Esoknya.
Aku berangkat dengan tas penuh buku, memakai helm coklat ku. Sampai nya di sekolah aku berjalan menyusuri lorong yang ramai dengan murid lain. Mereka menatapku."Pagiii!"
Sapa seseorang yang tampak asing bagiku. Membuat ku sedikit terkejut. "Kau adalah Huilen Biers ya? Aku Andien, kita akan sekelas" lanjutnya membuat senyum yang tak ada hentinya.
"Ehm, salam kenal"
"Ayo kita ke kelas, tak jauh dari sini!" ajak nya menarik tangan ku.
Hingga, kami masuk ke dalam kelas yang penuh dengan buku di tata rapi pada setiap rak nya. Ada loker di belakang bangku kami. Dan di dekat jendela tampak bagian luar, yaitu lapangan luas yang ramai dengan murid lain. Andien mulai duduk terlebih dahulu. Oh tidak! Wajah ku memerah, aku agak malu.
"Oh, kau! Anak baru ya. Apa kabar?" sapa seseorang lagi, ia tampak lebih berumur dan pakaian nya rapi tak kusut sama sekali.
"Aku baik, terimakasih"
"Aku Mr. Joseph. Silahkan duduk di bangku yang kosong disana!" tunjuk nya di bangku belakang. Aku berjalan dengan senyuman yang tersebar di wajah para teman baruku. Dan segera duduk karena malu.
"Hai!"
"Oh, hai juga!"
"Aku Josh, salam kenal" ucapnya yang duduk di depan ku.
"Ya, aku Huilen Biers. Salam kenal juga"
Perkenalan kali ini benar-benar sedikit mengejutkan ku. Tak ku sangka mereka seramah ini pada murid baru.
Aku mengeluarkan buku untuk mencatat pelajaran yang ditulis di papan tulis hitam itu. Beberapa kali melirik sekeliling ku, semuanya nampak antusias. Tapi di sebelah kanan ku terdapat bangku kosong yang untuk entah siapa.
"Kalian bisa berkenalan dengan murid baru nanti, kali ini mari kita pelajaran." kata Mr. Joseph. Semua nya mengangguk dan beberapa menatap ku. Ah, malu sekali rasanya.
Sampai saatnya istirahat.
Aku duduk bersama Andien dan beberapa teman lagi. Ada Josh, Michael, dan Catherine. Aku hanya memakan burger double meet tanpa sayuran, dan soda sebagai minuman ku."Apa kabar orang tua mu?" tanya Josh.
"Ibu ku baik, Ayah ku juga. Ku harap"
"Bisa kau perkenalkan dirimu?" sahut Catherine.
"Ehm, dulu aku tinggal di Los Angeles sebelum kemari. Aku dan Ibuku pindah karena ia bercerai dengan Ayahku. Entah kenapa, bahkan tak ada pertengkaran. Atau aku saja yang tak tau"
"Ah, maaf"
"Tak apa, itu juga bagian dari diriku" balas ku tersenyum.
"Oh ya, kenapa Peter tidak masuk? Ada apa? Kenapa dia?" kata Michael mencoba mengganti topik.
"Aku dengar dia di Texas, ada acara di sana" balas Andien dengan makanan di dalam mulutnya.
"By the way, Peter itu teman baik kami. Dia biasanya duduk di tempat yang kau duduki. Tapi sekarang kau boleh duduk dengan kami, haha"
Mereka sangat cerewet. Tapi aku sedikit terhibur karena ada mereka.
Saat pulang sekolah.
Aku segera pergi ke kamar sesampainya di rumah. Mendengarkan musik lewat earpod ku dan bermalas-malasan di kasur. Sesekali aku berjalan kesana kemari, berkaca, dan mengeluarkan setengah tubuh ku keluar jendela.Bosan datang, dan membuatku menuju lantai bawah. Duduk di kursi depan rumah, dan melihat sekeliling yang begitu indah. Aku agak malu untuk bersapa tegur dengan yang lainnya.
Beberapa menit berlalu. Dan aku melihat seorang pemuda memarkirkan motor Ducati besarnya di seberang rumah ku. Ia melihatku, tersenyum padaku, dan spontan ku balas senyum nya. Lalu kakinya berjalan memasuki rumah itu, rumah yang bersebrangan dengan rumah ku.
Wajahnya benar-benar menawan, indah. Rambutnya coklat perunggu, dan nampak berantakan. Matanya terlihat kecil dari kejauhan dengan bola mata coklat bersinar. Berperawakan tinggi namun berotot.
Aku sungguh ingin tau, sungguh.
Siapa dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROPE
RomanceSebuah cerita tentang gadis muda yang tinggal di rumah barunya, bersama Ibunya yang usai bercerai dengan sang Ayah. Hari-hari nya tampak muram karena perceraian itu. Hingga ia bertemu dengan seorang pemuda yang tinggal di seberang rumahnya. Membuatn...