damiun menjadi lebih dekat.
"Pak Dam, tidak usah sungkan jika perlu sesuatu. Kita ini tetangga, memang sudah seharusnya saling tolong menolong"
"Saya jadi ga enak pak"
Pak Farid juga kerap mengajak bapak-bapak warga lainnya untuk sering-sering bersilaturahmi.
Para bapak-bapak juga kerap berkumpul di rumah pak Damiun sekadar makan bersama.
"Pak Dam belum makan kan? Saya bawa tumis kangkung pak, ayo makan sama-sama" Tawar pak Farid.
"Saya bawa tahu tempe goreng pak" Kata pak Dulah.
"Saya bawa kerupuk dan sambal teri pak" kata pak Makmur.
"Saya bawa sayur asem dan ikan goreng pak" kata pak Nuh
"Saya bawa oseng-oseng jamur pak" kata pak Samsir
Pak Damiun hampir menangis sembari tersenyum,"Saya baru masak nasi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga
Short StoryTentang seorang tetangga bernama Pak Damiun yang tinggal sendiri di rumahnya dan kurang dekat dengan tetangganya yang lain.