***
Dan seperti janji Jungkook tadi. Dia akan menuruti kemauan Jimin-sex; bercinta. menyetubuhinya.
Tangan Jimin di tarik Jungkook masuk ke kamarnya, tidak lupa mengunci pintu. Satu tangan Jungkook bergerak melucuti satu-persatu pakaian Jimin sementara bibirnya sudah memerangkap bibir lawan.
"Ini yang kamu mau, 'kan?" Jungkook mengakhiri ciuman liar mereka. Di tatapnya wajah Jimin yang memerah dengan nafas terengah-engah.
"Apa itu tadi.. ciuman?" tanya Jimin polos.
Jungkook mengangguk. "Gimana rasanya?" jari Jungkook bergerak mengusap seduktif bibir bawah Jimin yang mulai membengkak, mengusapi air liurnya yang tertinggal.
"Enak, walaupun Jimin hampir kehabisan nafas."
Jungkook terkekeh mendengar penuturan polos pemuda manis di depannya.
"Kamu yakin mau lanjutin? Aku gak mau bikin kamu sakit nantinya."
"Jimin yakin." jawab Jimin teguh.
Mendengarnya, Jungkook kembali menciumi Jimin. Melumat habis bibirnya atas-bawah bergantian sembari ia menggiring Jimin untuk berbaring di kasur miliknya.
Baju atas Jimin sudah terbuka sempurna, menampilkan kulit halus dan seputih susu yang membuat sesuatu di bawah sana semakin mengeras.
Jangan pikir selama ini Jungkook tak bernafsu melihat Jimin. Justru ia harus mati-matian menahan hormonnya agar tak menerjang Jimin saat itu juga. Itu pula sebabnya ia jarang memperhatikan Jimin saat mereka sedang mengobrol. Ia lebih sering menunduk atau menatap ke arah lain, karena sungguh, Jungkook tidak pernah bisa menahan diri. Jungkook sendiri tidak mengerti mengapa miliknya begitu sensitif terhadap Jimin.
Ciuman Jungkook turun ke dagu lalu ke dadanya. Jimin menahan nafas ketika mulut Jungkook menyedot putingnya kuat, seolah ingin menghisap sari-sarinya. Lidah pemuda itu gencar memainkan tonjolan kecil di tengah aerola Jimin. Membuat Jimin mengejang, dan perutnya melilit. Tubuhnya terasa ringan dan seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan dalam dadanya, menggelitik tiap inchi tubuhnya.
"Aahh.. Kookieh.."
Jimin kepayahan. Bibir Jungkook berpindah dari kanan-ke kiri, begitu terus hingga Jimin tak mampu untuk tidak mendesah.
Udara dingin dari hembusan Air Conditioner yang bersinggungan langsung dengan kulit dadanya yang terbuka dan basah oleh liur Jungkook, menambah sensasi lain, membuatnya semakin lupa diri.
Jungkook mengangkat kepalanya kemudian, tersenyum puas setelah melukis tanda-tanda di tubuh mulus Jimin.
"Apa enak?" tanya Jungkook yang matanya sudah di penuhi kabut nafsu.
Jimin mengangguk malu-malu. "Badan Jimin rasanya enteng. Apa ini yang kak Seokjin maksud, ya?"
Jungkook terkekeh. "Ini baru awalannya saja."
Kemudian Jungkook melepas baju dan celananya sekaligus. Menyisakan celana dalam ketat yang membalut miliknya yang besar. Tanpa mengetahui jika makhluk di bawahnya memerhatikan dengan mata membulat lucu.
Jimin meneguk ludah. Nafasnya tertahan di tenggorokan ketika otot-otot itu nampak jelas di depan mata. Jimin tidak pernah tahu Jungkook memiliki semua itu; sixpack, bisep dan uh..
Apa itu burung Kookie?
Jimin menatap tanpa kedip sesuatu di pusat tubuh Jungkook yang tampak menonjol.
"Kamu lihat apa?" tanya Jungkook yang menjulang di hadapan Jimin. "Oh, mau lihat ini?"
"Eh?" Wajah Jimin makin terbakar rasanya. Ia jelas-jelas ketahuan memerhatikan milik Jungkook. "Aku gak, kok." suaranya tergagap dan Jungkook tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
more than blue
Fanfiction[Kookmin-Jikook] Warn; → Boyslove → Mature, Nc (18) → No kidos! Ps: tidak suka silahkan pergi!