Chapter : 01

413 36 3
                                    

Sosok Pria yang berwajah dingin dengan pakaian serba putih dan pita dahi di kepalanya tenggah menelusuri lororong kayu berwarna coklat dan angin pagi yang segar juga dingin seakan mengirim suara-suara yang di rindukannya.

"Lan Zhan_".....

Pria itu berhenti sejenak raut wajahnya berubah muram, mata emasnya menulisuri ruangan itu tapi tidak ada sosok orang yang di carinya.

"Wangji"

Pria itu berbalik seakan namanya di panggil oleh seseorang yang ia kenal, dan mendapati Lan Xichen yang berdiri dengan senyum khasnya yang ramah.

Pria yang bernama lan Wangji itu pun membungkuk memberi salam kepada sang Kaka.

"Wangji, Paman menunggu mu"

Lan Wangji menggangguk lalu berjalan mengikuti Lan Xichen dari belakang menuju ruanggan dengan pintu bermotif awan putih yang ke biru-biruan dan memiliki kelopak daun di setiap sudut ujung pintu kayu itu.

Lan Xichen membuka pintu terlihat sosok tua yang menunggu di meja dengan segelas teh di tanggannya lalu menurunkannya setelah melihat sosok Lan Xichen dan Lan Wangji.

"Paman" Lan Xichen membungkuk memberi hormat lalu di ikuti Lan Wangji.

Lan Qiren menutup mata sebentar menatap sosok yang ada di hadapannya.

Lan Wangji berjalan menghadap Lan Qiren lalu ia terduduk dengan lutut menahannya dan menundukan kepala.

"Wanji salah dan akan menerima hukuman"

Lan Qiren menggangguk Lan Xichen merasa sedih pasal nya setelah pemusnahan Wei Wuxian di kota tampa malam Lan Wangji menggeram diri di Jingshi saat pemulihan karna pertarungan bukan menggalahkan Wei Wuxian namun membelanya.
Dan saat menggetahui bahwa Wei Wuxian mati Lan Wangji sanggat terpukul,Lan Xichen tahu perasaan sang adik pada pemuda yang bernama Wei Wuxian setelah sepeninggalnya beberapa hari lalu.
Dan Kali ini Lan Wangji harus menerima hukuman paadahal luka-luka yang di deritanya belum cukup membaik.

"Xichen Siap kan bebera Orang untuk hukuman Wangji"

Lan Xichen tidak tega melihat adiknya namun dia tidak bisa melakukan apapun karna yang di lakukan Lan Wangji memang salah.

Lan Xichen menggangguk lalu berjalan keluar.

Lan Wangji masih dalam posisi sebelumnya air mata lolos begitu saja dari mata emasnya dia bukan menangisi nasibnya melainkan sosok orang yang membuatnya terus menggingat senyum dari wajah cerianya setiap saat.

*
*
*
Lan Wangji tenggah duduk dengan lutut kakinya sebagai penahan di sebuah ruanggan berbeda dari beberapa menit yang lalu.

Terlihat peraturan Gusu yang terpampang di bebrapa dingding ruanggan itu mungkin untuk menggingatkan seseorang tentang peraturan Gusu.

"Wangji"

Lan Wangji mendongkak melihat sang kaka dengan wajah sedihnya.
lalu datang beberapa orang yang berpakaian serba putih khas pakaian Gusu di ikuti oleh Lan Qiren dan tetua lainnya.
Lan Qiren beserta tetua Gusu dan Lan Xichen berdiri di hadapan Lan Wangji yang tenggah duduk dengan wajah setenggah menunduk beberapa orang yang berada di kanan kirinya Lan Wangji tenggah memegang Kayu besar dan panjang dan beberapa tulisan tertara di sana.

Lan Wangji duduk tegak dengan wajah menggarah ke depan menatap kosong seakan ia melihat sosok pria dengan pakaian hitam dan ikat rambut merah, tenggah melihatnya dengan senyuman khasnya Lan Wangji menatapnya lalu sosok itu seketika menggeluarkan air mata di mata abunya.

Lan Wangji merasakan Pukulan dari punggungnya, ia tidak memperlihatkan rasa sakit yang menghujaninya berulang kali.

Sosok itu menghilang seakan tidak ingin melihat Lan Wangji di pukuli.
Lan Wangji hanya terus menyebutkan namanya tampa suara.

Lan Wangji Longs (WangXian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang