Prolog

11 0 0
                                    

Mendung. Selalu saja seperti ini.

Acap kali Hera pulang dari sekolah, gumpalan awan hitam disertai petir itu selalu menyambut kepulangannya. Entah mengapa. Tetapi cuaca tersebut juga mengawali perasaan Hera sekarang.

Dirinya kacau. Amarahnya meluap dan siap meletus kapan saja. Ia juga ingin menangis, tetapi rasanya sulit untuk dilakukan.

Hera melangkahkan kakinya dengan susah payah meninggalkan rumah sakit tersebut. Ia sama sekali tidak berniat menunggu di halte bus, jadi ia pergi menjauh tanpa tahu di mana arah rumahnya.

Atau mungkin disengaja agar tidak pulang ke rumah.

Dunia sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Hera memaklumi itu. Saking sibuknya mereka tidak menyadari gadis lesu yang berjalan dengan tongkat alat bantu di sepanjang trotoar. Tak apa, Hera juga memaklumi itu.

Toh kan sedari dulu juga tidak ada yang pernah peduli padanya.

Awan gelap itu mendatangkan hujan yang deras, membuat orang-orang dengan cepat mencari tempat untuk berteduh. Lain dengan Hera. Ia terus melangkah gontai. Tak peduli dengan rintikan hujan yang terus menghantamnya atau hawa dingin yang menyelimutinya.

Kalau boleh, kenapa tak sekalian ajal menjeputnya juga? Jiwanya sudah tak ingin ada di dunia—oh bukan, lebih tepatnya ia sudah lelah berada di neraka.

"Bodoh."

Hera merasakan pening di kepalanya. Ia bahkan tidak dapat mencerna siapa yang tadi mencelanya. Pandangannya kabur, tubuhnya juga terasa lemas.

"Tolong... hiks..." lirihnya.

Dan sesaat, yang Hera rasakan sekarang adalah tubuhnya jatuh mengenai tanah yang basah. Segalanya pun menjadi berwarna hitam.

──ཹ🌹

lakonbumi mempersembahkan ;

❝Terbang setinggi mungkin, hirup udara segar sebanyak yang kau perlukan, dan lihat betapa hijaunya dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terbang setinggi mungkin, hirup udara segar sebanyak yang kau perlukan, dan lihat betapa hijaunya dunia. Sekarang kau bebas, Hera.

-;🍁














Lakon-lakon utama ;

Lakon-lakon utama ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*tokoh sewaktu-waktu dapat bertambah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*tokoh sewaktu-waktu dapat bertambah









"Mau bagaimanapun kerasnya dunia, sandaranku akan selalu kuat untuk menopang keluh kesahmu."

©lakonbumi, 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

O1 | Langgas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang