[AU | Yunho x Seonghwa]
.
.
.
.
.
.
.
.Seonghwa tak pernah tahu apa yang akan ia dapatkan sebelum pria itu datang di hidupnya. Yang ia kira hanya sekedar singgah, namun nyatanya menjadi rumah yang lain bagi Seonghwa. Seseorang yang memenuhi hati pun pikirannya. Wajah yang muncul dalam bayang-bayangnya sebelum terlelap. Ia jatuh cinta pada seseorang tersebut. Jeong Yunho.
"Mars.." suara lembut itu mengalun menelusup indera pendengaran Park Seonghwa yang kini tengah melamun di balkon kamarnya. Ia berbalik mendapati sosok yang lebih tinggi darinya sudah berdiri diambang pintu sembari menatapnya.
"Sejak kapan kau disini?" tanyanya tanpa beranjak dari posisinya saat ini, sementara pria didepannya melangkah maju guna mendekat pada Seonghwa. Kedua tangannya melingkar pada tubuh yang lebih kecil itu, memeluknya dengan gemas.
"Sejak tadi? Memang tidak mendengar suara pintu?" Yunho tertawa pelan sembari melepas pelukannya, menatap Seonghwa yang terdiam menatapnya. Wajahnya memerah karena dinginnya udara malam. Ditangkupnya wajah sang tercinta lantas mendaratkan kecupan ringan pada keningnya.
"Yunho...aku rindu" bisik Seonghwa yang kemudian memeluk Yunho dengan erat.
Pelukannya terbalas. Yunho mengusap lembut kepala Seonghwa, merasakan pelukan rindu yang terasa begitu hangat. Kedua sudut bibirnya naik membentuk senyuman. Senang karena bisa bertemu Seonghwa disela kesibukan masing-masing.
"Aku juga merindukanmu, Mars."
***
"Udara sedingin ini, dan kau malah berada diluar. Memikirkan apa, Mars?" tanya Yunho. Kedua tangannya menangkup wajah Seonghwa lantas menatap kedua matanya.
Seonghwa menggeleng pelan, meyakinkan Yunho kalau dirinya baik-baik saja. Lagipula Yunho sudah berada didepan matanya, rasa rindu itu sudah menguap sedikit demi sedikit.
"Tak apa. Hanya...rindu?" jawabnya yang dibalas sebuah tawa kecil dari si pendengar. Merindu sampai segitunya membuat Yunho gemas. "Yunho? Kiss?"
Wajah Seonghwa yang semula memerah kini memanas karena ucapannya sendiri. Malu, tapi ia hanya mencoba jujur. Padahal ia bisa saja mencium Yunho tanpa minta izin. Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, belah bibir milik Yunho sudah mendarat pada bibir Seonghwa. Memberi kecupan dan lumatan kecil disana yang dibalas oleh targetnya.
Keduanya menikmati permainan bibir dan lidah masing-masing dalam pelukan erat mereka. Rasanya lebih hangat. Namun Seonghwa ingin lebih. Ia sangat merindu pria ini.
"Yunho~"
***
Entah sudah berapa menit mereka larut dalam ciuman panas tersebut, membangunkan naluri Yunho untuk memiliki dan mendominasi. Tautan lidah mereka terhenti. Yunho membawa Seonghwa untuk masuk kedalam kamarnya pun menutup pintu yang menjadi batas menuju balkon tersebut. Ia mendudukkan diri pada tepi kasur lantas menarik Seonghwa untuk duduk dipangkuannya. Bibir milik Yunho mulai menjelajah area wajah Seonghwa, turun menuju rahang dan lehernya.
"Nhㅡ"
Jemari Seonghwa secara reflek meremas bahu lebar Jeong Yunho, menikmati setiap cumbuan sang adam pada lehernya yang kini tertandai dengan bercak merah. Jelas ia tak menolak, bahkan Seonghwa mendongakkan kepalanya agar Yunho lebih leluasa menikmati bagian tersebut.
"Mars. Milikku." bisik Yunho pada telinga Seonghwa, membuat empunya meremang dan melemas saat itu juga. Seonghwa menggigit bibir bawahnya, sebisa mungkin menahan suaranya agar tak menjerit tiba-tiba karena perlakuan Yunho.
Cumbuan itu masih berlanjut, beralih pada dada Seonghwa yang entah sejak kapan kancing piyamanya sudah terbuka menampakkan kulitnya. Lidah milik Yunho bergerak menyentuh bagian sensitifnya, menjilat dan menghisapnya hingga mencuat.
Ini gila.
Tapi Seonghwa menyukainya.
***
Seonghwa dapat merasakan sesuatu yang keras menyentuh pahanya. Diliriknya bagian bawah Yunho sudah bereaksi, menonjolkan diri dalam balutan celana jeansnya.
"Yunho..hh aku ingin ini"
Jemarinya secara perlahan mengusap dan menekan bagian bawah milik Yunho. Sementara Yunho mulai merasa sesak dengan nafas yang memberat. Sedetik kemudian Seonghwa beranjak dari pangkuan Yunho, ia berlutut didepan kedua kaki sang terkasih yang kini memperlihatkan bagian kebanggaannya. Seonghwa menggenggam bagian tersebut, memijatnya dari bawah keatas pun sebaliknya. Lidahnya menyentuh bagian ujung dari benda keras di genggamannya, bergerak memutar dan mengulum lantas memasukkan setengahnya kedalam mulut. Milik Yunho besar untuk Seonghwa. Tapi ia akan tetap menikmati seluruhnya.
Deepthroat bukan hal yang buruk.
"Hh.."
Yunho menikmati setiap kuluman dan hisapan yang memanja miliknya hingga cairan pra-klimaksnya terpancing keluar. Ia belum ingin mengeluarkan semuanya, tapi membiarkan miliknya bermain didalam mulut Seonghwa. Ditahannya kepala Seonghwa kemudian menariknya untuk bangkit dari posisi dan kembali dalam pangkuannya. Yunho lebih suka memasuki Seonghwa dan memenuhinya dengan cairan cinta miliknya.
Wajah submisifnya nampak begitu sayu dan sangat merah. Namun hal tersebut semakin memicu Yunho untuk membuat Seonghwa lebih berantakan dari ini. Kedua tangan Seonghwa melingkar pada leher Yunho, memeluknya erat sementara bagian bawahnya bergerak menggesek milik Yunho yang semakin mengeras.
"Fuck meㅡ"
***
"Aa-aah!"
Seonghwa meringis menggigit bibirnya sendiri. Jemarinya mencengkram helaian merah muda milik Yunho, menyalurkan rasa sakit dibagian bawahnya yang kini terisi dengan milik pria tersebut. Yunho menikmati bagaimana rasanya terhisap oleh bagian tubuh Seonghwa yang begitu lapar dibawah sana. Ia menatap wajah yang dicinta. Begitu menggairahkan. Kembali diciumnya bibir merah milik Seonghwa, melumatnya dengan nafsu. Seonghwa mulai bergerak, naik dan turun memompa benda didalamnya saat lumatan bibir mereka terhenti. Dua jari digigitnya guna meredam suara yang memancing birahi. Ia hanya tak mau ada yang mendengarnya selain Yunho. Namun Yunho menyingkirkannya. Ingin mendengar jeritan pasrah Park Seonghwa dalam dominasinya.
"Say it..hh say my name."
Yunho menahan tubuh Seonghwa yang bergerak, lantas membaringkannya diatas kasur untuk kembali memimpin permainan. Ia bergerak dengan tempo yang teratur. Perlahan lalu dengan cepat menusuk titik terdalam Seonghwa yang kemudian membuat empunya menjerit tertahan. Sakit dan nikmat yang Seonghwa rasakan saat ini. Tapi enggan untuk berhenti.
"Yunhoㅡaah! Ssh..there"
Tubuh Seonghwa menegang, mengeluarkan cairannya lebih dulu disusul dengan Yunho yang melepaskan muatannya memenuhi tubuh Park Seonghwa. Nafas mereka begitu memburu. Tubuh yang memanas mengalahkan dinginnya udara malam sudah menjadi bukti gelisah rindu yang terhapus.
"I love you, Mars." bisik Yunho sembari mencium kening kesayangannya.
"I love you too, Yunho.."
-END-
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Author note: mohon maaf jika cerita singkat ini benar benar singkat seperti dia yang sekedar mampir dihati. Karena ini memang sefruit penggabutan saya 🙏🏻