#1

52 3 0
                                    

Hawa dingin yang sedari tadi datang dengan tiupan kecil dari angin membuat badan Dilla tambah malas untuk bangun, padahal hari ini ada kelas pagi. Kos-kosan yang memang letaknya diperbukitan yang engga begitu jauh dari perkotaan itu selalu membawa rasa malas setiap hari.

Entah kenapa jarum jam berputar begitu cepat layaknya anak laki-laki yang sedang mengejar layangan.

"aduh, kenapa harus jam segini sih" gumam Dilla

Terpaksa dia harus melawan rasa malas yang sudah mendarah daging itu. Tanpa pikir panjang, Dilla hanya bermodalkan parfum dan langsung berangkat ke kampus dengan sepeda motor matic yang entah kapan terakhir ia service, saking malasnya dia.

Setelah lima belas menit perjalanan dia tiba di kampus. Dari ujung parkiran, seorang wanita yang sudah tak asing lagi bagi Dilla teriak memanggil

"Laniii!!"

Ya, cuma dia yang manggil Dilla jadi Lani. Andin Putri namanya. Seorang wanita yang muka nya selalu ada diexplore instagram itu sahabat nya Dilla sejak masuk di kuliahan.

"Hmm jangan teriak-teriak bisa kan Andin yang cantiikk??" sahut Dilla

"Hehe iya maaf lan. tumben kamu berangkat nya engga telat?? ejek Andin pada sahabat nya itu.

Dilla mengernyitkan dahi.

Dilla memang suka telat ke kampus karena motor matic nya sering macet dijalan, entah apa penyebabnya motor itu jadi pemalas, tidak jauh beda sama pemiliknya. Sambil jalan menuju kelas, mereka berdua ngobrol tentang konspirasi yang lagi rame di negara nya. Dilihatnya Andin bicara sambil memainkan lipstick merah dibibirnya.

"Dasar selebgram" Dilla menggerutu.

Suara detik jarum jam terdengar lebih keras ketimbang suara dosen yang berkumis tebal itu. Bosan dengan urusan duniawi yang dihadapi nya, Dilla langsung mengambil earphone yang berada didalam tas tote bag warna hitam milikya itu. Musik pop dari Danilla masih jadi andalan dikala bosan dengan pak kumis tebal.

Setelah kelas diakhiri, Dilla dan Andin bergegas menuju kantin kampus. Jalan dengan Andin kini tidak seperti dulu sebelum dia jadi selebgram. Wanita yang dulu masih lugu itu kini sudah jadi pusat perhatian se kampus, entah kenapa dia bisa se cantik sekarang.

"Buk, nasi rawon nya satu sama es jeruk yaa" pinta Dilla pada ibu kantin

"Lan, kenapa orang tua berkumis tebal itu selalu kasih tugas yang susah-susah sih.."

"Mana ku tahu, emang dia bapak ku"

"Hmm besok malam kita buat bareng aja di cafe dekat taman kota gimana lan ?? cakep loh barista nya"

Dilla mengiyakan tawaran sahabat nya itu sambil menyantap nasi rawon dihadapan nya.

"Andin, udah jam 3 nih. aku pulang dulu ya, ada hal yang belum aku beresin di kos-kosan."

"Ada apa sih lan ??"

"Kamu mau nyuci semua pakaian kotor ku??"

"Iyadeh, dasar pemalas."

Sudah 10 menit dia diparkiran karena motor nya merengek seakan enggan untuk berjalan lagi, paksaan yang dibuat oleh Dilla akhirnya bisa buat motor itu hidup kembali. Dilihatnya langit sore yang membawa ketenangan itu dijalanan, dia jadi teringat dengan masa lalu nya. Ya, dia belum bisa melupakan kenangan itu.

Setengah perjalanan, motor matic yang dikendarainya itu tiba-tiba mogok.

"Kenapa lagi dengan mu sayangku?? jangan sering ngambek dong" Dilla menghibur motor nya dengan harapan bisa hidup kembali.

Dilla akhirnya pasrah, bingung mau ngapain lagi kecuali menunggu orang yang datang membantunya. Tak lama ia melamun, datang seorang pria dengan motor tua yang dikendarai nya. Pria dengan jaket denim dan helm bogo itu terlihat menawan dimata Dilla.

"Motornya mogok mbak ??"

"Ah iya mas, sudah lama ga dibawa ke bengkel ini"

"Yaudah, aku bantu jalan mbak" Pinta pria itu

Dilla memastikan betul pria itu bahwa yang sedang dihadapinya ini bukan orang jahat.

"Kenapa mbak? ada yang salah? niat ku baik mbak.."

"Eh yaudah mas, makasih ya"

Pria itu membalas dengan senyum manis nya.


"Terima kasih" ucap Dilla ketika sampai didepan kos-kosan nya

"Iya sama-sama mbak. Lain kali dicek dulu sebelum jalan. Saya pamit dulu mbak."

Dilla mengangguk dengan rasa malu dan tersipu dari tingkah pria itu.

Sampai akhirnya diranjang, badan nya direbahkan seolah-olah lagi terbang dikhayangan. Dalam hatinya penuh tanda tanya siapakah pria itu.

Terjebak Oleh KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang