Pernah nangis karena takut? Bukan takut karena gelap atau takut karena kerumunan orang-orang besar dan tinggi, Tapi takut seseorang yang kamu sayangi bertindak gegabah. Tidak ada yang salah mengenai itu, Hanya saja ada rasa ingin marah, namun ditolak mentah, lisan tidak mampu mengutarakan. Beberapa orang menyepelekan, beberapa orang menganggap "Halah, gitu doang dibawa ribet, biarin aja." "Lebay banget sih jd cewe." Or anything they say. Sepele, iya aku tau. But hey, Sesuatu yang sepele itu justru bisa mengubah semuanya. Seperti seorang ibu yang memarahi anaknya ketika asik bermain hujan, Dia marah karena dia sayang. Hujan memang menyenangkan, setiap tetesnya menyegarkan, setiap genangan yang memberi kepuasan, Tapi setelahnya? Demam, Flu, Batuk, Masuk angin, makanpun malas. Paham kan?
Dulu aku salah, Karena bersikap 'terserah'. Kali ini aku tidak ingin lagi, terlalu lepas tangan dan berujung kepergian. Tidak lagi bodo amat tentang kehidupan pribadi seseorang, Tidak lagi berkata 'asal kamu senang', Tidak lagi merasa aku tidak dibutuhkan. Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu, Aku ingin jadi orang penting yang ikut berjuang untuk masa depanmu, Aku ingin jadi bagian yang menahanmu bergerak mundur.
Aku ingin menjadi bagian yang mengekang waktumu.
Aku ingin jadi manusia cerewet yang melarang-larang kegiatanmu.
Aku ingin menjadi wanita menyebalkan yang terus membuntuti aktivitasmu.
Aku ingin menjadi wanita pemarah yang menggerutu karena kesalahan sepelemu.
Aku ingin menjadi wanita yang sabar dengan sifat manjamu.Hanya sebuah keinginan. Kenyataan bahwa aku tidak berusaha membenahi diriku sendiri, bahkan ketika aku berusaha membenahi orang lain. Menyedihkan.
11 pm
13/08/20