Pagi yang cerah ini, seolah tidak menggoyahkan seorang gadis yang tetap nyaman bergelut di dalam selimutnya. Sampai suara lembut mulai menelusuk masuk ke gendang telinganya itu.
"Nara, ayo bangun sayang. Kamu ngga sekolah apa bagaimana? Kasihan Naren udah nunggu kamu daritadi." suara tersebut di sertai dengan elusan di kepala seorang bernama lengkap Nareswara Jingga.
"Hmm... Jam berapa sekarang ma?" tanyanya sambil mulai membuka matanya itu.
"Udah jam 6, buruan mandi sana nanti terlambat." wanita paruh baya yang di panggil mama tersebut segera beranjak untuk keluar kamar anak gadisnya itu."
"Iya ma...." sambil melakukan peregangan sebentar, gadis itu segera mengambil handuknya dan berjalan ke kamar mandi.
"Ren, ayah sama bunda kamu pergi kemana? Pagi - pagi kok dandanannya udah rapi gitu, mana bawa koper segala" tanya wanita paruh baya itu kepada seorang pemuda yang sedang menikmati sarapannya
"Biasalah ma, mereka pergi keluar kota sekalian mau travelling katanya. Sampai aku ngga dikasih makan ini" ucapnya sambil menghabiskan sisa makanan yang ada di piringnya
"Ooh gitu, yaudah lah mungkin mereka juga butuh refreshing Ren. Kamu kalau laper tinggal kesini aja atau nanti biar Nara yang bawain makanan ke rumah kamu."
"Tanpa disuruh udah minta kesini ma hehe.. "
"Bener juga kamu Ren. Nih bekal buat kamu, nanti jangan lupa dimakan sekalian hemat uang jajan tuh."
Dengan senang hati, pemuda itu langsung mengambil bekalnya "Wah makasih ma, tau aja kalau Narendra ini sedang berada dalam fase penghematan uang jajan."
"Iya sama - sama. Ren, coba kamu naik ke atas lalu panggil Nara. Daritadi kok ngga turun - turun anak itu. Kasihan kamu nanti ikutan terlambat kalau dia kelamaan. "
"Memang kebiasaan itu anak ma."
Dengan berat hati, pemuda itu mulai berjalan ke arah tangga dan menaikinya. Tanpa perlu bertanya - tanya lagi, pemuda yang sudah lengkap memakai seragam sekolah tersebut langsung berjalan ke arah sebuah pintu dengan sebuah gantungan berukiran nama Nareswara Jingga itu.
Tidak sengaja ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 6.30. Langsung saja ia mengetuk dengan penuh emosi sembari memanggil nama si pemilik kamar "Ra, lu mau sampai kapan dandan? Udah siang ini astaga!!"
Bersamaan dengan selesainya kalimat itu, pintu tersebut terbuka dan menampilkan seorang gadis yang sudah memakai seragam rapi beserta tas yang bertengger di punggung mungilnya.
"Hehe maaf ya Naren sayang, biasalah hari pertama setelah resmi menjadi murid SMA itu harus perfect dandanannya." kekehnya sambil menarik tangan Naren
Dengan tampang yang masih sedikit emosi, ia berjalan mengikuti langkah kaki teman perempuannya.
"Selamat pagi mama cantik! Nara berangkat dulu ya ma." sapanya sambil memasukkan bekal yang sudah diyakini bahwa itu memang di peruntukkan untuknya.
Karena sudah mengetahui kebiasaan putrinya yang tidak pernah sarapan pagi, ia segera berseru "Hati - hati ya, jangan lupa pakai helm."
Dengan sedikit tergesa, Nara mengambil helm nya lalu menjawab seruan dari mamanya tersebut "Siap bu bos! Ayo Ren kita segera berangkat!!"
"Ma, Naren berangkat dulu ya." tidak lupa juga sambil mencium punggung tangan wanita paruh baya itu selayaknya kegiatan yang biasa dilakukannya kepada bundanya.
"Hati - hati Ren, titip Nara ya. Kalau dia nakal laporin ke mama nanti."
"Iya ma siap." segera saja Naren berjalan menyusul Nara yang ternyata sudah berada di luar daritadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You - Huang Renjun
FanfictionCukup Jingga di hati Arjun, dan begitupun cukup Arjun di hati Jingga. Sejatinya se-mudah itu, namun yang namanya takdir, ego, dan waktu seakan memperlambatnya.